Seorang yang duduk di sebelah saya di dalam pesawat terbang berkata kepada saya, “apabila saya ke Kupang, saya harus menikmati cu”. Apakah “cu” itu? Dengan berbisik-mungkin tidak enak hati kepada penumpang lain- ia mengatakan “Se’i Babi”. Seketika itu, pikiran saya pun melayang. Saya pun membayangkan, seperti apa bentuk makanan ini, hingga pesawat mendarat.
Beberapa orang yang kenal dengan Kota Kupang, begitu saya mintai pendapatnya tentang kota ini, mereka otomatis mengatakan “Se’i Babi”. Ya, tampaknya Kupang sudah sangat identik dengan makanan ini. Seperti apakah bentuk dari Se’i ini yang ternyata bukan hanya babi yang di Se'i kan, namun juga ada sapi? Sebelumnya, saya mohon maaf kepada rekan-rekan yang beragama muslim. Bukan maksud saya untuk menakut-nakuti. Kupang tetaplah Kupang walaupun tanpa Se’i Babi. Kupang tetap bisa dinikmati walaupun tanpa makan Se'i Babi. Kiranya, informasi ini bisa menambah wawasan teman-teman sekalian sekaligus bisa menjaga untuk tidak mengkonsumsinya karena haram menurut agama.
Se’i, secara kasar adalah proses pematangan masakan dengan menggunakan arang. Dengan menggunakan panggangan besi, arang yang diletakkan di bawah panggangan akan dibuat untuk mengeluarkan asap. Nah, panas dari arang dan asap arang tersebutlah yang akan mematangkan daging yang diletakkan di atas panggangan. Sejauh ini, tidak ada se’i ayam atau se’i ikan. Kenapa yach? Mungkin masyarakat lokal tahu alasannya. Yang jelas, se’i yang beredar di Timor hanyalah babi dan sapi. Penyajian makanan ini bervariasi, bisa dipadu padankan dengan berbagai macam lauk dan jenis nasi. Namun, yang paling standar adalah nasi putih hangat, disajikan bersama dengan daging se’i (umumnya, se’i itu kering namun sedikit berminyak/basah) dan sayur bunga pepaya. Terbit air liurku. Hihi...
Penjualan daging se’i tersebar merata di seluruh Kupang. Hampir setiap keluarga di Kupang memiliki kemampuan untuk memasak a la se’i ini. Beberapa rumah yang terletak di wilayah Pantai Timor pun memiliki kandang babi sendiri di belakang halaman rumah mereka. Jadi, se’i ini memang makanan yang lazim ditemui di keseharian masyarakat Kupang.
Beberapa restoran yang memiliki rekomendasi sebagai restoran/rumah makan se’i terbaik ada di beberapa tempat. Beda teman, beda pula rekomendasinya. Mungkin ini berkaitan dengan selera kali yach? Apabila anda ingin mencari nasi se’i babi, cobalah cari di terusan Jalan LJ Lalamentik. Dari Flobamora Mall, terus ikuti jalan di sebelah kiri mall hingga sekitar 2 kilometer jauhnya. Di sini, terdapat beberapa rumah makan yang menjadi primadona karena rasanya (ini informasi dari One, Ojek yang mengantar saya). Salah satu diantara rumah makan tersebut adalah Rumah Makan Tiga Saudara yang terletak masih di Jalan LJ Lalamentik, dekat Oepura. Disini, daging se’i bisa dijual dan dihidangkan langsung, ataupun dibungkus untuk dimakan di rumah. Satu porsi daging se’i bersama nasi dan bunga pepaya seharga Rp. 10.000. Cukup murah yach mengingat porsi nasi dan daging yang disajikan, menurut saya bisa untuk memberi makan dua orang (orang Kupang memang porsi makannya besar!). Apabila anda ingin dibungkus, satu ons daging seharga Rp. 10.000 sehingga satu kilonya menjadi Rp. 100.000. Daging yang djadikan se’i adalah daging yang sedikit lemak sehingga yang anda makan ya benar benar utuh daging. Gak pake lemak atau tetelan dan lainnya. Basah yang timbul dari daging tersebut merupakan lemak yang keluar saat di se’i kan. Restoran lain yang menjadi rekomendasi adalah restoran se’i babi yang ada di Jalan Cak Doko (dekat dan sederet dengan Hotel Nusa Lontar). Apabila anda memiliki teman di Kupang atau asli sana, bolehlah anda bertanya padanya, “dimanakah restoran se’i babi yang menjadi favorit?”, mungkin jawaban yang diberikan akan berbeda dengan dua rekomendasi saya ini. Yang jelas, selama tidak diharamkan, Wajib banged hukumnya kalau ke Kupang untuk makan Se'i Babi. Kalau Anda seorang muslim, silahkan coba Se'i Sapi nya. Rasanya kurang lebih sama koq. Siap menikmati Se'i?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
benar2 lo kupas tuntas soal Kupang.termasuk kuliner nya.
ReplyDeletese'i babi ini kan bakar2an.enakan mana ama sate pd umumnya??
hihihi....kan lengkap tuntas...hehehe
ReplyDeletebeda yah sama sate. kalau sate kan dibakar trus dikasih bumbu kacang atau kecap. Se'i ini kayaknya bukan dibakar deh, tapi diasapi....tapi juga bukan smoked beef atau smoked bacon sih....beda...hehehe.. bumbunya beda pokoknya :D
adakah yang jual se'i sapi di jakarta ?? ketagihan :)
ReplyDeletehm....saya belum pernah lihat ada restoran Timor sih di Jakarta. Mungkin teman-teman asal Timor bisa coba bantu?
ReplyDeleteHmmm...Yummi !!!
ReplyDeletedapet kesempatan dinas di NTT, nyicip Sei Babi + bunga pepaya emmm...enak banget
Jadi pengen balik lagi kesana hihihiiii...
Referensi resto makanan khas NTT blm ada sih ya di JKT :((
Kecewa
Hay...seneng dapet info di blog ini
ReplyDeletebtw aQ kan punya temen oramg Kupang...dia sering kasih aQ se'i Sapi (katanya), tp udah diolah gitu (aQ muslim), trus aQ nggak tau kemasannya spt apa coz dia orang kasih udah ditumis, bedanya apa ya Se'i Sapi sama Se'i Babi...
thanks....