Selamat datang! Selamat datang! Mari, mari, mari datang dan nikmatilah khasiat dan manfaat yang bisa saya berikan! Saya bisa menyembuhkan gatal di kulit anda, jerawat di wajah anda, rematik tubuh anda secara perlahan-lahan, mengurangi rasa pegal, mengurangi stress, dan melancarkan peredaran darah! Perkenalkan, saya adalah Kolam Renang Air Panas Candi Gedong Songo. Selamat menikmati khasiat saya! Hohohoho....
Walaupun nggak ada jingle sejenis yang berkumandang di belantara Gedong Songo, namun informasi akan manfaat dan khasiat air panas kolam renang Gedong Songo terpampang jelas di salah satu ruas jalan yang bercabang, memisahkan Candi III dan Kolam Air Panas Kawah Candradimuko. Dari pertanda jalan tersebut, anda masih harus menempuh perjalanan kurang lebih sekitar 500 meteran lagi, menurun. Sebelum sampai pada kolam air panas ini, anda akan bertemu areal taman yang lumayan sich menurut saya. Ada sejumlah gazebo yang rapih walau tamannya nggak rindang. Boleh banget nich bawa bekal terus makan ramai-ramai di tempat ini. pasti seru banget. Berhubung terletak hampir di dasar lembah, pemandangan yang bisa dilihat dari taman ini hanyalah pemandangan kolam renang dan orang-orang yang sedang berenang. Hehehe...Di sebelah selatan, pemandangan gunung tidak terlihat begitu jelas lantaran tertutup oleh lembah.
Nah, pintu masuk kolam terletak persis di dasar lembah. Dengan hanhya membayar Rp. 3.000/orang, anda sudah bisa menikmati berenang dan berendam di air hangat, berkhasiat belerang dari Kawah Candradimuko. Dimanakah Kawah Candradimuko itu? Saya kurang tahu, tapi pastinya berada di dekat-dekat sini, kalau nggak, darimana asal air hangat dan semburan asap tersebut berasal? Kolam renang air hangat ini secara mengejutkan, bersih. Dilengkapi dengan beberapa buah pancuran dan kamar mandi untuk bilas serta kamar ganti, fasilitas yang dimilikinya cukup komplit. Kolam renang tersebut beratapkan langit terbuka. Jadi, sambil berendam dan berenang, kita bisa melihat puncak lembah (sekaligus kita ditonton oleh para pengunjung gedong Songo yang berada di taman di atas kolam. Hihihi...). Asyik banget nich kayaknya kalau di saat pagi-pagi yang dingin, bisa berendam disini. Enaknya sich kalau pada saat kita berendam, suasana sekitar sepi, tidak terlalu banyak orang. Pada pagi itu (dan juga menjelang siang) hampir tidak ada seorang pun yang berendam disana, kecuali satu orang saja. Memang, pengunjung Gedong Songo pagi itu memang tidak terlalu banyak, maklum, hari biasa sich. Saya sendiri, dengan barang bawaan yang segitu banyaknya karena belum check in hotel, memutuskan untuk tidak mencicipi kolam ini. Sayang sekali. Habis, saya bingung, mau diletakkan dimana barang-barang ini saat saya sedang berendam. Padahal, saya ngefans sekali dengan air. Sudah pengen nyebur aja pas waktu melihat kolam air hangat yang bersih itu. Sayang, saya bingung mengenai barang-barang saya yang lumayan banyak. Terlebih, di saat itu, loket penjualan tiket tidak diisi satu orang pun. Saya tidak bisa bertanya kepada siapapun mengenai kolam ini. Tidak jauh dari kolam, ada seorang ibu-ibu agak berumur yang menjual minuman ringan. Saat saya mau bertanya kepadanya, saya dijawab dengan bahasa Jawa yang masih kental. Tidak bisakah ia berbahasa Indonesia? Tampaknya tidak. Walaupun saya bertanya dalam bahasa Indonesia, namun ia tampak kurang menguasai bahasa Indonesia. Wow.
Tidak jauh dari kolam, ada di dasar lembah yang paling dalam, terdapat sebuah semburan gas yang tampaknya panas. Suaranya mengerikan, berhembus kencang dan cepat. Saat saya bertanya, apakah gas tersebut panas kepada sejumlah bapak-bapak yang ada disana, beliau menjawab, “silahkan saja mencoba memegangnya” dengan tatapan tidak serius. Ow. Saya langsung tahu, semburan tersebut panas dan mampu membakar tubuh dalam hitungan detik. Dari jarak cukup jauh saja (ketika saya mendekat), suhu panas sudah mulai terasa di sekitar semburan gas tersebut. Semburan asap ini akan menjadi kepulan asap begitu sudah bercampur dengan udara dingin di ketinggian. Ini sebabnya mengapa ditemukan banyak asap keluar dari dasar lembah ini. Uniknya, walaupun semburan gas tersebut tampak berbahaya, namun sejumlah bapak-bapak mengerubungi titik di dekat semburan panas tersebut. Sedang apakah mereka? Mereka datang sambil membawa jeriken-jeriken berukuran besar sebanyak dua buah per orang dan sebuah pikulan. Mereka mengambil air yang banyak terdapat di sekitar semburan gas tersebut. Untuk apakah air tersebut?
Air yang dilintasi oleh semburan gas tersebut terasa hangat dan panas. Air tersebut mengandung belerang dari kawah. Pertama, saya berpikir bahwa bapak-bapak ini menjual air berkhasiat belerang. Ternyata, saya salah. Mereka mengambil air dalam jeriken besar untuk disirankan ke tanaman cabai mereka. Mereka berkata, cabai yang disiram air belerang ini akan tumbuh lebih subur dan lebat. Wow. Dari manakah mereka mendapat pengetahuan semacam itu? Tidak tanggung-tanggung, sekali jalan, bapak-bapak tersebut mendapatkan dua jeriken besar. Dan bapak-bapak tersebut biasanya bolak-balik berjalan dari semburan gas ke kebun mereka. Air yang berkhasiat ini, ditampung dalam pipa-pipa untuk kemudian dialirkan ke jerigen-jerigen mereka. Tampak di kejauhan, semburan gas telah membinakan seluruh kehidupan yang berada di dekatnya, termasuk bebatuan! Tampak di sekitar semburan gas, pohon-pohon berwarna kelabu dan mati tinggal tersisa ranting. Bebatuan yang berada di sekitar semburan gas pun berwarna kelabu. Ya wes pak, saya nggak mau menganggu bapak-bapak yang sedang bekerja ini. Mari, kita lanjutkan perjalanan kita ke lembah sebelah barat.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment