Wah, senangnya saya masuk Barito Kuala. Hasrat menyaksikan Sungai Barito yang tertunda di banjarmasin akhirnya bisa tersalurkan juga di Barito Kuala walaupun sedih juga gak bisa berpose bersama jembatan dan sungai yang terkenal tersebut. Padahal, konon banyak turis maupun warga yang menyempatkan diri berhenti di salah satu jembatan terpanjang di Kalimantan tersebut guna berfoto dan mengabadikan diri mereka di jembatan ini. Namun apa ayal, karena saya menaiki travel umum, maka tidak mungkin saya merequest sang supir untuk memenuhi hasrat saya berpose dengan Jembatan elok ini.
Terletak di barito Kuala, di jalur Anjir Muara kurang lebih sekitar 15 KM jauhnya dari Banjarmasin, disinilah Jembatan Barito berada. Jalan menuju jembatan tersebut pun cukup unik karena saya harus melewati jalan semi jalan raya dimana di sisi sebelah kiri terdapat sungai kecil yang cukup lebar dan bisa dilalui oleh jukung-jukung. Tampak beberapa jukung berlayar di atas sungai tersebut sementara di sisi kanan saya adalah desa yang berisi rumah penduduk, kantor pemerintahan, hingga industri kayu dan ikutannya serat sawah. Tidak lama kemudian, jalan yang kami lalui mulai tersibak dan rimbunan peophonan mulai agak jarang dan tiba-tiba di kejauhan tampaklah bangunan besar berwarna kuning menyala. Setelah didekati, tulisan “Jembatan Barito” terpampang dengan megah di atasnya.
Dengan warna kuning pada tiang-tiang utamanya, jelas jembatan ini sangat mencolok mata bagi siapapun yang melihatnya. Ukuran panjangnya 1 KM lebih memang cukup lama untuk dilalui. Saat melalui, saya semakin sadar akan karunia Tuhan YME akan kebesaranNYA menghasilkan karya seindah Sungai Barito lengkap dengan hutan di sisi kiri maupun kanan sungai. Ya, saya bahkan bisa melihat horison di kejauhan aliran sungai. Sungguh, apabila memungkinkan, tampaknya sangat asyik berfoto di Jembatan Barito ini. (menurut kabar, di bawah jembatan ini terdapat suatu pulau yang dihuni oleh Bekantan).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment