Pantai terakhir yang dapat disambangi selama berada di dalam kota adalah Pantai Taman Ria dan sering pula disebut Pantai Pasir Panjang. Pantai Taman Ria ini terletak sekitar 2 kilometer arah timur Pantai Teluk Kupang. Angkot nomor 10 atau 7 melewati daerah ini.
Pantai Taman Ria adalah konsep sebuah pantai yang digabung bersama dengan taman ria untuk pusat rekreasi sekeluarga. Di Pantai Taman Ria, selain dapat bermain-main dengan air laut dan pasir, anda dapat juga bermain di dalam kompleks taman ria yang memiliki arena bermain anak seperti perosotan, restoran keluarga dan pondokan untuk bersantai. Namun, ini cerita jaman dahulu. Saat ini, taman ria di Pantai Taman Ria dalam kondisi terbengkalai. Ketika anda melintasi Jalan Timor Timur Raya, selepas dan sederet Hotel Kristal dari arah barat, anda akan menjumpai sebuah bangunan tua bergaya rumah tradisional Timor yang sudah tampak lapuk, berjamur, dan ditutup dengan lembaran seng serta tertutup oleh rimbunnya tanaman. Ini adalah pintu masuk Pantai Taman Ria yang dahulu sempat menuai kejayaan. Sayangnya, menurut warga lokal, Pantai Taman Ria tidak memungut tiket masuk sehingga pengunjung yang datang tidak memberikan keuntungan apapun pada manajemen pengelola pantai ini. Pengunjung yang datang malah sering mengotori dan membuat rusak kondisi bagian dalam taman ria sehingga, sedikit banyak ini sangat merugikan pihak manajemen. Tidak bisa bertahan, manajemen Pantai Taman Ria akhirnya bangkrut beberapa tahun lalu. Sisa-sisa peninggalan kejayaan kompleks hiburan ini masih ada dan bertahan hingga saat ini. Anda tidak dapat melihatnya langsung dari depan jalan, namun beberapa sisa properti masih dapat terlihat dari sisi pantai. Saat ini, pemerintah Kota Kupang sedang berusaha untuk mengembalikan kembali kejayaan Pantai Taman Ria dengan melakukan renovasi pada bagian dalam kompleks hiburan tersebut. Akankah taman ria bisa kembali berjaya seperti dahulu dan menjadi primadona wisata bagi warga Kupang dan sekitarnya? Kita lihat saja nanti.
Lokasi masuk Pantai Taman Ria saat ini berada di sebuah lapangan, di sisi timur pintu gerbang yang lama. Lapangan sepak bola ini menjadi jalan masuk utama Pantai Taman Ria. Sebuah perahu besar berwarna biru beranjungan salib tampak diparkir di sisi timur lapangan sepak bola tersebut. Antara pantai dengan lapangan hanya dibatasi oleh pembatas dari semen yang bisa difungsikan sebagai tempat duduk.
Hampir sama dengan pantai-pantai sebelumnya, pasir di pantai ini berwarna kekuningan. Ombak yang bergulung di pantai pun tidak terlalu besar, hanya berukuran sedang, mirip dengan ombak di Teluk Kupang wilayah timur. Perbedaan yang paling mencolok disini dengan pantai sebelumnya adalah soal tingkat kebersihan. Apabila sampah paling mencolok di Teluk Kupang sebelah timur hanyalah bekas bungkus makanan, maka sampah di Pantai Taman Ria yang paling mencolok adalah bagian kabin sebuah kapal! Tidak hanya itu, sampah yang berada disini cukup mencengangkan untuk dipercaya seperti tas tangan, kaset video, pakaian, bekas cartridge printer dot matrix, sebuah monitor komputer, potongan seng, botol bekas, sandal, sisa rumput laut, bonggol jagung dan seekor babi guling! Ya, anda bisa bayangkan sendiri betapa kotornya pantai ini. Seorang warga lokal yang saya temui mengatakan bahwa, umumnya Pantai Taman Ria tidak sekotor ini. Namun, berhubung ada arus laut dari entah-dimana-dia-sebutkan, semua sampah-sampah ini terbawa hingga ke Pantai Taman Ria, termasuk sisa kabin Kapal NTT Jaya yang sempat kandas dan tenggelam beberapa waktu silam. Sisa kabin kapal yang berupa kerangka kayu tersebut dililiti oleh sisa-sisa rumput laut, potongan kain dan plastik serta beberapa paku yang tampak mencuat dari kayu kayu kerangka tersebut. Walaupun unik, kerangka kapal tersebut tampaknya berbahaya untuk dijadikan mainan. Selain paku-paku berkarat yang dapat menimbulkan tetanus, fondasi kapal tersebut tampak sudah tidak terlalu kuat karena abrasi air laut. Lokasi ini hanya bagus untuk dijadikan tempat berfoto tanpa anda harus masuk ke dalam kerangka yang sudah hancur tersebut. Sisa kerangka yang membusuk tersebut bersama-sama dengan berbagai puluh jenis sampah memenuhi hampir seluruh areal pantai yang terlihat mata. Alhasil, pantai ini jadi sedemikian kotornya karena dipenuhi oleh sampah-sampah kecil, sampah yang berukuran sangat besar dan gundukan semak-semak rerumputan yang tidak terurus. Selepas dari manajemen Pantai Taman Ria, pantai ini tampaknya tidak ada yang mengurusi sama sekali. Praktis, tempat beristirahat atau pondokan sama sekali tidak ditemukan di pantai ini. Pantai ini hanya memiliki fasilitas air laut, dan pasir pantai saja tanpa adanya fasilitas penunjang lainnya. Sejumlah restoran berada di luar wilayah pantai. Bagi mereka yang ingin makan siang, harus keluar terlebih dahulu ke jalan raya baru menemukan tempat makan. Pada siang itu, hanya ada tiga rombongan turis yang berkunjung ke pantai ini. Itupun tidak dalam jangka waktu lama karena selang sesaat, mereka sudah pergi dari pantai ini. Yang tampak pada siang itu adalah segerombolan anak sekolah, seorang ayah dengan anaknya, dan sebuah keluarga (ayah, ibu dan anak) yang mengaku dari So’E berwisata ke Pantai Pasir Panjang.
Tentu ada alasan mengapa Pantai Taman Ria ini juga dikenal sebagai Pantai Pasir Panjang. Dibanding pantai lainnya di Kupang, pantai ini memang memiliki garis pantai terpanjang, yakni sepanjang Jalan Timor Timur Raya. Ujung dari pantai ini tidak kelihatan dari sisi pintu masuk Pantai Taman Ria. Pantai ini panjang membentang meliputi pantai publik hingga bagian belakang rumah warga Kupang. Bahkan, sisi belakang Hotel Kristal langsung tersambung dengan Pantai Pasir Panjang ini. Namun, tampak terlihat jelas bahwa Hotel Kristal menutup akses belakang hotelnya menuju pantai dengan sejenis barikade.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment