Antri Bahan Bakar Minyak merupakan pemandangan yang lumrah ditemui di Banjarbaru, Banjarmasin, bahkan hingga seluruh Kalimantan (Perjalanan saya dari Banjarmasin hingga Palangka Raya diwarnai oleh pemandangan antrean kendaraan di SPBU yang kehabisan bahan bakar). Antre berlangsung dari pagi hari dan kebanyakan dari kendaraan tersebut diam di tempat dan bahkan tidak jarang kendaraan tersebut ditinggalkan oleh supirnya karena pasokan minyak baru datang pada siang harinya. Kondisi ini sudah berlangsung cukup lama sehingga cukup membuat gerah masyarakat. Pertamina, bagaimana ini? Haruskah Shell dan Petronas masuk agar kualitas pelayanan BBM di Kalimantan dapat ditingkatkan?
Setali tiga uang dengan minyak, listrik pun mengalami masalah serupa disini. Saat berjalan jalan di areal Pasar Baru, saya menemukan beberapa toko menjual genset di depan tokonya. Saat berjalan jalan di Jalan Hasanuddin, saya menemukan hampir setiap toko disana memiliki genset mini di depan tokonya. Pemadaman ternyata sudah sangat merata ke seluruh wilayah Indonesia. PLN bagaimana ini? Apa sebaiknya listrik dipegang swasta saja dan bukan monopoli negara?
Menurut abang becak yang saya tumpangi, kejahatan di Banjarmasin juga kerapkali terjadi namun kurang terekspos. Walaupun demikian, saya dapat mengklaim Banjarmasin sebagai kota yang aman karena saya sungguh mendapatkan pengalaman yang menyenangkan selama 2 hari di kota ini. Buat saya, Banjarmasin memang cukup aman namun itu harus dibarengi dengan perilaku orangnya juga. Usahakan gunakan pakaian agak tertutup dan tidak terlalu kelihatan mencolok sehingga menjadi mangsa empuk penjahat. Tampaknya hal yang terakhir ini adalah aturan umum yang berlaku hampir di semua tempat di Indonesia, bahkan dunia.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment