Peta Ambarita, Samosir

Sekitar 4 KM arah barat laut Tomok, setelah melewati pegunungan, bukit dan sawah, maka tibalah anda di Desa Ambarita. Salah satu desa yang autentik Batak kuat ini memang indah. Ukurannya tidak terlalu luas, namun kebudayaan Batak sangat kuat terpancar dari keseharian masyarakatnya. Saya sendiri, ketika berkunjung ke lokasi, langsung sekejab merasa jatuh cinta dengan desa ini. Rasanya, benar-benar berada di suatu tempat yang asing, jauh dari kota besar, namun nyaman, aman dan hangat karena penduduk desa ini ramah sekali.
Dengan angkot seharga Rp. 3.000 saja dari Tomok, anda sudah bisa mencapai desa ini. Ambarita memang menjadi salah satu situs kebudayaan unik di Samosir berkaitan dengan kehidupan masyarakat Pasca Raja Siallagan, dan ritus Batukursi yang unik sekaligus menyeramkan. Ya, Ambarita memang terkenal karena batukursinya. Bentuk Batukursi ini sejenis kursi yang mengelilingi fokus pada sebuah meja dimana meja ini nantinya akan digunakan untuk mengadili pesakitan pada jaman dahulu. Pesakitan yang terbukti bersalah akan dieksekusi dengan cara dipenggal kepalanya. Agak menakutkan yach? Darah si pesakitan ini konon akan diminum habis oleh Raja dan kaum pemerintah pada waktu itu. Sehingga, tidak heran jika hingga saat ini muncul anggapan bahwa Orang Batak suka memakan orang. Ya, ini karena berkaitan dengan tradisi unik dan agak menyeramkan ini. Hukuman lainnya yang diberlakukan adalah pemasungan. Ada satu blok pemasungan dimana berisi sebuah boneka yang dipasung untuk mendioramakan kejadian pada masa lampau. Selain Batukursi, Makam Raja Siallagan dan Blok Pemasungan, Ambarita terkenal dengan alamnya yang mengagumkan. Perpaduan antara bukit dengan sungai dan sawah sementara di kejauhan terlihat pesisir Danau Toba, sungguh membuat cantik kawasan ini. Di sela-sela pemandangan tersebut, menyembullah beberapa makan keluarga dengan kepala kubur berupa Rumah Bolon atau Salib yang unik dan tidak akan pernah anda jumpai di tempat lain. So, Ambarita harusnya akan menjadi next destination anda berikutnya donk?

1 komentar: