Wisata Jalan Legian Di Malam Hari

Jalan Legian di sebelah Pantai Kuta adalah salah satu jalan yang paling ramai dan paling hidup di Bali. Pada malam tahun baru, tidak dapat terbayangkan betapa ramai dan macetnya jalan ini apabila anda kebetulan melintas disini. Jalan yang terdiri atas dua lajur bolak-balik ini memang salah satu urat utama Bali. Apabila anda hendak berkunjung ke Kuta, Seminyak dan sekitarnya, pasti akan melewati daerah ini. Jalan Legian berisi berbagai kegiatan yang mampu membuat anda bertahan di jalan ini hingga malam hari, mulai dari toko pakaian, rumah makan, kantor travel, toko aksesoris, galeri seni, rumah pertunjukkan, hingga hotel dan club. Malam hari, ketika saya tiba dari makan malam di Jimbaran, energi Legian memang sudah menurun, namun itu masih bertahan cukup kuat dengan club yang dibuka lebar, toko-toko kerajinan tangan dan oleh-oleh dan toko pakaian brand luar. Berhubung penginapan saya tidak terlalu jauh, maka saya memutuskan untuk menikmati Jalan Legian di malam hari mulai dari Monumen Legian hingga Jalan Poppies yang cukup membuat berkeringat walaupun di malam hari. Kebanyakan toko sudah tutup sehingga hanya menyisakan tampilan rolling door di depan etalasenya. Beberapa toko yang masih buka pun terlihat malas-malasan dan tampaknya akan segera tutup. Beberapa pria duduk-duduk di depan koridor toko. Kendaraan hanya lalu lalang segelintir saja namun tetap masih terhitung cukup ramai. Cukup menyenangkan berjalan kaki di Legian sembari menuju lokasi beristirahat karena ketika ada yang menarik, kita dapat masuk dan menikmati isi toko atau kios di pinggiran jalan. Hanya satu kewaspadaan yang perlu anda tingkatkan disini adalah adanya beberapa orang yang memang berniat tidak baik dan dialami oleh saya. Ketika sedang berjalan, anda mungkin saja ditawari "barang bagus" atau "barang baru" oleh pria lokal yang tiba-tiba mendekati anda. Tentu, anda sudah harus tahu bahwa produk ini bukanlah produk yang baik untuk diketahui. Asumsi saya, pria ini menawarkan narkoba atau sejenisnya sehingga dengan sopan saya tolak penawaran tersebut. Pria tersebut tampaknya tahu diri juga melihat feedback dari saya sehingga ia buru-buru menjauh walaupun sempet sedikit mendesak menawarkan barang tersebut. Apabila anda dapat berhati-hati dan waspada, mungkin anda akan terhindar dari penawaran yang seperti ini.

2 komentar:

  1. MUNGKIN KAYAK JALAN MALIOBORO DI JOGJA KALI YA...SAMA2 JALAN TOP BAGI WISATAWAN.

    ReplyDelete
  2. Saya pernah juga punya pengalaman yang menarik di Legian. Ceritanya saya lagi ada tugas ke Bali, nah saat makan siang saya mengajak salah satu manajer perusahaan saya yang di Bali untuk menemani makan siang.

    Dia mengajak saya untuk makan di Legian, daripada makan fastfodd saya lebih suka makan nasi goreng istimewa. Nah..... saya pesan nasing goreng dan makan dengan lahap.

    Tragedi terjadi saat membayar, saat saya bertanya ke kasir berapa harga nasi goreng + es jeruk yang saya makan, dia menjawab $5. Padahal nilai tukar dollar adalah Rp. 11.000,- Walah, padahal harga nasi goreng di Jawa masih Rp. 2.500,-

    ReplyDelete