Sabang yang dimaksud bukanlah Sabang yang berlokasi di pulau Weh, Naggroe Aceh Darussalam, melainkan suatu ruas jalan yang terletak di depan Plasa Gani Jemat (belakang Deutch Bank) hingga Optik Melawai Kebon Sirih, Jakarta. Tidak semua ruas jalan ini akan saya bahas. Yang akan saya bicarakan dalam blog kali ini adalah sepotong ruas jalan bernama pusat jajanan Sabang. lokasi ini terletak tepat di belakang Starbucks (samping Ibis Arcadia, sebelah Sarinah building) hingga optik Melawai Kebon Sirih Raya.
Ada apa sih di tempat ini?
sebetulnya bukan hanya denyut kehidupan malamnya saja yang menarik, namun ternyata lokasi ini berdenyut 24 jam (kalau bisa sih 30 jam) sehari. Denyut kehidupan disini sudah dimulai bersamaan dengan terbitnya matahari ketika orang-orang mulai membuka tokonya yang kebanyakan adalah toko makanan kecil, kelontong hingga apotik dan toko aneka rupa. Di beberapa sudut jalan ini juga terdapat restoran besar seperti American Grill, atau restoran seperti rumah makan ala Timur Tengah. Di siang hari, lokasi ini akan dipenuhi dengan mobil mobil yang diiparkir di kanan dan kiri jalan. Menjelang malam, ketika matahari hampir kembali ke peraduannya, mulainya kehidupan malam menggeliat di lokasi ini. Pedagang-pedagang makanan mulai dari bubur ayam, nasi uduk, soto, nasi goreng, martabak, kue-kue kecil, hingga buah-buahan segar mulai memadati lokasi ini. Anda cari aneka rupa makanan? bakso, mie ayam, bakmi, ada semuanya disini. Silahkan berjalan dari satu ujung ke ujung lainnya untuk merasakan pesona kuliner yang terdapat pada sepotong ruas jalanan bernama Sabang.
Kunjungan kesini tidak terlalu susah, apalagi jika anda memikirkan tempat parkir. Silahkan berkunjung ke Sarinah untuk memarkir kendaraan anda, kemudian dari Sarinah, sembari berjalan melihat-lihat Sarinah Departemen Store, anda dapat menyebrang dan melihat Java Departemen Store hingga kemudian masuk ke Pusat Jajanan Sabang. As simple as that. CUkup berjalan kaki dan menikmati udara malam Jakarta.
Beberapa hal yang patut diketahui adalah sama seperti layaknya lokasi pusat jajanan lain di Jakarta, lokasi ini memang tidak seaman dan senyaman yang terlihat. Ketika saya membeli Martabak Bandung di salah satu sudut, tiba-tiba datanglah seorang perempuan gemuk dan hitam serta kumal meminta minta uang ke kami. Karena malas meladeni, kami bilang saja "maaf". Tak lama sebelumnya berselang, di depan sebuah toko kelontong tampak sebuah keramaian hingga membuat macet. Ternyata, penyebabnya adalah seorang maling yang baru saja ditangkap ramai-ramai oleh massa untuk dihajar beramai-ramai.
Walaupun demikian, pusat jajanan ini tetap menjadi suatu tempat yang menarik untuk dikunjungi. Jangan terlalu takut dengan cerita di atas, itu semua hanya untuk membantu agar anda cukup waspada saja. Tetap nikmati Pesona Kuliner Sabang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
wah.. baru tau ada blog kamu.. very nice blog loh lomar.. hehehe...
ReplyDeleteThanks...heuehuheue
ReplyDelete