The Cultural Park, Garuda Wishnu Kencana

The one of Bali-Icon-Wannabe, and yes, it will be! Garuda Wishnu Kencana yang disebut sebagai cultural park ini akan menjadi salah satu ikon Bali ketika pembangunannya selesai. Namun sayangnya, sampai saat tulisan ini diturunkan, taman tersebut masih masuk dalam masa pembangunan walaupun sudah bisa dinikmati oleh pengunjung secara garis besar.
Sebelumnya, apa sich taman Garuda Wishnu Kencana atau yang dikenal sebagai GWK ini? Terletak di Bukit Ungasan, Jimbaran, pada Jalan Raya Uluwatu, selepas Universitas Udayana, taman ini dikenal sebagai Taman Kultural yang terbesar di Bali (atau mungkin Indonesia?) Jangan kuatir, anda tidak akan mungkin tersesat untuk menuju lokasi ini. Pada persimpangan Tuban yang akan menuju Nusa Dua atau Uluwatu, pilihlah Uluwatu. Apabila anda berjumpa dengan McDonald dan Gerbang Universitas Udayana, anda sudah berada di jalur yang benar. Gerbang GWK akan muncul di sebelah kiri anda sekian kilometer berikutnya.
Esensi dari taman ini adalah patung Wishnu (salah satu Dewa dalam kebudayaan Hindu, Wishnu digambarkan sebagai Sang Pencipta, bersama-sama dengan Brahma, Sang Pemelihara dan Syiwa, Sang Perusak) yang menaiki Burung Garuda Kencana. Apabila proses pembangunannya selesai, maka dari Patung Wishnu yang menaiki Garuda Kencana ini akan dapat terlihat dari beberapa tempat di Bali. Sungguh keren! Sayangnya, proses pembuatannya sempat terhenti beberapa tahun (bahkan sempat mandek antara tahun 2003-2007) karena masalah finansial (beberapa rumor bahkan sempat menyebutkan bahwa Sang Arsitek meninggal sebelum sempat menyelesaikan patung ini. Rumor Has It). Selepas tahun 2007, pembangunan pun berlanjut sehingga kini anda dapat menyaksikan patung WIshnu setengah tubuh dan Patung Kepala Garuda beserta sayapnya di lokasi yang berbeda. Ya, kedua patung tersebut belum direkatkan karena masih dalam masa penyelesaian. Patung WIshnu berada di pelataran utama (lengkap dengan air mancur di sekeliling patung) dan Patung Garuda berada di area taman yang sering dijadikan perhelatan event bergengsi, diantara potongan batu-batu cadas (sungguh mengagumkan bagaimana hasil karya dapat memotong batu cadas sedemikian rupa!).
Begitu masuk, anda akan dibebankan biaya masuk sebesar Rp. 25.000 per orang (mudah-mudahan tidak berubah sampai tulisan ini diturunkan). Anda beserta mobil (tampaknya tidak ada opsi lain selain menyewa mobil menuju lokasi yang agak terpencil di Bali Selatan ini) harus mengelilingi sejumlah bagian taman yang sudah direnovasi, mulai dari hiasan ukiran berukuran besar di tepi jalan, hingga batu-batu cadas besar (raksasa) yang dipotong sehingga menyerupai kue balok raksasa yang pastinya akan mengundang kekaguman anda (dan berfoto tentunya!). Ketika masuk, ada dua jalan yang dapat ditempuh, via bawah (amfiteater dan museum) atau via bawah (Patung Wishnu dan Pelataran Kura-Kura. Kita mulai dari bawah saja yach...
Disini, ada sejumlah tempat untuk anda beristirahat, mulai dari amfiteater, kios-kios penjual makanan, museum, dan lokasi Patung Garuda Kencana yang sering dijadikan pagelaran event akbar, mulai dari rave party, event kontemplasi, hingga acara budaya yang sangat Indonesia. Sayangnya, apabila panas menyengat, lokasi-lokasi ini bukanlah pilihan bijak. Tidak ada satupun area berteduh yang bagus karena Ungasan pada dasarnya adalah wilayah cadas yang tandus. Jarang pepohonan di wilayah ini. Naik ke atas, anda akan berjumpa dengan sebuah patung sapi (di bawah juga sudah ada patung sapi sich...) dan sebuah kolam yang lumayan menarik. Disini, kerindangan mulai sedikit menyergap. Anda bisa duduk di bawah pepohonan rindang di kursi kursi taman yang tersedia. Namun, sayang, di lokasi ini tidak terdapat sesuatu apapun yang menarik kecuali pemandangan Bali di kejauhan. Naik ke atas lagi, disinilah anda akan berjumpa Patung Wishnu dan lokasi perhentian mobil via atas. Lokasi ini sudah pasti menjadi daya tarik wisatawan yang ingin mengabadikan dirinya telah sampai di Taman GWK. Kerindangan di bagian ini agak lumayan sehingga anda bisa berteduh dari kejamnya sengatan matahri di siang hari (oh yach, anda akan mengunjungi taman ini pada siang hari, bukan pada malam hari, harap dicatat!). Apabila tidak ada event akbar, maka GWK ini cukup ramai dikunjungi walaupun tidak ada atraksi yang terlalu menarik yang membuat anda betah berlama-lama disini. Walaupun demikian, berfoto diantara batu batu cadas yang dipotong tentunya bisa sedikit memberi warna berbeda untuk profile anda.

1 komentar:

  1. bro keren banget tuh GWK.tp kayaknya belum kelar2 pembangunannnya.

    ReplyDelete