Ketika anda berjalan dari Jalan Garuda, lambat laun anda akan menyadari bahwa deretan toko sudah berkurang dan mulai tergantikan dengan rumah biasa. Ketika anda sudah sampai di depan mess perwira Angkatan Laut, maka anda sudah sangat dekat dengan Teluk Kupang sebelah timur. Tidak lama sesudah itu, anda akan berjumpa dengan sebuah pondokan beratap rumbia dengan pintu dorong yang unik karena berbentuk lambang Yin dan Yang dalam kebudayaan Taoisme. Itulah L’ Avalon bar yang menjadi pembuka untuk wilayah Teluk Kupang sebelah timur.
Sangat berbeda dan kontras dengan sisi baratnya, Teluk Kupang sebelah timur adalah sebuah pantai sejati dengan kondisi yang layak untuk dijadikan tempat wisata. Teluk Kupang bagian ini memiliki garis pantai yang lebih panjang dibanding dengan sebelah baratnya. Tercatat sejumlah hotel yang mengelilingi teluk ini yakni mulai dari sebelah barat L’Avalon Backpacker, Hotel Susi, Hotel Maliana, Hotel Maya, dan Hotel Pantai Timor. Sejumlah bank dan atm pun berada di sisi pantai ini. Sebut saja Bank Danamon dan Bank BNI. Jalan di depan deretan hotel-hotel ini adalah Jalan Sumatera. Jalan ini tertata dengan rapih. Di sebelah selatan jalan ini terdapat deretan hotel dan bank. Sementara itu, di sisi utara pagar cetakan semen membatasi jalanan dengan pantai. Sayang, pagar-pagar tersebut sudah tidak terlalu utuh. Dari jalan ini, anda dapat melihat pantai dan Laut Timor secara terbuka, bebas tanpa halangan di arah utara. Di antara pagar-pagar cetakan tersebut terdapat sebuah celah dan tangga sehingga turis dapat masuk ke areal pantai yang berpantai landai dan berpasir kuning namun tidak terlalu bersih. Sekali lagi, apabila anda masuk ke areal pantai, maka anda akan menjumpai suatu pantai yang tampaknya sudah tidak terurus dalam waktu lama namun masih dapat dikatakan terjaga kebersihannya. Ketika masuk, di sebelah kanan anda ada bentuk suatu bangunan beratap rumbia yang tampaknya dahulu adalah sebuah kios makanan atau restoran namun sudah tutup dan kini dipenuhi oleh semak-semak dan tanaman merambat. Ada dua buah perahu yang tampaknya rusak dijejerkan tepat di depan bangunan tersebut. Sisanya, di depan perahu-perahu tersebut terdapat sejumlah gazebo dan pondokan yang sama sekali tidak utuh. Pada gazebo yang saya duduki, masih tersisa tiang peneduh dan tempat duduknya yang terbuat dari semen. Sayangnya, tiang peneduhnya hanya tersisa kerangkanya saja, sedangkan sisa atapnya hilang entah kemana. Hal sama juga menimpa beberapa gazebo di sekeliling saya. Walaupun demikian, kondisi ini masih dapat dikatakan cukup baik dibandingkan satu gazebo di antara karang yang hanya tersisa tiang tengahnya saja. Kerangka dan tempat duduknya sudah tidak terlihat lagi. Untungnya, di sekeliling gazebo tumbuh pohon-pohon besar yang berdaun lebat sehingga cukup membuat teduh dan membuat saya betah berlama-lama duduk di gazebo tanpa atap tersebut.
Suasana di sekeliling saya tidak terlalu ramai, hanya ada tiga kelompok turis selain saya yang berada di pantai tersebut. Ada sepasang bapak-bapak yang saling bergantian berfoto dari kamera handphone-nya, ada seorang gadis muda yang duduk termenung menatap laut di kejauhan dan ada sepasang anak SMP yang juga berfoto-foto dengan kamera handphone milik mereka. Secara umum situasi di sekeliling pantai adalah sedikit kotor, terutama dengan beberapa sisa bungkus makanan dan warna pasir yang tampaknya sedikit bercampur dengan pecahan karang. Di dekat gazebo, gundukan karang malah tampak bergumpal-gumpal dan bersatu dengan tiang gazebo. Di sepanjang pantai pun tampak sejumlah karang menggunduk Entah, apakah ini yang menyebabkan tidak ada yang bermandi-mandi di pantai atau karena waktu siang hari? Di kejauhan, tampak beberapa pulau kecil yang berada di lepas Pantai Laut Timor berwarna kebiruan. Berbeda dengan sisi barat, Teluk Kupang bagian ini memiliki ombak yang tidak terlalu besar. Mungkin apabila sore menjelang, pantai ini lebih banyak lagi dikunjungi.
Apabila anda sudah puas bermain-main di pantai, anda dapat mencoba Restoran Hotel Pantai Timor yang terletak di sebelah timur pantai. Restoran ini menghadap laut lepas dan terletak diatasnya sambil ditopang tiang-tiang penyangga sehingga anda bisa makan dan menikmati panorama laut. Restoran ini terlihat jelas dari pantai, hanya berjarak sepelemparan batu saja.
Jangan lupa agar anda tidak menggali atau mengambil batu, pasir ataupun kerikil di seputar pantai karena hal ini tercantum dalam perda Kota Kupang nomor 7 tahun 2000. Selalu jagalah kebersihan dan tidak meninggalkan sampah sisa anda di pantai adalah perbuatan yang teramat bijak. Pantai ini dapat dikunjungi dengan mudah apabila anda menginap di hotel-hotel yang berada di Jalan Sumatera ini. Apabila anda berjarak cukup jauh, anda bisa melalui rute Terminal Bemo – Jalan Garuda atau melalui Jalan Gunung Mutis dari Jalan Urip Sumoharjo. Apabila anda dari wilayah timur atau dari Jalan Timor Timur Raya, masuklah ke Jalan Sumba dan cukup ikuti jalan. Sampailah anda di Teluk Kupang sebelah timur. Rata-rata, ojek di Kupang sangat mengenal daerah ini. Mau naik angkot? Tenang, ada angkot yang melintas koq.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment