6 Jam Yang Menyebalkan!

Rasa tidak nyaman itu sudah saya rasakan begitu kaki berpindah dari sisi dermaga ke gerbang kapal. Ketika naik ke atas kabin VIP, rasa tersebut semakin tidak nyaman. Ketika duduk di atas kapal yang terombang ambing dihempaskan ombak pun saya sudah merasa lemas. Saya sudah bisa membayangkan betapa tidak nyamannya perjalanan selama 6 jam menembus Laut Jawa dari Karimunjawa menuju Jepara. Yah, ini akan menjadi pelajaran berguna untuk saya agar selalu menyesuaikan diri dengan keberadaan kapal cepat, bukan sebaliknya. Segera, setelah saya duduk di dapan kursi kabin VIP yang lega, berpenyejuk udara dan nyaman tersebut, saya segera mengkonsumsi antimo. Saya berharap agar dapat tidur saja sepanjang perjalanan dan ketika bangun sudah tiba di Jepara. Itu harapan saya.
Sayang, kadang kenyataan tak seindah impian. Saya yang sudah bertekad untuk segera tidur dan terbangun ketika baru sampai di Jepara, tiba-tiba terbangun sekitar pukul 11 siang. Perut saya berkerucuk minta diisi dan saya sudah berada di tengah-tengah lautan luas yang berwarna biru kehitaman. Haduh, saya pasrah saja. Saya usahakan untuk makan siang, setidaknya mengisi perut agar kalau sampai saya (maaf) mabuk laut dan muntah, maka perut saya tidak sakit karena masih ada makanan yang dikeluarkan. Sayangnya tidak berhasil, saya tidak berhasil memakan seluruh nasi dan telur yang sudah agak benyek tersebut, saya justru sudah terkena efek hantaman gelombang pada kapal. Saya segera meluncurkan isi perut saya ke dalam kantong yang sudah saya genggam erat dari tadi. Benar-benar sensasi yang tidak menyenangkan. Setelah mabuk, saya pun jadi lemas, tidak bertenaga, tidak berminat melakukan apapun, termasuk jalan-jalan keliling dek kapal untuk melihat pemandangan, orang, dan apapun yang bisa dilihat. Sudahlah, saya terima saja nasib saya karena penderitaan ini masih akan berlanjut hingga 3 jam ke depan. Antimo pun sudah tidak mempan lagi karena saya sudah tidak bisa menerima apapun yang dimasukkan ke dalam tubuh.
Saya sudah tidak bisa tidur lagi semenjak pukul 11 siang. Perjalanan terasa sangat lambat, sama lambatnya seperti perjalanan datang. Untung saja, pada pukul 1 siang, saya melihat daratan di ujung depan kapal. Menyenangkan melihat daratan, serasa ada harapan baru yang ingin dicapai. Mungkin ini adalah perasaan orang yang terdampar di lautan kali yach? Rasa bahagia itu membuncah ketika melihat daratan! Kita selamat! Hahahaha. Ya, KMP Muria bukanlah kapal cepat. Ketika saya melihat ada daratan di ujung sana pun, kapal masih bergerak dengan anggun dan perlahan menembus hantaman ombak. Kurang lebih kapal membutuhkan waktu satu jam untuk bisa sampai benar-benar di daratan Jawa sana. Dalam periode satu jam itu pun, saya kembali lagi (maaf) mabuk laut dan muntah berkali-kali. Padahal, musim saat saya melakukan kunjungan adalah musim dimana arus laut tidak terlalu ganas. Entah bagaimana, saya tidak bisa membayangkan kalau angin dan gelombang laut bersekongkol mengerjai saya. Yah, saya senang sudah sampai di daratan Jawa, di Kota Jepara. Padahal kapal baru saja merapat, penumpang belum bisa turun, namun saya merasakan kembali semangat saya kembali, mengisi relung hati saya. Hihihi. Saya kembali bersemangat dan siap melanjutkan jalan-jalan lagi. Udara bumi terasa sangat segar dibanding selama 6 jam dalam kurungan penyejuk udara yang malah membuat badan saya dingin. Selamat datang kembali di Jepara dan tolong, lain kali naik KMP Kartini saja, jangan Muria.

1 komentar:

  1. wah ngeri juga ya, katanya mabuk laut itu emang gg enak banget ya dan kayaknya juga gg enak.
    kalau lagi mual gitu, coba minum soda deh, biasanya sih lumayan agak enakan, tapi jangan sambil minum antimo, nanti bukannya enakan malah tak terbayangkan hhehhe :P

    ReplyDelete