Selain pusat kota di seputaran Pahandut dan Langkai dan Palangka, ada sepotong jalan yang terletak di Palangka Raya lama atau yang dikenal dengan daerah Flamboyan. Jalan tersebut bernama Achmad Yani. Mengapa dikatakan lama? Sebab pada perkembangan awal, Jalan Achmad Yani ini adalah jalan yang paling ramai berkembang dengan pusat kegiatan jasa dan perdagangan mulai dari hotel, pertokoan, souvenir dan cendera mata, percetakan, tempat ibadah, gedung pertemuan hingga sasana olahraga dan monumen monumen yang dapat ditemui di sepanjang jalan. Pada tahun-tahun dekade sebelumnya, di buku-buku wisata hanya menggambarkan Jalan Achmad Yani ini sebagai jalanan utama di Palangka Raya. Sekarang, jalan ini bergeser menjadi ke wilayah sebelah timur dan pusatnya berada di putaran Imam Bonjol.
Di jalan yang cukup lebar dan trotoarnya lumayan besar di sisi sebelah utara ini, banyak sekali pusat kegiatan yang sudah berdiri sudah cukup lama. Salah satu diantaranya adalah Hotel Dian Wisata yang bentuknya lebih menyerupai rumah kos-kosan dengan atap Betang yang manis. Selain itu, agak ke ujung sedikit, anda bisa menemui Toko Gawin Bawi yang khusus menjual produk souvenir khas Kalimantan Tengah mulai dari anyaman, gantungan kunci, ukiran, perahu, tameng, perhiasan, tas, tikar dan alas peralatan makan, hingga topi dan baju adat. Harga yang ditawarkan menurut saya cukup murah dan bisa diterima. Apabila anda membeli dalam jumlah besar, saya yakin sang ibu akan berkenan memberikan diskon. Sang ibu penjaga toko ini memang terlihat ramah dan dengan senang hati menjawab semua pertanyaan tentang harga yang saya ajukan. Sayangnya, ketika saya mencari tameng ukuran tanggung, saya tidak menemukan benda tersebut. Adanya tameng berukuran ekstra besar dengan ukiran kayu ulin yang cantik dimana saat itu saya langsung berpikir “mau ditaruh dimana di pesawat nanti yach?”
Di sisi sebelah selatan jalan, banyak berdiri gedung pertemuan, lapangan olahraga maupun sasana pertandingan. Pada sore hari itu (saat itu waktu sudah menunjukkan hampir pukul 6 sore) banyak warga Palangka Raya yang berolahraga, mulai dari bermain sepakbola, berolahraga sore, bermain basket, berlatih marching band, dan kegiatan olah raga lainnya.baik gedung pertemuan maupun bangunan lapangan olahraga dibuat dengan tetap mengedepankan unsur arsitektur Betang terutama dengan atap dan ornamen yang cantik di bagian atap bangunan. Diantara gedung-gedung olahraga tersebut bahkan saya menjumpai satu buah monumen relif pahlawan revolusi yang tergambar di depan sebuah taman lengkap dengan relief Ade Irma Nasution.
Sayangnya, saya tidak sampai ke Jalan Batam di ujung Jalan Achmad Yani karena hari sudah semakin sore menjelang. Saya harus kembali ke hotel seiring dengan tutupnya perlahan-lahan satu persatu toko di jalan ini. Konon, menurut info dari beberapa penduduk yang saya tanyai, di Jalan Batam terdapat sentra kerajinan kesenian dan produk khas Kalimantan Tengah yang dijual dengan harga murah dan berkualitas. Sayang, saya tidak sampai kesana.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment