Saya sudah puas mencicipi Karimunjawa! Yah, sebenarnya kalau mau dibilang sich, manusia tidak akan pernah ada puasnya yach. Saya sich mau-mau saja tinggal lebih lama di Karimunjawa dan mencicipi pulau-pulau yang terletak di timur dan barat jauh. Sayangnya, persediaan uang serta cuti saya sudah menipis dan aroma kantor sudah semakin kental. Saatnya kembali ke kehidupan nyata kalau begitu… *menghela nafas*
Biasanya, turis mengujungi Karimunjawa dalam hitungan sejumlah hari. Alasannya jelas, karena kapal yang melayani pulau ini tidak berlayar setiap hari. Akibatnya, turis harus menyesuaikan waktu kunjungannya di Karimunjawa, sesuai dengan jadwal keberangkatan dan kepulangan kapal. Bagi saya, 4 hari 3 malam di Karimunjawa sudah sangat cukup. Saya sudah mengelilingi Kota Karimunjawa, menjelajahi daratan Karimunjawa dan Kemujan, serta mencicipi pulau-pulau cantik di sekitar pulau besar dan menembus birunya Laut Jawa demi menyaksikan biota laut yang mengagumkan. Saya rasa, saya sudah cukup dengan Karimunjawa. Memang sich, saya sempat bertemu dengan turis lain dan kebetulan bertanya akan ajdwal kunjungannya di Karimunjawa. Ia mengatakan akan tinggal seminggu disini. Wow! Betah sekali! Ia mengatakan jadwal hariannya adalah snorkeling dan diving. Ckckckck.
Karena saya sudah mencukupkan diri saya akan Karimunjawa, maka sekaranglah saatnya saya kembali ke hotel, membereskan barang-barang saya dan bersiap menuju pelabuhan untuk berlabuh kembali. Sebelum pulang, hal yang wajib dilakukan adalah menyelesaikan administrasi pembayaran terhadap Wisma Wisata. Hihihi. Iya, dari hari pertama, kami tidak membayar apapun untuk semua yang kami gunakan. Hari terakhir adalah saatnya rekonsiliasi pembayaran. Wisma Wisata mungkin adalah salah satu penginapan kelas melati atau lebih bawah lagi yang standardnya di atas rata-rata. Bukan soal kualitas kamar atau kebersihannya semata. Walaupun saya sudah menyelesaikan pembayaran kamar dan lain-lainnya termasuk kapal, Mas Amin masih mau mengantarkan saya ke pelabuhan dengan tulus, bahkan hingga kapal yang saya tumpangi mengangkat sauh. Hebat. Wisma Wisata ini harus menjadi pilihan pertama anda saat tiba di Karimunjawa nantinya.
Tiket yang akan kami gunakan untuk pulang kembali ke Jepara memang sudah dibooking sebelumnya. Namun, tidak ada jaminan bahwa anda akan mendapatkan tiket untuk pulang kalau anda tidak bergegas ke pelabuhan pada pagi hari. Kapal yang berangkat pada pukul 8 pagi biasanya sudah membuka loketnya semenjak pukul 6 pagi. Sebaiknya anda bergegas mengambil tiket agar tidak diambil orang lain, terutama VIP. Alasannya jelas, apabila pihak ASDP melihat kebutuhan masih tinggi, namun tiket yang belum diambil masih banyak, maka mereka akan lebih memilih untuk menjual saja tiket yang ada sebab tidak ada jaminan orang-orang yang sudah melakukan booking akan mengambil tiketnya toh? Sekali lagi, untung saja sudah ada Mas Amin yang dengan inisiatif tinggi menawarkan diri untuk mengambilkan tiket kami di pelabuhan, sementara kami disuruh istirahat dan santai-santai terlebih dahulu sebelum naik kapal. Benar-benar pelayanan yang luar biasa!
Sebelum mencapai pelabuhan, jangan lupa untuk mengisi perut terlebih dahulu! Maklum, perjalanan dengan KMP Muria akan memakan waktu sekitar 6 jam (berangkat pukul 8 pagi dan akan tiba di Pelabuhan Kartini Jepara pada pukul 2 siang). Sebaiknya anda mengisi tenaga dahulu sebelum berlayar cukup panjang (walaupun praktiknya tidak melakukan aktifitas apapun di dalam kapal sich). Untuk anda yang mau hemat, saya anjurkan untuk membeli bekal di daratan karena harganya jauh lebih murah disbanding kalau kita kepepet dan terpaksa beli di atas kapal (semangkuk mie instan seduh siap saji saja berharga Rp. 10.000. Ck ck ck). Setelah selesai packing, makan, maka marilah kita menuju ke pelabuhan sebelum pukul 8 agar nggak ditinggal.
Saya akhirnya sudah mencapai pelabuhan 15 menit sebelum kapal belayar. Sekali lagi, saya harus berterima kasih kepada Mas Amin yang sudah repot-repot mau mengantarkan hingga ke pelabuhan, padahal jalan kaki dari Wisma Wisata ke Pelabuhan sekitar 500 meteran saja koq. Pelabuhan Perintis Karimunjawa saat itu sudah ramai oleh para pelancong dan warga setempat. Rata-rata, mereka sudah memiliki karcis dan sudah memasukkan barang bawaan mereka ke dalam dek. Saya menyempatkan diri untuk berfoto-foto sejenak sebelum kapal berlabuh dan menjumpai Pak Hakim, pelatih selam kami yang kebetulan juga sedianya akan berangkat ke Tanah Jawa beserta satu keluarga karena ada keperluan. Kami mengobrol sejenak dan kemudian bergegas naik ke kapal karena peluit kapal sudah dibunyikan, tanda kapal akan segera mengangkat sauh. Selamat tinggal Karimunjawa!
Biasanya, turis mengujungi Karimunjawa dalam hitungan sejumlah hari. Alasannya jelas, karena kapal yang melayani pulau ini tidak berlayar setiap hari. Akibatnya, turis harus menyesuaikan waktu kunjungannya di Karimunjawa, sesuai dengan jadwal keberangkatan dan kepulangan kapal. Bagi saya, 4 hari 3 malam di Karimunjawa sudah sangat cukup. Saya sudah mengelilingi Kota Karimunjawa, menjelajahi daratan Karimunjawa dan Kemujan, serta mencicipi pulau-pulau cantik di sekitar pulau besar dan menembus birunya Laut Jawa demi menyaksikan biota laut yang mengagumkan. Saya rasa, saya sudah cukup dengan Karimunjawa. Memang sich, saya sempat bertemu dengan turis lain dan kebetulan bertanya akan ajdwal kunjungannya di Karimunjawa. Ia mengatakan akan tinggal seminggu disini. Wow! Betah sekali! Ia mengatakan jadwal hariannya adalah snorkeling dan diving. Ckckckck.
Karena saya sudah mencukupkan diri saya akan Karimunjawa, maka sekaranglah saatnya saya kembali ke hotel, membereskan barang-barang saya dan bersiap menuju pelabuhan untuk berlabuh kembali. Sebelum pulang, hal yang wajib dilakukan adalah menyelesaikan administrasi pembayaran terhadap Wisma Wisata. Hihihi. Iya, dari hari pertama, kami tidak membayar apapun untuk semua yang kami gunakan. Hari terakhir adalah saatnya rekonsiliasi pembayaran. Wisma Wisata mungkin adalah salah satu penginapan kelas melati atau lebih bawah lagi yang standardnya di atas rata-rata. Bukan soal kualitas kamar atau kebersihannya semata. Walaupun saya sudah menyelesaikan pembayaran kamar dan lain-lainnya termasuk kapal, Mas Amin masih mau mengantarkan saya ke pelabuhan dengan tulus, bahkan hingga kapal yang saya tumpangi mengangkat sauh. Hebat. Wisma Wisata ini harus menjadi pilihan pertama anda saat tiba di Karimunjawa nantinya.
Tiket yang akan kami gunakan untuk pulang kembali ke Jepara memang sudah dibooking sebelumnya. Namun, tidak ada jaminan bahwa anda akan mendapatkan tiket untuk pulang kalau anda tidak bergegas ke pelabuhan pada pagi hari. Kapal yang berangkat pada pukul 8 pagi biasanya sudah membuka loketnya semenjak pukul 6 pagi. Sebaiknya anda bergegas mengambil tiket agar tidak diambil orang lain, terutama VIP. Alasannya jelas, apabila pihak ASDP melihat kebutuhan masih tinggi, namun tiket yang belum diambil masih banyak, maka mereka akan lebih memilih untuk menjual saja tiket yang ada sebab tidak ada jaminan orang-orang yang sudah melakukan booking akan mengambil tiketnya toh? Sekali lagi, untung saja sudah ada Mas Amin yang dengan inisiatif tinggi menawarkan diri untuk mengambilkan tiket kami di pelabuhan, sementara kami disuruh istirahat dan santai-santai terlebih dahulu sebelum naik kapal. Benar-benar pelayanan yang luar biasa!
Sebelum mencapai pelabuhan, jangan lupa untuk mengisi perut terlebih dahulu! Maklum, perjalanan dengan KMP Muria akan memakan waktu sekitar 6 jam (berangkat pukul 8 pagi dan akan tiba di Pelabuhan Kartini Jepara pada pukul 2 siang). Sebaiknya anda mengisi tenaga dahulu sebelum berlayar cukup panjang (walaupun praktiknya tidak melakukan aktifitas apapun di dalam kapal sich). Untuk anda yang mau hemat, saya anjurkan untuk membeli bekal di daratan karena harganya jauh lebih murah disbanding kalau kita kepepet dan terpaksa beli di atas kapal (semangkuk mie instan seduh siap saji saja berharga Rp. 10.000. Ck ck ck). Setelah selesai packing, makan, maka marilah kita menuju ke pelabuhan sebelum pukul 8 agar nggak ditinggal.
Saya akhirnya sudah mencapai pelabuhan 15 menit sebelum kapal belayar. Sekali lagi, saya harus berterima kasih kepada Mas Amin yang sudah repot-repot mau mengantarkan hingga ke pelabuhan, padahal jalan kaki dari Wisma Wisata ke Pelabuhan sekitar 500 meteran saja koq. Pelabuhan Perintis Karimunjawa saat itu sudah ramai oleh para pelancong dan warga setempat. Rata-rata, mereka sudah memiliki karcis dan sudah memasukkan barang bawaan mereka ke dalam dek. Saya menyempatkan diri untuk berfoto-foto sejenak sebelum kapal berlabuh dan menjumpai Pak Hakim, pelatih selam kami yang kebetulan juga sedianya akan berangkat ke Tanah Jawa beserta satu keluarga karena ada keperluan. Kami mengobrol sejenak dan kemudian bergegas naik ke kapal karena peluit kapal sudah dibunyikan, tanda kapal akan segera mengangkat sauh. Selamat tinggal Karimunjawa!
Hi masih punya nomor kontaknya Pak Hakim?
ReplyDelete