Disebut-sebut sebagai terminal terbaik di Jakarta, terminal yang terletak di ujung paling barat Kota Jakarta ini adalah terminal yang sangat sibuk dalam menangani arus transportasi penduduk. Terletak di Jalan Raya Daan Mogot, berbatasan langsung dengan Kota Tangerang, terminal ini juga merupakan halte terakhir dari busway koridor 3 yang melayani rute Harmoni - Kalideres. Banyak sekali jumlah bus yang berakhir di terminal ini, sebut saja diantaranya bus dalam kota 88 yang berasal dari Slipi dengan tujuan akhir Kalideres. Selain terminal bagi bus dalam kota, terminal ini juga menjadi tempat berlabuhnya bus antar kota dengan mayoritas diisi oleh bus-bus pantai barat Jawa Barat mulai dari Labuan, Merak, Serang, Rangkasbitung, Cilegon dan Tangerang. Disinilah saya akan bertolak dari Jakarta menuju Carita, Labuan, Pandeglang, Banten. Terminal bus yang besar selain Grogol, Blok M, Lebak Bulus dan Kampung Rambutan serta Pulo Gadung ini memang besar. Selain dilengkapi dengan kios kios penjualan makanan ringan, disini juga terdapat areal food court yang tepat terletak di tengah-tengah terminal. Sayangnya, siang itu entah saya kepagian atau bagaimana yang jelas banyak kios belum buka. Untuk menuju ke terminal ini anda bisa menggunakan busway koridor 3 dari arah Harmoni atau Kopaja 88 dari Slipi. Untuk melihat arah tujuan anda, berjalanlah ke bagian belakang terminal. Disini, anda akan menjumpai bus bus besar berderet deret sesuai dengan arah tujuan kota masing-masing. Apabila anda tidak yakin, akan selalu tersedia banyak kenek yang membantu anda menaikkan anda ke bus mereka, yang menurut saya bahkan cenderung agak kasar dan memaksa. Oh yah, jangan lupa bayar retribusi Rp. 500 per orang untuk pengguna bus di dalam terminal. Sayangnya, seperti terminal bus pada umumnya
Bus Kalideres - Labuan. Yah, seperti layaknya terminal terminal besar maupun kecil di Jakarta dan sekitarnya, banyak hal yang kurang layak apabila terminal ini mau disebut bagus. Selain kenek yang bertugas menawarkan bus mereka dengtan memaksa dan bahkan kasar, pedagang asongan 'terlalu' banyak di lokasi ini. Yah, sekali lagi ini mungkin berkaitan dengan perekonomian yang morat marit di Jakarta maupun Indonesia, namun setidaknya, jumlah pedagang asongan harus ditekan agar kenyamanan pengunjung yang ingin bepergian tetap terjaga. Beberapa pedagang asongan maupun pernak pernik terlihat agak memaksa terlebih apabila anda bepergian sendiri. Diiringi dengan jumlah pedagang yang terlalu-amat-sangat banyak, para pengamen pun tak hentinya memadati bus ini. Sungguh, masih jauh dari perjalanan, kata 'nyaman' akan dicapai.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment