Saya tiba di Terminal 3 Soekarno Hatta pada pukul 3 sore. Pesawat akan berangkat pada pukul 16.15 WIB dengan estimasi waktu sampai di Makassar 19.35 WITA. Menjelang waktu keberangkatan, saya mendapat informasi, pesawat didelay karena masih berada di Yogyakarta. Kata petugas, delaynya sekitar setengah jam. Oh, yasudah, tidak apa-apa, saya masih bisa mengejar bus dengan waktu tersisa. Namun, setengah jam kemudian tidak ada kabar dan akhirnya waktu sudah pukul 6 sore tanpa ada kejelasan kabar sama sekali. Saya yang panik dan tidak yakin akan mencapai Makassar pada pukul 22.00 WITA, segera menelepon Bus Litha yang sedianya berangkat pada pukul 10 malam untuk membatalkan reservasi saya. Saya akhirnya melakukan penjadwalan ulang untuk hari esoknya. Saat melakukan reservasi, tiket sebenarnya harus segera diambil apalagi saat itu adalah musim liburan panjang anak sekolah. Jadi tempat duduk umumnya terisi penuh. Namun, Mbak petugas Litha mengijinkan saya melakukan reservasi apabila saya mampu sampai di terminal pada pukul 21.00 malam. Berhubung saya tidak dapat mencapai terminal pada pukul 21.00 malam itu, saya akhirnya membatalkan keberangkatan saya ke Rantepao pada malam itu. Tunggu punya tunggu, saya berangkat dengan pesawat pukul 21.00 WIB dan baru sampai di Makassar sekitar setengah satu pagi esok harinya. Awal yang ‘baik’ untuk memulai liburan! Saya menerima kompensasi nasi kotak dua kali dan e-gift voucher 500.000 rupiah. Saya melihat semua tamu yang berangkat sepesawat dengan saya menunjukkan muka sebal, kusut, lesu, dan capai. Tidak sedikit pula yang memaki-maki petugas darat di terminal. Sesampainya di Bandara Hasanuddin baru yang arsitekturnya indah terinspirasi dari Kapal Phinisi pun saya tidak berminat berfoto-foto. Saya sudah terlalu capai menunggu 5 jam lebih di bandara. Yang saya inginkan hanyalah istirahat sesegera mungkin agar liburan saya yang dimulai esok tidak kacau….hooooaaahhmmm!
Saya tiba di Terminal 3 Soekarno Hatta pada pukul 3 sore. Pesawat akan berangkat pada pukul 16.15 WIB dengan estimasi waktu sampai di Makassar 19.35 WITA. Menjelang waktu keberangkatan, saya mendapat informasi, pesawat didelay karena masih berada di Yogyakarta. Kata petugas, delaynya sekitar setengah jam. Oh, yasudah, tidak apa-apa, saya masih bisa mengejar bus dengan waktu tersisa. Namun, setengah jam kemudian tidak ada kabar dan akhirnya waktu sudah pukul 6 sore tanpa ada kejelasan kabar sama sekali. Saya yang panik dan tidak yakin akan mencapai Makassar pada pukul 22.00 WITA, segera menelepon Bus Litha yang sedianya berangkat pada pukul 10 malam untuk membatalkan reservasi saya. Saya akhirnya melakukan penjadwalan ulang untuk hari esoknya. Saat melakukan reservasi, tiket sebenarnya harus segera diambil apalagi saat itu adalah musim liburan panjang anak sekolah. Jadi tempat duduk umumnya terisi penuh. Namun, Mbak petugas Litha mengijinkan saya melakukan reservasi apabila saya mampu sampai di terminal pada pukul 21.00 malam. Berhubung saya tidak dapat mencapai terminal pada pukul 21.00 malam itu, saya akhirnya membatalkan keberangkatan saya ke Rantepao pada malam itu. Tunggu punya tunggu, saya berangkat dengan pesawat pukul 21.00 WIB dan baru sampai di Makassar sekitar setengah satu pagi esok harinya. Awal yang ‘baik’ untuk memulai liburan! Saya menerima kompensasi nasi kotak dua kali dan e-gift voucher 500.000 rupiah. Saya melihat semua tamu yang berangkat sepesawat dengan saya menunjukkan muka sebal, kusut, lesu, dan capai. Tidak sedikit pula yang memaki-maki petugas darat di terminal. Sesampainya di Bandara Hasanuddin baru yang arsitekturnya indah terinspirasi dari Kapal Phinisi pun saya tidak berminat berfoto-foto. Saya sudah terlalu capai menunggu 5 jam lebih di bandara. Yang saya inginkan hanyalah istirahat sesegera mungkin agar liburan saya yang dimulai esok tidak kacau….hooooaaahhmmm!
Label:
Jawa Timur
Subscribe to:
Post Comments (Atom)


Jasa rental mobil di Makassar contact person 085342633633
ReplyDelete