Inilah candi terujung dan tertinggi yang ada di seluruh Kompleks Gedong Songo. Ketinggian candi ini mungkin tidak terlalu berbeda jauh dengan Candi III dan Candi IV, namun posisinya yang berada di lembah barat yang agak menjorok agak ke selatan membuat candi ini memiliki setting tempat yang luar biasa, sekaligus terjauh. Dari Candi IV, telusurilah jalanan yang berlawanan arah dengan Candi IV. Setelah melewati lapangan, anda akan bertemu dengan jalan setapak yang mulai menanjak namun tertata rapih dengan undakan. Selepas undakan tangga, anda akan melihat Candi V di depan mata anda.
Dari semua candi, Candi III lah yang memegang rekor sebagai kompleks candi yang masih cukup komplet berdiri. Candi V hanya tersisa atas satu setengah bangunan yakni satu candi utama dan satu buah bangunan yang terletak di sampingnya yang sudah agak hancur, mungkin candi pendamping kali yach? Candi V ini memiliki 4 undakan puncak candi sehingga sama dengan Candi IV dan Candi III. Candi V, walaupun merupakan candi yang paling ujung (dan mungkin juga paling tinggi), ternyata sudah tidak terlalu lengkap. Beberapa bagian puncak candi terlihat hilang dan hancur. Akibat terkena petirkah? Candi V ini serupa dengan Candi IV yang tidak memiliki penangkal petir. Bedanya, Candi IV dikelilingi oleh hutan cemara sementara Candi V terletak di sebuah petak tanah kosong dan posisinya agak terbuka, tidak terlalu dirimbuni pepohonan. Oleh sebab inikah Candi V ini hancur? Arca-arca yang seharusnya ada di relief atau menjaga pintu masuk candi pun kosong. Hanya tampak sebuah kotak kosong masing-masing di kanan dan kiri pintu masuk candi. Tanda kurang terawatnya candi ini begitu kentara disini.
Bisa jadi, akses jalan yang cukup sulit membuat orang enggan ke tempat ini. Saya mendaki lembah barat dari arah Candi III. Dari Candi III, Candi V ini terletak sangat jauh dan terletak di pojok lembah. Walau demikian, saya sempat melihat ada sebuah jalan setapak yang menurun, entah menuju kemana. Saya tidak berniat untuk mencobanya lantaran jalan tersebut sepi. Walau demikian, saya memiliki asumsi bahwa jalan tersebut normalnya digunakan untuk kembali ke pintu masuk awal Gedong Songo. Bisa saja, tanpa mendaki jalur Candi I ke Candi II, kita bisa berbelok arah untuk langsung sampai Candi V. Ini hanya prediksi saya saja loch, maklum, khan saya nggak cobain. Hehehe. Walaupun berada cukup jauh dan sepi, kenyataannya, tempat ini menjadi lokasi favorit pacaran. Sesampainya saya di tempat ini saya menjumpai sepasang remaja sedang memadu kasih di tempat ini. Setelah agak lama saya beraktifitas di tempat tersebut (berfoto dan asyik sendiri), barulah mereka pergi menyendiri ke tempat yang lebih sepi lagi. Apakah saya mengganggu mereka? Saya tidak tahu. Yang jelas, setelah pasangan tersebut pergi (tampaknya mereka berada di balik semak-semak yang menuju jalan menurun yang tadi saya singgung), tampak sepasang remaja lagi yang baru mencapai kompleks Candi V, tampak ingin mencari lokasi pacaran yang pas. Sayang, karena ada saya, mereka urung untuk memadu kasih di tempat ini. Mereka pun muter-muter dan mencari lokasi lain yang lebih pas.
Dari semua lokasi kompleks candi, saya mendapati kesan kuat bahwa Candi V ini adalah candi yang paling terlantar. Pertama, jumlah serangga di tempat ini bukan main! Aneka nyamuk dan berbagai serangga beterbangan di tempat ini. Cukup mengganggu kalau anda nggak menggunakan lotion anti serangga. Usahakan anda mengenakan lotion tersebut sebelum mencapai tempat ini yach. Kedua, saya menjumpai lapangan rumput berbunga kuning berukuran besar dalam jumlah banyak di sekitaran kompleks Candi V ini. Bebungaan ini tidak saya jumpai dalam jumlah besar di candi-candi lainnya. Hanya di kompleks Candi V sajalah bebungaan ini banyak dan tumbuh subur. Anda bisa saja bermain-main di bebungaan tersebut namun harap ingat akan serangga yang cukup banyak memenuhi tempat ini. Walau sudah mengoleskan lotion anti serangga, banyaknya serangga membuat saya tidak berlama-lama di Candi V ini. Akhirnya, saya bergegas kembali menuju peradaban sekaligus menghindari serbuan nyamuk-nyamuk nakal dan ganas itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment