The Iconic Hard Rock Hotel Bali Kuta

Lokasi ini sudah menjadi ciri khas Bali. Hampir semua orang yang pergi berkunjung ke Bali, setidak-tidaknya mempunyai foto dengan latar belakang papan surfing raksasa berwarna biru yang bertuliskan HARD ROCK HOTEL BALI. Ya, lokasi ini sampai sudah menjadi semacam trade mark bahwa orang tersebut sudah berkunjung ke Bali, selain lukisan-lukisan tentang pura di Bali. Pasti, dijamin teman anda, setidaknya satu saja yang pernah ke Bali pasti pernah berfoto dengan latar belakang papan ini *berhubung papannya tinggi dan tulisannya di atas, maka pengambilan gambarnya harus dilakukan agak jauh*.
Terletak di pantai yang paling ramai dan sangat terkenal di Bali, Kuta, bersanding dengan jejeran hotel-hotel berkelas lainnya, Hard Rock Hotel Bali ini memang sudah menjadi semacam icon untuk para wisatawan yang berkunjung ke Bali. Tidak hanya semata-mata karena papan seurfing raksasanya saja yang berwarna biru tersebut yang menjadi icon, namun keseluruhan bagian dari dalam gedungnya pun dapat dikatakan seperti bagian dari musium musik dunia yang berada di Bali. Yuk, coba kita tengok bagian dalamnya.
Saya sendiri tidak menginap disini karena keterbatasan budget berwisata. Rate yang ditawarkan tentu berkelas bintang 5 ke atas sehingga sangat di luar budget saya. Namun, itu tentu tidak menyurutkan keinginan saya untuk berjalan menikmati pemandangan buatan yang disajikan di dalam hotel ini. Bergaya campuran resort, hotel ini juga memiliki Hard Rock Café yang bisa dikunjungi pengunjung umum. Walaupun demikian, kami berempat berfoto-foto saja dengan arsitektur dalam dan halaman hotel yang sungguh nyata pengaruh musiknya. Mulai dari tempat sampah yang dirupakan mirip dengan gendang, hiasan organ elektrik dan gitar raksasa di depan halaman hotel hingga bagian dalamnya yang seperti yang saya katakan tadi, mirip dengan memorial musik dunia karena disini terdapat berbagai macam piringan hitam, alat musik, foto dan elemen musik lain yang dicap atau ditandatangani pemusik dunia. Tentu saja, pemusik lokal pun telah masuk ke lokasi ini dan menandatangani peralatan musiknya guna dipamerkan di dalam hotel ini, sehingga bersanding dengan pemusik luar, anda juga bisa menyaksikan memoriam pemusik lokasl yang masih hidup ataupun telah tiada. Bagian dalam hotelnya sendiri cenderung gelap dan tidak begitu disarankan untuk berfoto-foto. Saya sendiri lebih suka melihat saja tanpa berfoto karena ya itu tadi, kurangnya sinar menyebabkan hasil foto tidak akan menjadi bagus. Bagian tengah lobby adalah café yang dimaksud dan memoriam yang berisi peninggalan maupun tanda tangan pemusik dibuat mengelilingi café tersebut. Tidak perlu waktu lama mengelilingi bagian dalam hotel karena bagian yang bisa dilihat juga tidak terlalu banyak. Para turis pasti akan menjadikan sofa batu di halaman hotel beserta alat musik raksasa sebagai objek foto berikutnya, selain papan surfing raksasa.

2 komentar:

  1. halo, saya mau tanya, kalau masuk ke hard rock itu harus reserve dulu atau langsung datang on the spot? thanks :)

    ReplyDelete
  2. tamu walk in bisa saja koq :)

    ReplyDelete