(Kembali Ke) Sumatera Utara

Saya sangat suka dengan tempat-tempat yang memiliki budaya kuat dan berhawa dingin. Oleh karena itu, saya tidak butuh alasan lagi donk untuk bertandang kembali ke Tano Batak, bulan Juli dan Agustus ini, 27 Juli – 3 Agustus 2011. Highlight dari perjalanan kali ini sebenarnya adalah Nias. Saya sudah pernah berjanji kepada salah seorang teman saya, Harkat Christian Zamasi. untuk bisa mencapai Nias. Masalahnya, saya sudah pernah dua kali berjanji akan mencapai Nias, namun dua kalinya pula janji tersebut tidak dapat terlaksana. Perjalanan kali ini sebenarnya pun merupakan penjadwalan ulang dari niat saya yang sempat muncul setahun lalu. Setahun yang lalu, bahkan saya sudah menyediakan waktu cuti selama 12 hari untuk melintasi Tano Batak, Tano Niha dan Dataran Tinggi Gayo serta titik terbarat Indonesia, Sabang dan Banda Aceh. Sayang beribu sayang, ada halangan yang membuat perjalanan tersebut tidak dapat terealisasi. Saya harus menjadwalkan ulang perjalanan ini hingga satu tahun lamanya. Kali ini, saya nggak mau muluk-muluk dan terburu-buru. Biarlah Nanggroe Aceh Darrusalam akan saya jejaki kali lain. Kali ini, sesuai dengan janji saya, Nias akan saya jejaki. Dan, syukur Puji Tuhan, Saya akhirnya berhasil mencapai Nias, walaupun dengan sedikit perubahan besar dan tambah sulam jadwal disana-sini.
Saya sudah pernah mengunjungi Tano Batak pada tahun 2007. Kala itu, saya hanya sedikit mencicipi apa yang disebut dengan tanahnya orang-orang Batak. Namun, walaupun sedikit, saya sudah jatuh cinta secara instan terhadap tanah ini. Saya merasa terpanggil untuk kembali mengunjunginya lagi. Saya tertarik akan orang-orangnya, kebudayaannya, alamnya yang bersahaja dan sejuk serta kharisma yang dimilikinya. Nah, bukan keputusan sulit bagi saya untuk menjadwalkan ulang Tanah Sumatera Utara ke dalam jadwal saya. Saya akan dengan senang hati memasukkan Sumatera Utara dalam perjalanan kali ini. Namun, kali ini saya memasukkan Nias, yang berada di seberang lautan sana dan secara kultural, sudah sangat berbeda dengan kehidupan orang-orang Batak yang berada di daratan Sumatera. Inilah highlight perjalanan saya kali ini. Belum banyak orang bisa mencapai Nias. Saya ingin menjejakkan kaki saya di Pulau Nias, Tano Niha begitu sebutannya. Tentu saja, persiapannya cukup banyak yang diperlukan untuk bisa mencapai Nias dibanding kalau saya hanya berkeliaran di seputaran Danau Toba saja.
8 hari yang saya jadwalkan selama berada di Sumatera Utara akan banyak dihabiskan di 3 puak Batak, Simalungun, Karo dan Toba serta sedikit Angkola karena saya mengunjungi Sibolga. Sayang sekali, karena keterbatasan waktu, saya tidak mendapat kesempatan untuk mengunjungi Pakpak – Dairi di barat dan Mandailing di selatan sana. Di sisi lain, saya mendapat Nias! Penerbangan ini saya lakukan dengan Citilink dan kebetulan saya mendapat harga cukup murah untuk mencapai Medan. Hanya dengan Rp. 382.000 saja sekali jalan, saya sudah mencapai Medan. Bandingkan dengan orang yang duduk di sebelah saya dan harus membayar tiket sebesar Rp. 1.700.000 untuk sekali jalan. Saya merasa perjalanan ini benar-benar terberkati. Siap menikmati Sumatera Utara dan jatuh cinta kepadanya? Tunggu jurnal perjalanan saya!

3 komentar:

  1. Nias itu yang di iklan tv ada tradisi ngeloncatin batu kan :D ada cerita ikut loncat batu gg nih hhehhe :P
    wah bener murah tuh om :O

    ReplyDelete
  2. mantabbb bro, berlanjut jalan2nya..

    ech lo itu jalan2nya sendirian ato ada teman barengnya

    ReplyDelete
  3. @Tiara : He-eh...bener banged. Nias itu terkenal karena Hombo Batu-nya. hehehe

    @Anno : hmm...kali ini, 5 hari ada temennya, trus sisa perjalanan sendirian..hehehehe...

    ReplyDelete