Ngapain malam hari di Palangka Raya? Wah, kalau anda berpikir untuk menghabiskan waktu di hotel saja maka anda akan rugi besar. Biarpun termasuk kota kecil, namun Palangka Raya memiliki sesuatu yang menarik untuk ditawarkan pada malam hari. Kehidupan kota ini tidak serta merta berhenti ketika matahari terbenam tuch....
Kalau anda kebetulan berada di sekitar jalan Yos Sudarso atau menyempatkan diri berkunjung ke jalan ini pada petang hari hingga malam dan dini hari, anda akan menjumpai kesibukan orang-orang yang mulai bersiap-siap baik di sisi seberang kiri maupun kanan jalan. Mereka bersiap-siap untuk membuka kedai rumah makan tenda mereka. Ya, ketika malam benar-benar menjelang dan bulan sudah tampak di angkasa, anda bisa merasakan Palangka Raya yang sebenarnya pada malam hari. Taste A Real Palangka Raya Night!
Tidak ada batasan hari untuk kegiatan ini. Setiap hari Jalan Yos Sudarso selalu dipenuhi dengan kedai dan café tenda yang dibuka menjelang malam. Kebanyakan dari mereka menjual produk seafood mulai dari cumi, udang, ikan bawal, nila, kerang dan kepiting. Yang uniknya, hampir tidak ada warung bertuliskan “Rumah Makan Seafood Palangka Raya”. Sebagian besar dari pedagang (atau semua) tersebut membawa embel-embel nama Jawa Timur mulai dari Surabaya (paling sering), Lamongan, dan Banyuwangi. Daerah lain yang ditampilkan disini adalah Makassar dengan Coto dan Pisang Epenya dan Malioboro dengan satenya. Hal ini dapat dimaklumi karena Palangka Raya adalah salah satu daerah tujuan transmigrasi pada era orde baru dahulu sehingga pendatang dari daerah jawa banyak yang bermukim dan membuka usaha disini.
Perut anda sudah penuh dan tidak sanggup lagi makan makanan berat? Jangan kuatir, di Jalan Yos Sudarso arah mendekati bundaran ada jenis pedagang lainnya. Warung tenda yang digelar disini adalah warung tenda yang menjual penganan mulai dari kue kue kecil, minuman, hingga bubur kacang hijau dan ketan hitam serta roti bakar. Berbeda dengan lokasi makanan seafood yang cenderung dipenuhi oleh keluarga, disini, pengunjung yang datang kebanyakan adalah anak muda. Hal ini juga semkain diperjelas dengan setiap café yang ada memutar lagu-lagu pop barat dan indonesia yang sedang populer. Beyonce dan D’ Masiv jelas menjadi lagu yang sering diputar disini. Sayangnya, terkadang beberapa café memutar lagu dengan kekuatan maksimal padahal speaker yang dimiliki tidak dapat terlalu mendukung. Selain itu, terkadang juga antara satu café dengan café lain yang berdekatan kurang dapat bertoleransi dalam hal memutar musik. Alhasil, kadang-kadang pencampuran lagu yang didengar di kuping sungguh tidak nyaman didengar.
Ada sepotong wilayah lain lagi di Yos Sudarso yang berbeda dengan kedua kawasan tadi. Mulai dari Hotel Dandang Tingang menuju arah barat, daerah ini didominasi oleh pedagang buah, kue kue macam martabak, gorengan, bakso, helm, stiker dan aksesori motor hingga yang unik, persewaan mobil-mobilan besar yang dapat dinaiki anak-anak tepat berlokasi di depan menara pemancar TVRI. Menurut saya dan seluruh warga Palangka Raya pasti setuju kalau wilayah ini dinobatkan sebagai wilayah dengan hiburan malam terlengkap karena menurut informasi, beberapa kedai buka hingga pukul 2 pagi walaupun ada juga kedai yang menghentikan kegiatan operasionalnya mulai pukul 11 malam. Lupakan diskotiq dan klab malam sejenisnya. Lebih asik berwisata kuliner dan menikmati Jalan Yos Sudarso malam hari di Palangka Raya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment