Pulang Dari Carita Menuju Jakarta

Yah...sudah dapat ditebak seperti kisah sebelumnya. Pulang tidak akan sama dengan pergi. Kesalahan serupa berkutat di bus Labuan - Kalideres tidak akan terulang untuk kedua ataupun ketiga ataupun keempat kalinya. Akhirnya, karena desperate, terpaksa mencari relasi dan kenalan ataupun cara agar bisa sampai di Jakarta tanpa harus melalui Jalan Raya Labuan. Sayangnya, tampaknya sekali lagi, tanpa bermaksud mendiskreditkan wilayah Carita, peradaban tampaknya berhenti sampai di Anyer saja. Selepas Anyer ke arah selatan, jangan harap bisa menemukan kendaraan yang dapat dikatakan layak untuk para budget traveller. Satu satunya angkutan umum yang dapat digunakan untuk menghubungkan antara Carita dengan Anyer adalah angkutan berwarna broken black yang tampilan fisik angkotnya pun broken juga dengan dempulan dan penyok sana sini. Sungguh tidak terbayang untuk melalui ruas sejauh 40 KMan dengan angkot plus barang bawaan yang dibawa serta keleahan tubuh seusai bermain-main di pantai. Jelas, untuk anda backpacker, mungkin ini adalah perjalanan yang menarik. Akan tetapi, para budget traveller menginginkan sesuatu yang lebih terjamin. Apakah itu?
Sekali lagi, peradaban tampaknya berhenti sampai di Anyer saja. Angkot hitam tadi yang berjalan dari Labuan ke Anyer, tidak sampai Kota Cilegon. Apabila anda menaiki angkot tadi, anda harus berganti satu kali angkot lagi yang menuju Cilegon. Dari Cilegon, anda baru dapat menaiki bus yang menuju Jakarta dan serunya, bus bus ini ber AC serta melewati tol. Namun, muncul kekhawatiran, apakah saya masih sanggup memalui jalanan Carita - Anyer dengan angkot hitam tersebut? Ruas jalan sejauh 40KMan tersebut harus dilalui kurang lebih selama sejam karena ruas jalan yang sempit, berkelok-kelok dan hanya dapat dilalui satu kendaraan per arah. Ketika tiba di Anyer, dapat dipastikan bahwa hari sudah menjelang malam apabila anda check out dari Carita sore hari.
Alternatif lain? alternatif lain adalah kereta api! hal ini tampaknya menjanjikan. Namun, permasalahan timbul ketika saya baru mengetahui bahwa stasiun terakhir di ujung utara Banten terletak di Krenceng, wilayah Anyer, bukan Carita. Artinya, saya tetap harus melewati Jalan Raya Carita - Anyer untuk menuju ke lokasi. Penderitaan yang sama akan saya alami apabila saya lakoni jalur ini. Tambahan lagi, tidak ada kereta eksekutif ataupun bisnis yang melewati jalur ini. Jalur Jakarta - Anyer hanya dilewati kereta kelas ekonomi yang sudah sangat terkenal akan rupa-rupanya baik rupa-rupa buah-buahan, hewan seperti kambing, pengasong, pedagang, pengamen dan sebagainya sehingga suasana di dalam kereta akan sangat hirukl pikuk dan tak ubahnya pasar di atas kereta. Beruntunglah, pada waktu tulisan ini diturunkan, Kereta Ekonomi baru sudah diresmikan Ibu Ratu Atut Chosiyah untuk melayani rute Jakarta - Anyer dengan tingkat kenyamanan yang berbeda dibanding pendahulunya. Kereta baru ini dikalim akan bebas dari segala hiruk pikuk, termasuk kambing dengan harga hanya Rp. 5.000 saja. Benarkah demikian? Saya sebaiknya menunggu meteran nyali saya terisi kembali saja.
Solusi terakhir adalah kendaraan carteran. Akhirnya, saking putus asanya tidak mau menaiki bus Labuan - Kalideres yang sama, saya mendapat kenalan warga Anyer yang bersedia menyewakan mobilnya berikut dirinya untuk menjadi supir yang akan mengantarkan saya kembali ke peradaban. Dengan harga Rp. 400.000 untuk pengantaran ini(2-3 jam), silahkan anda berpikir, apakah harga ini worth dibanding dengan berjejal dan merasa sebal di dalam bus Labuan - Kalideres(3-4 jam)?

12 komentar:

  1. i think you add more info about it.

    ReplyDelete
  2. well its nice to know that you have great hits here.

    ReplyDelete
  3. well its nice to know that you have great hits here.

    ReplyDelete
  4. thats amazing story.

    ReplyDelete
  5. im here because of few cents for you. just dropping by.

    ReplyDelete
  6. what happened to the other one?

    ReplyDelete
  7. its good to know about it? where did you get that information?

    ReplyDelete
  8. when will you go online?

    ReplyDelete