Akhirnya, setelah melewati deretan hutan yang semakin rapat beserta sungai kecil yang mengalir di sisi kendaraan (kecil di Kalimantan bisa berarti besar di pulau lainnya), saya berjumpa dengan papan baliho besar “Anda Memasuki Wilayah Tertib Hukum Kepolisian Besar Palangka Raya” (kurang lebih tulisannya seperti itu). Selamat tinggal Pulang Pisau, saya telah sampai di Kota Cantik Palangka Raya.
Namun, ditunggu-tunggu koq pemandangan masih berupa hutan dan rumah-rumah betang terpisah satu sama lain saja? Barulah sekitar setengah jam kemudian, hutan mulai menipis, digantikan dengan rumah-rumah yang perlahan semakin banyak dan semakin digantikan oleh tempat kegiatan usaha. Ketika sampai di simpang empat Bandara, pemandangan hutan sudah semakin berkurang digantikan oleh pemandangan kegiatan dan aktifitas manusia walaupun wujudnya belum benar-benar kota.
Ya, Palangka Raya merupakan salah satu atau malah justru kota terbesar di Indonesia dengan bentangan seluas 2400 kilometer persegi. Namun pada perkembangannya, Palangka Raya bukanlah salah satu kota besar di Indonesia bahkan dalam hal 3 atau 5 besar sekalipun dalam hal jumlah penduduk. Pusat kotanya sendiri berada di kelurahan Pahandut, Langkai dan Palangka. Sisanya, Palangka Raya menyebar ke arah utara dan selatan dengan sebaran yang masih tidak seluas wilayah asalnya di Pahandut.
Takut tersesat di Palangka Raya? Jangan kuatir, Palangka Raya tidak rumit. Begitu anda menjummpai dua buah bundaran besar, dimana salah satunya adalah Bundaran Burung Rangkong dan satunya lagi Bundaran Besar, anda sudah tiba di pusat kota. Disinilah sebagian besar pusat kegiatan berada. So, tunggu apalagi? Turun dari kendaraan dan jelajahilah kota cantik ini!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment