Entah karena bukan sebagai lokasi wisata yang umum, maka tampaknya saya harus bisa menerima kenyataan bahwa sebagian besar staff hotel di Banjarmasin kurang memahami kondisi kota mereka sendiri. Maaf saja namun informasi yang diberikan selalu tidak terlalu jelas, berbeda-beda dan sedikit terlihat unsur malas membagi informasi. Dari beberapa tour travel yang saya kunjungi, tidak terdapat paket city tour, brosur informasi lokasi wisata di Banjarmasin dan Kalimantan Selatan, bahkan beberapa staffnya ada yang belum pernah mengunjungi Pulau Kaget dan Pulau Kembang. Tidak heran ketika saya menyebut-nyebut pulau tersebut masih ada yang bertanya dimana lokasi pulau tersebut. Yang lebih mengherankan lagi ketika ada staff yang memandangi saya dengan aneh karena saya menanyakan paket wisata ataupun brosur informasi tentang Banjarmasin. Keanehan ini semakin nyata ketika di depan tour and travel tersebut terpampang spanduk besar berkaitan dengan festival Pasar Terapung Juni lalu dalam rangka Visit indonesia year 2008.
Ya, saya harus bisa menerima kenyataan bahwa tidak semua lokasi siap menjadi tuan rumah lokasi wisata yang baik. Minimnya transportasi, ketiadaan brosur informasi kota, staff hotel maupun tour and travel yang tampak tidak tahu atau bahkan malas membagi informasi membuat saya semakin penasaran dengan kota ini. Beruntung, informasi di internet jauh lebih banyak dan berharga untuk digunakan. Internet dan peta besar Banjarmasin yang saya beli di salah satu toko buku di Jalan Hasanuddin sungguh membantu saya memahami kota sungai ini.
Beberapa hotel yang ada di kota ini antara lain Swiss Belhotel Borneo di Jalan Pangeran Antasari, Hotel Arum dan Hotel Grand Mentari di Jalan Pangeran Samudera dapat menjadi pilihan anda. Untuk kali ini, saya menginap di Hotel Grand Mentari, hotel yang dahulunya bernama Hotel Mentari dan sebelumnya pernah bernama Hotel Maramin karena berganti pemilik.
Beruntung, Hotel ini terletak hampir di jantung Kota Banjarmasin sehingga ini memudahkan aktifitas saya kemana-mana. Hotel bintang dua dengan lobby depan yang modern ini memiliki fasilitas berupa restoran 24 jam, coffee shop, room service, karaoke hall, VIP room, business center, free wi-fi, ballroom, laundry and massage. Bagian dalam interior kamarnya cukup unik. Nuansa kuno akan segera menyergap begitu anda meninggalkan lobby menuju kamar. Bangunan a la era 80an atau 90an awal masih mencirikan bangunan kamarnya. Lucunya, lantai kamarnya dilapisi dengan kayu sehingga kesan modern bercampur dengan vintage yang ada di kamarnya.
Kamrnya sendiri cukup nyaman dengan cermin yang sungguh besar. Kamar mandinya sendiri telah mempunyai bathtub walaupun bathtubnya pun menyisakan kesan vintage. Lukisan yang dipajang di dinding kamarnya cukup unik dan etnik. Minibar, kulkas, dan free minuman komplimen tersedia di kamar. Televisi 14 inch yang dimilikinya hanya menyiarkan siaran nasional. Namun, siapa yang mau nonton televisi apabila kotanya sendiri begitu menarik untuk dijelajahi?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment