Melintasi Pulau Besar Karimunjawa

Mari kita mulai perjalanan ini! Pagi hari, saat sebelum matahari mulai memunculkan keperkasaannya, kami sudah bersiap-siap di garis awal, Kota Karimunjawa. Biasa, sebelum memulai kami mengisi perut terlebih dahulu dan mengisi perut motor kami juga (maklum, saya nggak yakin di tengah perjalanan nanti akan mudah untuk menemukan warung makan atau penjual bahan bakar). Motor sewaan dari Wisma WIsata dihargai Rp 75.000/hari tanpa bahan bakar. Masa waktu penggunaan motor selama 12 jam atau hari gelap (kayaknya gak lucu dech gelap-gelapan di jalanan dengan kanan kirinya hutan). Bahan bakar motor seharga Rp. 6.000/liter. Memang lebih mahal sich daripada di daratan, namun dengan pengisian sebesar Rp. 20.000 saja, tangki motornya sudah penuh. Nggak lupa, kami mempersiapkan roti dan snack kering di dalam tas apabila kondisi darurat (baca : kelaparan). Sunblock sudah dioleskan, topi sudah dipakai (hihihi…Karimunjawa adalah area bebas helm. Maksudnya, suka-suka, mau pakai helm atau nggak, terserah..hahaha), baju sudah oke buat berfoto-foto, mari, kita mulai perjalanan ke utara.
Kalau anda melihat peta, lintas Karimunjawa ini akan terbagi menjadi dua bagian, Pulau Karimunjawa (selatan) dan Pulau Kemujan (utara). Wilayah selatan berbukit-bukit, namun jalan yang akan kami lalui (dan satu-satunya jalan yang ada di Karimunjawa) berada di sisi barat pulau mengikuti kontur pantai (yah, sesekali jalanannya agak masuk ke tengah sih sehingga agak berbukit-bukit naik turun). Melewati Pulau Karimunjawa terdapat hutan bakau sepanjang beberapa kilometer. Setelah hutan bakau terlewati, anda akan melihat pemukiman penduduk yang lebih padat dan kontur tanah yang lebih rata daripada Karimunjawa. Inilah Pulau Kemujan.

Perjalanan lintas Karimunjawa ternyata menyenangkan. Namun, anda harus waspada juga. Jalanan kosong terhampar di depan mata terkadang membuat adrenalin terpacu dan ada rasa ingin menggeber gas sekencang-kencangnya. Hati-hati, walaupun sepi, namun terkadang teman-teman bisa menjumpai satu atau dua motor, atau mobil dari arah kebalikan. Rumah-rumah penduduk terletak agak jarang sehingga bukan nggak mungkin sedang asyik-asyiknya melaju, tiba-tiba ada penduduk sedang di jalan atau anak-anak berlarian. Serem kan? Mendingan pelan-pelan aja dech, sambil menikmati alam. Toh, jalanannya sich bagus, tapi nggak bisa dibilang bagus-bagus amat. Mendekati PLTD Karimunjawa, jalanannya agak menanjak dan nggak begitu bagus. Saran saya, usahakan sepagi mungkin deh berangkat dari titik awal Karimunawa (sekitar jam 6an) agar mencapai Kemujan tepat pada tengah hari. Jarak 22 KM sih nggak ditempuh selama itu, namun karena kami banyak berhenti sambil berfoto-foto, nggak heran deh mencapai Kemujan setelah tengah hari. Beberapa objek bagus yang sangat layak hingga teman-teman memberhentikan motor adalah : (sesuai rute), Bukit Gajah dan Bukit Bendera, Makam Sunan Nyamplungan, Kemloko, Tanjung Gelam, dan Hutan Bakau. Kontur perjalanan pun akan berubah seiring perjalanan. Selepas Kota Karimunjawa, teman-teman akan berjumpa dengan jalur berbukit-bukit. Mudah-mudahan motornya kuat dan bisa nanjak yah. Hehehe. Selepas jalur yang membelah bukit, teman-teman akan bertemu dengan areal pemukiman yang jarang-jarang namun sudah berada di tepi pantai. Disini, ada Makam Sunan Nyamplungan dan Tanjung Gelam. Selepas areal pemukiman, teman-teman akan bertemu areal padang, kemudian persawahan dan tidak lama kemudian adalah Hutan Bakau yang membatasi Karimunjawa dengan Kemujan. Jalanannya gampang banget. Walaupun jalanan utamanya hanya ada satu dan percabangannya tidak terlalu banyak, namun petunjuk jalan hampir selalu dipasang di banyak tempat.

1 komentar:

  1. walaupun sampai pelosok-pelosok tapi sepertinya jalan mulus semua ya mas meskipun nggak lebar.

    ReplyDelete