Ini bundaran paling terkenal se-Kota Malang. Bundaran ini terletak tepat di tengah-tengah kota, dekat dengan stasiun dan dikelilingi taman serta gedung-gedung era kolonialisme yang difungsikan menjadi bangunan militer dan pusat pemerintahan serta sekolah. Bundaran ini adalah suatu taman terbuka yang bisa dikunjungi siapa saja, gratis. Pintu masuknya ada di beberapa sudut. Bundaran ini dipenuhi oleh bebungaan berwarna-warni dan koleksi tanaman hias taman yang menarik. Atraksi utamanya tentu saja bukan bebungaan atau tanaman hias tersebut. Di tengah-tengah bundaran ini ada sebuah kolam teratai besar (sempatkan waktu untuk mengunjungi taman ini di pagi hari, sebelum pukul 10 dan saksikan ratusan teratai mekar di kolam ini!) . Di tengah-tengah kolam teratai tersebut ada sebuah tugu yang berbentuk seperti lingga (dalam bahasa jaman kerajaan hindu di Indonesia dulu, lingga artinya –maaf-penis). Bentuk-bentuk ini banyak dipakai di banyak tugu di Indonesia, salah duanya tentu saja adalah Monumen Nasional di Jakarta dan Monumen Mandala di Makassar.
Ada tulisan tentang monumen ini namun saya tidak dapat membacanya karena terlalu kecil dan terletak di bagian pedestal monumen tersebut. Satu hal, monumen ini bernama Monumen Tugu. Entah berkaitan dengan hotel yang terbangun di luar sisi bundaran (Hotel Tugu) atau justru sebaliknya, mungkin ada yang bisa memberi penjelasan? Taman ini ramai dikunjungi oleh warga yang ingin berjoging pagi, bersantai sambil membawa anak-anak, penjual makanan dan orang yang berpacaran. Banyak sekali tempat duduk dari batu yang disediakan di seputaran taman ini untuk mengakomodir kebutuhan tersebut. Sayangnya, jangan harap bisa mengunjungi monumen ini di siang hari. Walaupun sekeliling taman ditumbuhi banyak sekali tanaman peneduh yang berukuran besar, namun di tengah-tengah taman sama sekali kosong tanpa keberadaan tanaman peneduh. Pasti akan sangat panas sekali berada di tengah-tengah taman pada siang hari bolong.
Monumen yang paling sering dijadikan ikon Kota Malang ini mudah dicapai terutama dari stasiun. Dari stasiun, silahkan berjalan kaki lurus saja menyusuri jalan yang ada patung Proklamasi (Jalan Kertanegara). Patung ini berwarna perunggu dengan puluhan orang mulai dari tentara hingga ibu-ibu merobohkan sosok jin besar (Buto Kolo kah?) bermata besar menonjol yang tampaknya digambarkan sebagai sosok penjajah Bangsa Indonesia. Tepat di sudut berlawanan jalan ini, disanalah terdapat Monumen Tugu. Buat saya, bundaran ini adalah bundaran paling asri se-Kota Malang. Berkat bundaran ini dan bangunan-bangunan besar di sekelilingnya (plus jalanan lebar dan pohon-pohon besar berusia ratusan tahun yang terawat rapih), saya langsung jatuh cinta sama kota ini. Penduduknya pun tidak terlalu banyak dan terburu-buru. Tampaknya, asyik sekali bisa tinggal di Malang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
beautiful!
ReplyDeleteIya Cie...
ReplyDeletekarena bundaran ini, aku langsung kepikiran pengen punya rumah di Malang loch :)