Pulau Menjangan Besar : Bintang Laut Yang Menakjubkan

Di Menjangan Besar, selain wisata kolam hiu-nya yang terkenal, ada beberapa aspek lain yang menarik untuk dilihat loch. Kalau kolam hiu mendominasi pemandangan Menjangan Besar, coba deh merambah ke sudut berbeda dari pulau ini. Di sudut, ternyata terdapat penangkaran Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata) yang masih berbentuk tukik (anak penyu). Tukik-tukik ini imut-imut dan lucu karena berukuran tidak lebih lebar dari telapak tangan kita. Hanya saja, bentuknya seperti terbuat dari pahatan batu dan apabila diangkat, mereka menarik masuk kepala dan semua siripnya. Kami diberi ijin untuk mengangkat tukit tersebut dan memperhatikan mereka. Nantinya, tukik-tukik ini akan dilepas ke alam bebas, namun bukan sekarang.
Nggak hanya tukik dan hiu, di kolam hiu sekalipun, walaupun merupakan kolam buatan, namun kondisi ekosistemnya menyerupai laut lepas di sekitarnya. Ini disebabkan karena pengairan kolam ini bersumber dari air laut di sekitarnya. Akibatnya, karang dan hewan-hewan di sekitarnya pun mengikuti. Teman-teman bisa menjumpai seekor penyu sisik besar yang berenang dengan malas-malasan diantara hiu-hiu tersebut. Mereka tidak saling mengganggu. Hewan lain yang lebih menarik adalah bintang laut! Jangan bayangkan bintang laut kering kecil yang biasa kita temukan di pantai setelah air laut surut yach. Bintang laut ini berukuran besar dan masih hidup. Jenis yang saya lihat di kolam ini adalah blue starfish yang sebelumnya telah saya lihat di laut dalam. Jenis yang kedua adalah horned starfish yang disebut oleh Pak Hakim sebagai “Patrick” Hehehe. Blue starfish, walaupun bentuknya eksotis dengan warna biru dan tangan menjuntai yang tampaknya lemas, Pak Hakim meminta saya untuk menyentuhnya.Saya terkejut, ternyata tangannya keras. Bintang laut yang tampak seperti hewan spons lunak, ternyata keras ketika bersentuhan dengan manusia (atau hewan predator lainnya). Kemudian Pak hakim mencelupkan blue starfish tersebut ke air. Ajaib, perlahan-lahan, bentuknya yang keras tersebut mampu membalik dan berubah seakan-akan tubuhnya terbuat dari spons lembut saja. Menakjubkan.
Kemudian Pak Hakim memberi kami contoh seekor Horned Starfish. Ini adalah bintang laut yang disebut Patrick oleh Pak Hakim. Ya, saya sich nggak terlalu tahu tokoh Patrick dalam film Spongebob itu mengambil inspirasi dari bintang laut yang mana. Namun, rasanya ngga terlalu mirip banget deh bintang laut ini sama Patrick. Walaupun sama-sama bintang laut, namun Horned Starfish tidak dapat menggerakkan tangannya secara bebas. Bentuknya yang bintang hampir sempurna tersebut tidak memungkinkan tubuhnya bergerak bebas. Ketika diangkat dan diceburkan kembali ke air pun, tubuhnya selalu dalam bentuk yang sama. Tubuhnya memang keras, akibat banyaknya zat kapur yang terkandung di dalamnya. Menarik. Sambil berwisata ke Karimunjawa, kita sekaligus pula belajar tentang biologi kelautan.
Berikutnya, Bintang laut yang tadinya keras dan tampaknya tidak memiliki alat pergerakan tersebut dicelupkan ke dalam air. Kami menunggu apa yang terjadi berikutnya. Disini, kami benar-benar menyaksikan apa yang disebut dengan “Kaki Ambulakral” yakni kaki tabung yang memanfaatkan arus air laut untuk mendorong tubuh mereka. Saat penantian, kami melihat bahwa Horned Starfish mampu bergerak perlahan namun pasti, mendekat Blue Starfish yang tadi sempat kami angkat dan berubah bentuknya. Iseng, kami pun mencoba membalikkan Horned Starfish yang keras tadi. Ajaib, pelan-pelan namun pasti, Horned Starfish tersebut mampu membalik diri dan kemudian berenang lagi bersama dengan kaki ambulakralnya. Saya rasa, nggak ada pelajaran biologi terbaik selain mengamati langsung kehidupan alam liarnya.
Perjalanan kami menikmati laut Karimunjawa berakhir disini. Kami harus bergegas kembali ke daratan lantaran hari sudah malam. Sore itu, waktu menunjukkan pukul 5 sore. Hampir semua turis pun pulang dan kembali ke kapal masing-masing untuk kembali ke pulau besar. Jangan lupa, karena merupakan areal penangkaran, anda diharapkan ikut menyumbang kelestarian tempat ini dan usaha penangkaran yang dilakukan agar hewan-hewan ini bisa lestari dan tetap bisa dinikmati oleh pengunjung berikutnya, pada tahun-tahun berikutnya. Besarnya tiket masuk kurang lebih sebesar Rp. 20.000 untuk dua orang. Kalau anda ingin menyumbang lebih banyak lagi, dipersilahkan!

4 komentar:

  1. waaaw :O penyunya lucuuuu. itu seharian full berarti ya acaranya

    ReplyDelete
  2. kalau yg ini terus terang saya iri banget, bisa belajar tentang biota laut melalui pengamatan langsung :)

    ReplyDelete
  3. @Jeung Tiara : hihihihi...penyu kecilnya? serem sich actually :p kayak batu gt

    @Oom Brad : hihihi...serasa nonton Animal Planet atau NatGeo Wild tapi langsung, live di depan mata oom :p

    ReplyDelete
  4. asikkk...lauttttt...
    hewan lautnya lucu2,..
    bisa nih jadi alternatif liburan akhir tahunn..
    horeee

    ReplyDelete