Mengunjungi Pulau Yang Tidak Pernah Tenggelam

Salah satu objek wisata yang sangat terkenal ketika anda mengunjungi Kota Palembang dan tidak boleh sampai terlewatkan adalah Pulo Kemaro atau Pulau Kemarau. Sepotong pulau yang terletak di Sungai Musi ini memang antik dan unik. Tidak ada jalan darat yang dapat dilalui selain menempuh jalur sungai dengan menyewa perahu ketek atau speed boat dari pelabuhan-pelabuhan di Palembang (umumnya anda harus naik dari Benteng Kuto Besak).

Pulau yang benar-benar terpisah dari daratn Palembang ini adalah pulau yang memang dikhususkan untuk wisata ziarah terutama untuk penganut Buddha dan Kong Hu Cu. Setiap Cap Go Meh atau penanggalan 15 hari sesudah Imlek setiap tahunnya akan digelar perayaan besar-besaran di pulau ini. Ribuan umat dari penjuru Palembang dan sekitarnya akan memadati pulau ini. Jalan sungai pun tidak disarankan lagi karena selama periode Cap Go Meh ini, pemkot Palembang membangun suatu jalan darat yang unik karena terbuat dari deretan perahu tongkang yang disusun sehingga orang dapat berjalan di atasnya. Di masa-masa ini, kemeriahan perayaan yang bernama Cap Go Meh akan sangat terasa. Bukan hanya sekedar para peziarah, pesembayang atau wisatawan. Orang yang datang ke Pulo Kemaro bahkan ada yang mengangkut gerobak dagangan mereka guna berjualan selama sekian hari. Memang, selama rentang waktu tersebut, pendapatan akan meningkat drastis karena keramaian yang ditimbulkan oleh Cap Go Meh.

Di pulau ini, selain terdapat vihara, terdapat juga pagoda besar yang berwarna-warni dan taman. Sisa dari pulau ini adalah pantai dan hutan. Untuk masuk ke pulau ini, kami tidak dikenakan biaya apapun, namun menuju pulau ini membutuhkan biaya berupa kapal ketek ataupun speedboat yang harus disewa. Disini, kami cukup menikmati kesejukan di celah-celah Palembang yang panas, ketenangan batin karena berada di sebuah pulau dan rekreasi mata karena banyak sekali pohon hijau di lokasi ini.

Adapun alasan mengapa Pulau Kemarau mendapat julukan tersebut. Konon, ketika Sungai Musi meluap ataupun surut, tinggi bibir pantai di sekitar pulau ini tidak pernah berubah. Selalu sama. Oleh sebab itu, pulau ini mendapat julukan kemarau karena memang selalu kering tak tersentuh air Sungai Musi. Sementara itu, ada legenda yang menyertai terbentuknya pulau ini. Umumnya, penduduk setempat maupun tour guide lokal akan senang hati menceritakan kisah ini kepada anda.


1 komentar:

  1. Such a nice blog. I hope you will create another post like this.

    ReplyDelete