Masak ke Surabaya cuma jalan-jalan ke mall aja? Surabaya juga punya loch beberapa tempat alternatif yang seger dan menarik. Salah satu tempat unik dan menarik yang wajib kunjung di Surabaya pusat adalah Monumen Kapal Selam atau yang lebih dikenal sebagai MonKaSel. Monumen ini berlokasi di pusat kota, tepat di sebelah Surabaya Plaza. Harusnya, kalau anda cukup sering putar-putsar Kota Surabaya, anda setidaknya pernah melewati tempat ini walaupun cuma sekali. Bentuknya yang paling jelas mencolok adalah kapal selam perang berukuran besar berwarna hijau yang diparkir di sebuah pelataran terbuka. Ini bukan sekedar hiasan, namun MonKaSel adalah sebuah museum yang dapat dimasuki dan dikunjungi. Anda bisa masuk dan melihat-lihat bagian dalam kapal selam perang loch. Makanya, jangan cuma lewat saja, sesekali berhenti donk dan masuk ke dalam monumen!
Tiket masuk museum ini seharga Rp. 5.000 saja, murah banget yach? Atraksi utamanya jelas hanya monumen kapal selam yang bisa dimasuki. Selain atraksi utama, ada juga atraksi sampingan yakni pertunjukkan video rama tentang kapal selam yang bisa disaksikan setelah mengunjungi kapal selam. Dengan panjang sekitar 76 meter, kapal buatan Rusia pada tahun 1952 ini cukup nyaman dikunjungi pada siang hari lantaran ber AC sehingga terasa sejuk. Sepanjang kapal berukuran 76 meter tersebut, anda akan memasuki berbagai jenis ruang mulai dari ruang mesin hingga ruang tidur para awak kapal ini. Situasi di dalam kapal selam cukup terang namun sayang, pengunjungnya sangat jarang. Saya nggak yakin berani menjelajah kapal selam ini kalau saya seorang diri! Walaupun bagian dalam kapal cukup terang, tampak tanda usia mulai menggerogoti bagian dalam kapal selam ini. Cat-cat yang menguning dan terkelupas tampak jelas disana-sini, tidak mampu menyembunyikan usia kapal ini yang sebenarnya. Beberapa bagian kapal juga memiliki instalasi listrik yang dipasangi tanda bahaya lantaran bertegangan tinggi. Anda harus menjaga anak-anak anda dengan hati-hati agar tidak menyentuh tempat-tempat yang bertanda larangan ini.
Selain sebagai kapal selam dimana kita bisa mengamati berbagai aneka jenis peralatan tempur dan interior kapal, monumen ini juga berfungsi sebagai museum. Sejumlah foto-foto lama, prasasti, aneka informasi disajikan cukup jelas. Para penggila dan pencinta kapal selam pasti bahagia banget bisa masuk ke dalam tempat ini. Antara satu ruangan dengan ruangan lain dipisahkan dengan pintu palka yang rata-rata kedap air. Kalau pernah melihat film kapal selam di televisi, pintu ini pastinya berguna untuk mencegah air masuk membanjiri seluruh ruangan kalau salah satu ruangan mengalami kebocoran. Sedikit bau minyak dan besi lama agak menguar di beberapa ruangan. Beberapa ruangan juga terasa cukup panas, membuat saya berkeringat. Dari semua ruangan, tampaknya yang cukup menarik dan bisa dicoba adalah ruangan periskop. Walaupun tua dan agak kusam berjamur, lensa periskop dan periskopnya masih bisa digunakan untuk melihat kondisi sekeliling di luar kapal selam. Selain periskop ini, hampir tidak ada fasilitas lain yang bisa diujicoba. Beberapa ruang tidur awak mulai dari nahkoda hingga awak kabin bisa dimasuki dan dicoba. Saya baru tahu, ruang tidur awak kabin dan bahkan kapten sekalipun ternyata sempit dan kecil. Semoga saja mereka tidak Claustrophobia!
Seusai melihat-lihat monumen, seharusnya anda melihat video rama. Namun, ruangan tempat melihat video rama tampak tertutup dan kosong. Saya memang tidak sempat mengecek langsung. Tapi, pengunjung MonkaSel pada pagi itu tampaknya hanya kami saja sehingga kami melihat tidak ada alasan untuk membuka video rama seandainya mereka mau. Bisa jadi, video rama hanya diputar pada saat akhir pekan atau pada saat kunjungan ramai yach. Sejumlah toko souvenir tampak di depan MonkaSel dan menjual berbagai pernak-pernik bernuansa militer. Selain aneka pernak-pernik militer, ada juga sekumpulan mainan anak-anak yang dijual disini. Lumayan juga untuk menghibur anak-anak dengan mainan ini yach? Nah, buat yang ingin bersantai, ada sejumlah gazebo yang berjajar di tepi sungai yang bisa digunakan untuk duduk-duduk. Sambil duduk-duduk, anda bisa memesan makanan di restoran yang banyak berada di sisi MonKaSel. Sungai yang berwarna kecoklatan jelas tidak menarik untuk dinikmati. Namun, sungai ini tidak berbau dan hanya berlumpur saja. Boleh banget menghabiskan sore hari di tempat ini. Pemandangan Kota Surabaya dari sisi ini pada senja hari juga cantik loh, terutama dengan banyaknya lampu-lampu kota yang menyala di tepi sungai.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
waaah asyik jalan2nya ya sob, kapan main ke Kaltim ? disamarinda ada 3 stadion berkwalitas internasional loh sobat, jalan2 kemari dah..
ReplyDeleteHalooo Fadhil!
ReplyDeleteSalam kenal! iya nich, belum sempat bermain ke Kalimantan Timur. Hehe...terima kasih undangannya yach! Pasti, suatu saat saya akan menjelajahi Bumi Kalimantan Timur :)
Walah, masa takut sih mar? Tp emg agak serem jg ya kl nyebayanginnya. Tp kan seru...baru tau ya ternyata sempit bgt ya kapal selam,kebayang para awak mnghabiskan waktu berbln2 dikapal,ngapain aja ya???? Bosen bgt kali ya terkungkung ruang kecil bgitu. Tp abang,anak prtamaku, suka bgt tuh mar. Sampe harus 2x bolak balik, antusias bgt...kl gak diseret dgn paksa,gak akan mau beranjak dr kapal selamnya,ada2 aja yg ditanyain...kyk ayah bundanya ngerti aja,pdhalkan sama2 gak ngerti,cuman sok2 ngerti aja...hehehe...
ReplyDeletehihihihi.....waduh, jangan2 minatnya udah keliatan tuh dari kecil, ingin jadi marinir. hehehe...waduh, kalau saya sich nggak banged dech. bisa bisa claustrophobia di ruangan sempit gitu. Serem karena kapalnya sepi Jeung. Kalau rame sih saya nggak takut. mana tahu di ruang berikutnya ada apa pas kita lagi masuk? hiyyyy. trus jeung henny jawabin pertanyaan2 abang, gmn? hehehe...nyobain periskopnya nggak? :D
ReplyDelete