Dalam beberapa buku referensi terbitan sebelum tahun 2000, Kupang disebut-sebut memiliki sebuah benteng. Kondisi ini sama dengan kota-kota tua di Indonesia yang rata-rata memiliki benteng, apalagi lokasinya terletak di pinggir pantai atau sungai. Benteng yang ada di Kota Kupang bernama Benteng Concordia atau Fort Concordia. Benteng yang dibangun Belanda pada tahun 1653 ini, sekarang sudah tidak ada lagi. Penyusuran jejak sejarah dan informasi masyarakat lokal menyebutkan, bahwa lokasi benteng berada di sekitar Jalan Pahlawan, di dekat barak militer dan pekuburan umum. Ketika mendatangi lokasi tersebut dan menyusurinya, tampak tidak ada sama sekali sisa-sisa benteng apapun di sekitar lokasi yang disebutkan. Buku-buku wisata keluaran terbaru pun sama sekali tidak menyebutkan adanya Benteng yang bernama Concordia di wilayah Kupang. Hasil pencarian di internet pun nihil. Benteng Concordia justru sering diasosiasikan dengan sebuah benteng di wilayah Maluku. Bertanya kepada warga yang kebetulan melintas di sekitar pekuburan maupun beberapa tentara yang sedang berjaga pun tidak membuahkan hasil. Tidak ada yang tahu sama sekali dimana letak Benteng atau Fort Concordia berada. Satu titik terang muncul dari seorang perwira yang sedang mengecat dinding barak. Beliau menyebutkan tidak ada benteng atau apapun di sekitar tempat itu. Namun, ia memberi tambahan informasi bahwa, satu-satunya yang dikenal dengan nama benteng adalah kantin para prajurit dan tempat pangkas rambut yakni Kantin Benteng dan Pangkas Rambut Benteng yang terletak di dalam kompleks barak prajurit. Seketika itu juga, saya langsung mengamati bangunan yang sekarang digunakan sebagai barak militer atau Komando Resor Militer 161/WSI-Batalyon Infanteri 743. Walaupun sebagian dari bangunan tersebut telah berubah, namun beberapa bagian lain dari bangunan tersebut tidak dapat menyembunyikan bentuk fisiknya yang suram, berjamur, dan berarsitektur kuno. Mungkin perubahan fungsi benteng ini berlangsung sudah cukup lama sehingga orang-orang baru yang ditanya perihal Fort Concordia tidak mempunyai informasi yang cukup memadai. Saya cukup meyakini bahwa bekas barak ini adalah sebuah benteng, berdasarkan sisa-sisa bangunan lama yang masih terlihat dan penggunaan nama benteng di lokasi yang baru. Sayangnya, berhubung benteng sudah beralih fungsi menjadi barak militer, maka saya tidak memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam benteng. Tidak mungkin bagi saya untuk masuk ke dalam barak dan melakukan pengamatan lebih lanjut terjadap sisa-sisa potongan benteng untuk menguatkan pendapat saya, apalagi berfoto! Oleh karena itu, apakah Fort Concordia telah berubah menjadi Mayonif 743, semuanya tetap menjadi misteri.
Bagi anda yang mungkin tertarik untuk melihat seperti apakah kondisi bangunan yang telah menjadi barak tersebut, silahkan lewat Jalan Pahlawan ke arah pekuburan umum Kota Kupang. Di sisi kanan jalan, tepat di seberang Gereja Baptis Indonesia Kupang, anda akan melihat patung tentara dan tiruan meriam terpajang di depan gerbang yang dicat dengan nuansa warna militer. Inilah lokasi Mayonif 743 yang dicurigai dahulunya adalah sebuah benteng. Dari pusat kota, menuju ke lokasi ini cukup mudah. Anda dapat melalui Jalan Proklamasi atau Jalan Soekarno dan carilah Tugu Empat Kemerdekaan. Dari tugu ini, barak tersebut terlihat cukup jelas. Angkot nomor 12 melewati lokasi ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
anda salah kl menganggap itu bukan benteng concordia....
ReplyDeleteitu benteng penuh sejarah dan mistis....
anda tidak akan percaya apa yg saya bicarakan,,,????
namun itu telah terbukti....
selamat mencari kebenaranx....
:D
Memang itu adalah benteng Concordia bekas peninggalan Portugis dan diambil alih sama VOC,,pada tahun 2011 saya bersama teman-teman pernah menemukan tulang belulang yang sangat identik bukan orang Indonesia tapi dengan orang Eropa..
ReplyDelete