Terminal ini letaknya jauhhhhhhhhhh (perhatikan jumlah 'h' nya!) banget dari pusat kota. Rasanya nggak sampai-sampai. Rasanya membutuhkan waktu sejam dari pusat kota di sekitar stasiun hingga mencapai terminal ini. Saya berkali-kali melirik jam dan berkata dalam hati, “koq nggak sampai-sampai yach?”. Saya melewati berbagai Universitas diantaranya Universitas Islam Malang dan Universitas Brawijaya. Saya juga melalui berbagai jenis jalan, mulai dari jalanan utama Kota Malang yang bergaya kolonialisme, jalanan kompleks yang tertata rapih dan lebar, hingga sampai pada sudut kota yang agak sempit dan dikepung oleh ruko-ruko modern seperti distro, warnet, dan minimarket. Angkot ADL yang saya naiki seakan-akan tidak berujung. Lama sekali angkot yang saya tumpangi ini mencapai terminal Landungsari. Dari angkot penuh sesak oleh penumpang sampai tersisa hanya saya dan teman saya di dalam angkot.
Tiba-tiba tanpa pemberitahuan, angkot ADL yang saya naiki berbelok ke arah kiri. Masuklah saya ke dalam kompleks terminal Landungsari ini. Terminalnya sendiri tidak terlalu lebar, lebih kecil dibandingkan Arjosari. Angkot berwarna merah muda keunguan berseliweran di sekeliling terminal berseling dengan bus-bus kecil berukuran sedang yang akan membawa anda ke Jombang atau Kediri. Terminalnya sepi, Cuma ada beberapa warung makan yang buka. Peron keberangkatan penumpang terletak di bagian tengah pelataran terminal, masuk sebuah bangunan terlebih dahulu. Sebelum berlanjut ke Batu, yuk kita isi perut dulu disini.
Ya jauh mbak,terminale kn ikut wilayah kabupaten..hehe,tp lebih jauhan terminal gadang yg baru.
ReplyDelete