Kisah Sedih PulangPisau

Pada ruas jalur Banjarmasin – Palangka Raya, saya melihat kisah sedih yang sebenarnya terjadi disini. Pada beberapa ruas, saya melihat air sungai yang berwarna hitam sementara di sebelahnya terdapat lahan kosong yang berwarna hitam dihiasi dengan pepohonan mati, mengering dan hanya tersisa ranting maupun batangnya saja. Ya, inilah kisah sedih pembukaan hutan yang tentunya berakibat hancurnya hutan asli Kalimantan. Walaupun area terjadinya masih berupa luasan kecil saja namun hati terasa miris melihat kondisi ini apalagi mengingat beberapa tahun lalu Palangka Raya tertutup kabut asap hasil pembakaran hutan. Makanya, tidak heran di sepanjang jalur tersebut banyak sekali pesan-pesan moral yang berkaitan dengan penyelamatan hutan, pelestarian, reboisasi, pemanfaatan hasil hutan dengan bijak dan arif serta lainnya yang berbau kelestarian hutan. Kalau anda jeli, di beberapa sudut anda akan melihat gundukan kayu yang disusun di pinggir jalan. Dilema pembangunan Kalimantan ya seperti ini. Membiarkan Kalimantan tetap asli alami namun ini berarti pembangunan harus ditekan. Apabila ingin agar Kalimantan ikut maju seperti kota-kota lainnya terutama di Pulau Jawa, mungkinkah bisa dengan tidak mengorbankan hutan? Bapak Agustin Teras Narang dan staff-staffnya yang terhormat, ada pe-er besar menanti anda.

1 komentar:

  1. Iya tuh mar...emang udah parah banget mengenai pembalakan liar di Indo. Yang legal aja sudah melibas berjuta-juta hektar , gimana yang illegal ?? - Tanya kenapa ?

    Cukong Kayu paling besar di Kalimantan Han**ng bwahahaha -> pe-biz kelas kakap and kerapu !

    Anyway there is an update mar , blog gw dah pindah ke blogspot nih..hikzz hikzzz , hosting free dari inferno hilang huaaaaaaa , update link web gw ya di tempat loe hehe

    tryvo.blogspot.com

    Thanks lomarrrrrr !

    ReplyDelete