Malam – Malam Di Atas Jembatan Kahayan

Palangka Raya Kota Aman. Ya, ini yang saya alami selama berjalan di Palangka Raya, bahkan pada malam hari sekalipun. Saya merasa kota ini sangat aman dan anda semua, para penduduk Palangka Raya harus keep up your good work agar kota ini makin bersinar karena citra baik yang dibangunnya sehingga kunjungan wisatawan semakin meningkat.
Hal ini terbukti ketika saya melakukan perjalanan malam hari dengan berjalan kaki dari Bundaran Besar Palma yang ramai menuju Jembatan Kahayan yang luar biasa sepi. Berhubung sisi di seberang Jembatan adalah Taman Hutan Raya, maka sepinya daerah ini sudah dapat dimaklumi. Saya berjalan kaki dengan waktu 10 menit dari bundaran hingga mencapai tepian Sungai Kahayan. Walaupun sangat sepi karena sangat sedikit kendaraan yang melintas, namun saya merasa sangat aman sama sekali. Bukan karena hanya kaki Jembatan Kahayan yang disinari dengan cahaya lampu yang sangat terang sekali namun entah mengapa jalanan besar yang lengang membuat saya merasa aman walaupun sebagai catatan pada malam itu beberapa kantor instansi dan lampu jalan tidak menyalakan lampu sama sekali sehingga kondisi gelap gulita pernah saya lewati di jalan di kota ini.
Saya sedikit gila dan sedeng dengan mencari sensasi sesuatu yang agak berbeda malam ini. Berhubung malam masih agak panjang, maka saya meutuskan untuk naik Jembatan Kahayan pada malam hari dan menikmati kota Palangka Raya pada malam hari. Salah besar. Ternyata keputusan yang saya buat ini salah besar. Walaupun Jembatan terlihat sangat menarik karena berpendar cahya merah dan biru pada malam hari, namun di atas jembatan, penerangan yang ada tidak terlalu jelas sehingga saya kurang dapat melihat situasi sekeliling. Bodohnya saya lagi karena angin yang berhembus malam malam di atas sungai ternyata adalah angin dingin yang membekukan. Saya membeku menggigil kedinginan malam itu. Tambahan lagi, ketika saya melihat ke bawah dari pinggiran jalan trotoar di Jembatan Kahayan, ternyata cukup menegangkan untuk ukuran saya yang tidak altiphobia sekalipun. Alhasil, saya setelah merasakan dinginnya angin yang berhembus segera turun ke bawah ke permukaan tanah. Bodohnya pula, malam itu saya hanya mengenakan kaus tipis karena berpikir Palangka Raya tidak dingin. So, untuk anda yang ingin mencari tantangan, tidak disarankan untuk naik jembatan di malam hari. Dinginnya angin menjadi musuh utama. Ketika saya turun ke bawah, bermaksud masuk ke Taman Panorama Sungai Kahayan tepat di belakang Tugu Peletakkan Batu Pertama, saya melihat taman tersebut sudah sangat gelap dengan tidak adanya lampu maupun orang yang berada disana. Karena kondisinya sudah seperti itu, saya tidak mau mencari resiko. Saya berbalik arah dan kembali ke hotel untuk menghangatkan badan. Wih, seru plus beku juga petualangan malam di Jembatan dan Sungai Kahayan.

1 komentar: