Tugu Rengasdengklok Yang Belum Selesai

Sebelum masuk ke dalam Monumen Kebulatan Tekad, dijamin mata kita akan terpancang pada areal luas di sebelah kiri, bertanah merah, dipagari dengan replika bambu runcing berwarna kuning berukuran besar, serta di tengahnya, ada empat buah lengan kiri yang mencuat dari tanah menjulang ke angkasa. Benda apakah itu?
Ini adalah Monumen Proklamasi Rengasdengklok. Sayangnya, monumen ini telah berdiri cukup lama di tempat ini tanpa adanya kepastian proses penyelesaiannya. Monumen ini terkendala oleh banyak hal termasuk salah satunya krisis moneter yang menimpa Indonesia pada tahun 1998 yang mengakibatkan penyelesaiannya menjadi tersendat. Pembangunan monumen ini pertama kali dilakukan pada tahun 1996, hingga kini tahun 2011, 15 tahun sesudah pengurukan pertama kali, monumen ini masih benar-benar belum selesai. Memang sich sekitar beberapa tahun lalu PemKab Karawang dan pemerintah pusat mulai fokus pada pembenahan monumen ini. Namun, sampai sekarang, monumen ini masih seperti yang anda lihat.
Sebenarnya, tugu ini luar biasa sich. Warna tanah yang bersemburat kemerahan, kontras dengan warna kuning pada bambu runcing dan logam dari monumen. Dipadu dengan birunya langit, anda akan mendapatkan foto yang luar biasa kontras. Apalagi dengan hampir tidak adanya tutupan pepohonan sama sekali di areal tengah, dijamin, tempat ini menarik untuk dijadikan objek foto-foto. Sayangnya, berfoto di tempat ini pada siang hari akan sangat menyiksa diri. Matahari terasa benar-benar membakar kulit kita ketika berada di tempat ini pada tengah hari. Sebagai sebuah tugu, memang diharapkan tugu ini bisa memberikan informasi banyak mengenai silsilah Kota Rengasdengklok dan Kabupaten Karawang yang dijadikan basis utama pergerakan proklamasi kemerdekaan Indonesia. Sayangnya, meranggasnya rumput dan keringnya tanah di sekitar lokasi turut menegaskan bahwa tugu ini belum selesai. Tidak ada apa-apa lagi yang bisa dilihat di monumen ini selain empat buah tangan yang mengepal ke udara seperti sedang mengucapkan kata “Merdeka” (tangan kanan dipercaya sedang memegang bambu runcing). Tidak ada petunjuk, tidak ada museum, tidak ada relief atau apapun yang sekiranya membuat turis akan berlama-lama di tempat ini. Yang paling menarik selain dari tugu ini paling hanya segerombolan kambing yang sedang merumput di tempat ini. Mari kita menyingkir sebelum terkena sengatan matahari parah dan mengganggu seluruh rencana perjalanan ini.

8 komentar:

  1. iya ya langitnya bagus :O
    lagi-lagi terkendala masalah biaya, terkadang kita ni suka lupa sama sejarah sendiri, padahal kata bung karno jangan lupakan jas merah ya :(

    ReplyDelete
  2. Huh, mana sih uangnya? *Kesal*

    ReplyDelete
  3. sepertinya rerumputannya kering banget mas ya :(

    ReplyDelete
  4. hehehe....ya, seperti yang ada di dalam foto-foto tersebut. rerumputan hanya ada di beberapa sudut saja. sisanya merupakan tanah merah yang belum ditanami :)

    iya, kalau soal sejarah, pemerintah biasanya memang suka abai yach. beda hal kalau anggarannya tuh diperuntukkan untuk pilgub, pilbup, dll....tutup mata aja deh...

    ReplyDelete
  5. Dari jaman aku masih dijakarta dan jadi panitia rengasdengklok (1997) sampe sekarang blom jadi juga tuh tugu sungguh miris

    ReplyDelete
  6. gak diurus yah sama otorita setempat? :(

    ReplyDelete
  7. Saya mau tanya .. nama pencipta tugu proklamasi rengasdengklok itu siapa ? terimakasih

    ReplyDelete
  8. Drs. G. Sidharta Soegidjo ya harusnya...

    ReplyDelete