Ahoy! Saya Tiba Di Makassar

Makassar menyambut saya di pagi hari! Pagi hari saya terbangun di Makassar dengan rasa segar dan semangat tinggi. Sudah gak sabar rasanya ingin menjelajah kota ini dan tentu saja Sulawesi Selatan. Mau kemana yah hari ini? Secara, bus yang akan mengantarkan saya ke TanaToraja masih akan berangkat malam nanti. Artinya, saya masih punya banyak waktu untuk bepergian kesana kemari sebelum malam hari tiba.. So, mau kemana kita?
Makassar adalah ibukota Sulawesi Selatan. Bisa jadi, Makassar adalah ibukota Pulau Sulawesi karena ukurannya yang besar dibandingkan Manado,Palu dan Kendari, tiga kota besar yang berada di bawahnya. Dalam hal percepatan pembangunan, Makassar memang melesat jauh meninggalkan kota-kota lainnya di Pulau Sulawesi. Akibatnya, kota tetangga seperti Sungguminasa, Maros, Takalar dan Pangkajene turut berkembang seiring dengan pesatnya kemajuan Makassar. Tolok ukur pembangunan Makassar bisa dilihat dari julukan yang selama ini melekat : Gerbang Indonesia Timur. Banyak pendapat mengatakan bahwa apabila peta Indonesia dilipat jadi dua bagian sama besar, Makassar akan selalu berada di tengah-tengah. Hal ini memperkuat pendapat bahwa Makassar lah titik pusat Indonesia. Nggak heran, hampir seluruh penerbangan panjang dari barat ke timur atau sebaliknya rata-rata menempatkan Makassar (dan Surabaya) sebagai hub penghubung.
Kemajuan Makassar pun tercermin dari perubahan wajahnya hanya dalam kurun waktu dua tahun saja. Tahun 2007, saya pernah ke Makassar dan mendarat di Bandara Hasanuddin lama. Kendaraan yang saya tumpangi masuk ke kota melalui jalan tol dalam kota. Jangan bayangkan jalan tol yang saya lalui adalah jalan tol yang umum anda lihat. Jalan tol disini bisa dilewati pete-pete (angkot Makassar), sebagian besar terbuat dari tanah, banyak gedung maupun pabrikan berakses keluar ke jalan tol ini dan kerapkali kendaraan terhenti karena terhalang sapi atau kerbau. Terkadang, pemandangan di kanan kiri berubah menjadi semacam wilayah perairan, lengkap dengan rumah-rumah panggung khas Makassar berdiri di atasnya plus perahu-perahu kecil. Namun demikian, jalan tol yang saya lalui ini tetap memiliki papan petunjuk arah, ramp keluar dan loket pembayaran. Ajaib yah? 2009 adalah tahun kebangkitan Makassar. Jalan tol tanah yang sering dilalui kerbau dan sapi itu sudah tidak ada lagi. Bandara Hasanuddin sekarang sudah baru dan berdesain unik, khas anjungan perahu Makassar dengan nuansa hitam putih. Jalan tol Biringkanaya sudah berupa jalan aspal melayang yang menghubungkan banyak tempat di dalam kota Makassar. Jalan tanah sudah tidak ada lagi. Saya terpesona akan percepatan pembangunan yang sama sekali merubah wajah Makassar yang saya kenal.Bukan hanya itu, Makassar bergiat diri membangun dalam hal daerah tujuan wisata dan konvensi. Kawasan Bisnis Terpadu Metro Tanjung Bunga menandai majunya kawasan ini. Makassar sudah memiliki gedung pertemuan dan hall pameran berskala internasional saat ini. Hal-hal ini ditambah lagi dengan hadirnya Trans World, yang konon merupakan theme park indoor terbesar di seluruh dunia. Tak pelak lagi, magnet kunjungan masyarakat Indonesia dan dunia akan terseret ke Makassar ke depannya.
Hal-hal yang saya ingat akan Makassar pada jaman dahulu kunjungan saya adalah seafood, orang sakit kusta, panas dan pusat kota yang kecil. Beberapa dari hal ini sudah tidak akan pernah anda temui lagi saat ini, terutama orang sakit kusta atau mantan penderita yang banyak menjadi juru parkir di Jalan Somba Opu. Karena terletak di pinggir pantai, wajar saja Makassar terasa panas. Beberapa hari di kota ini mampu membuat kulit saya meranggas sehingga saya perlu berganti kulit! Hehe…Soal pusat kota yang berukuran kecil, masih ada benarnya karena hampir semua keperluan anda bisa ditemukan tanpa anda meninggalkan wilayah pusat kota. Sebut saja bank, hotel, restoran, pasar dan pusat-pusat keramaian lainnya. Akibatnya, kalau anda kebetulan muter-muter di wilayah ini saja, anda akan merasa pusat kotanya kecil walaupun ternyata Makassar itu lebar (melebar sampai Biringkanaya daerah pinggiran airport dan Tamalate arah mau ke Sungguminasa). Hal yang tidak berubah tentu saja seafoodnya! Saya masih ingat Makassar kaya akan produk seafood yang eksotis, berukuran besar dan diolah secara ajaib! Saya masih ingat udang kipas yang berukuran-cukup-untuk-membuat-saya menelan-ludah dan cumi yang dimasak dengan tintanya sendiri sehingga berwarna hitam, sewarna dengan gigi saya yang mengunyahnya! Seafood di Makassar memang berbeda dan segar. Makassar masih terkenal akan seafood dan kulinernya hingga saat ini. Ingat Makassar, ingat seafoodnya dan tak lupa semua pallu, mulai dari pallubutung, pallumara, pallubasa dan coto Makassar.
Anda bisa melakukan banyak hal di Makassar. Mulai dari berwisata sejarah (Fort Rotterdam, Makam Pangeran Diponegoro), wisata budaya (Pelabuhan Paotere dan Museum La Galigo), wisata kuliner (Pallubutung, Pallubasa, Pallumara dan Coto), wisata belanja (Somba Opu, Sulawesi), wisata khusus (Taman Anggrek Clara Bundt) dan wisata alam tentunya (Pulau Kahyangan, Samalona, Lae Lae). Mau mengunjungi semua tempat-tempat menarik ini? Gak masalah, Makassar terkenal akan pete-pete (angkot) dan becaknya yang berukuran mini alias hanya cukup kurang lebih untuk satu orang saja lebih dikit (kalau dua orang, biasanya tumpah ruah..hehehe..).Ada tiga terminal yang umum digunakan di kota ini. Terminal Daya di utara yang menghubungkan Makassar dengan kota-kota di utara (Rantepao, Pare-Pare, Soppeng, Palopo dan Watampone), Terminal Mellengkeri di selatan yang menghubungkan Makassar dengan kota-kota di tenggara (Bulukumba, Bontosunggu, Bantaeng dan Bira), dan Terminal Sentral yang berada di depan mall MTC yang didominasi oleh pete-pete yang akan mengantarkan anda ke banyak tujuan di dalam kota. Urusan perjalanan bukan soal sulit, apalagi kota ini hampir bergerak 24 jam. Selepas malam sekalipun, anda bisa menemukan kendaraan umum di tempat ini.
Oh yah, Nama Makassar sendiri sebenarnya berasal dari suku dominan yang terdapat di wilayah ini. Masih ingat donk bahwa wilayah ini pada jaman dahulu adalah pusat kerajaan Gowa-Tallo yang dipimpin oleh Sultan Hasanuddin. Kalau lupa, coba dech buka lagi buku-buku sejarah jaman SD anda :) Orang Makassar yang terkenal dengan pelaut-pelaut ulungnya lah yang mengisi wilayah ini. Waktu pemerintahan orde baru, nama Makassar (konon) berkonotasi dengan hal negatif, sehingga diganti oleh presiden berkuasa pada waktu itu, Soeharto, menjadi Ujung Pandang. Pada tahun 1999, Presiden B.J. Habibie (orang Soppeng) mengganti nama Ujung Pandang menjadi Makassar. Keputusan populer ini disambut baik oleh banyak warga, terutama orang Makassar. Walau demikian, nama Ujung Pandang masih banyak dipakai di beberapa tempat seperti misalnya nama kelurahan dan kode IATA Bandara Hasanuddin yakni UPG. Yah…apapun namanya, yuk, saya ajak anda keliling Kota Makassar. Siapkan sunblok sebelumnya!

4 komentar:

  1. Setuju banget kalo Makassar itu emang gudangnya tempat wisata. Dengan segala yang dimilikinya dan letaknya yang hampir persis di tengah-tengah Indonesia, gue rasa Makassar sangat layak dijadikan ibukota negara. Viva Makassar...

    ReplyDelete
  2. Hehehehe...

    Salam kenal dan terima kasih sudah datang dan menitipkan comment :)

    Yup, Makassar memang gudangnya tempat wisata. Makssar, tanpa perlu dijadikan ibukota negara, sudah berkembang dengan sangat pesat loch. Tanpa status-status tersebut, Makassar sudah hebat. ada baiknya kalau ibukota negara dipindahkan ke pulau yang belum terlalu berkembang agar terjadi pemerataan pembangunan di Indonesia, misalnya tengah-tengah Kalimantan atau tengah-tengah Papua. Setuju? hehehehe

    ReplyDelete
  3. Baru kali ini saya mampir di blog ini dan ternyata isinya sangat menarik. Menurut saya agak jarang yg mengulas tempat wisata di Indonesia dengan bahasa yg lebih dewasa (selama ini yg saya baca lebih ke haha hihi sih). Ya sebetulnya tergantung selera masing2 orang, tapi kebetulan saya suka gaya bahasa di blog ini. I'll pay a regular visit!

    ReplyDelete
  4. *terharu* terima kasih. ternyata saya ketemu temen satu lagi yang menggemari jalan-jalan ke pelosok Nusantara juga *berpelukaaaan* hehehe.

    salam kenal yaaa ^^

    ReplyDelete