Timor Tengah Utara, adalah bagian dari Dataran Tinggi Timor dengan mayoritas warga suku Atoni dan sebagian Tetum Terik (karena berbatasan dengan wilayah Belu). Fisik sih kayaknya gak beda jauh yach, tapi yang cukup berbeda adalah bahasa yang digunakan. Uniknya, antara Atoni atau Tetum Terik bisa saling mengerti bahasa lainnya. Timor Tengah Utara juga berbatasan langsung dengan Ambeno (enclave Timor Leste di sebelah barat laut) dan Laut Timor di utara. Tinggi permukaan wilayah Timor Tengah Utara secara umum lebih rendah dibanding wilayah selatan. (ini menjelaskan mengapa wilayah ini nggak sedingin So'e). Penduduk Timor Tengah Utara memiliki rumah tradisional yang disebut dengan Lopo. Sonaf adalah bentukan lain dari Lopo, memiliki tiang penyangga sebanyak satu buah. (informasi ini saya dapatkan dari Raja Bana di Kefamenanu. Di beberapa tempat lainnya, tampaknya definisi antara sonaf maupun lopo sedikit tertukar. Tapi yang jelas, Sonaf adalah istana). Timor Tengah Utara terkenal memiliki kualitas tenun ikat terbaik di seluruh daratan Timor Barat. Sebutlah Tenun Insana, Miomaffo dan Biboki yang memang ketiganya adalah daerah penghasil tenun ikat di Timor Tengah Utara (TTU). Apabila anda mencari tenun ikat, boleh lah anda berkunjung ke Pasar Maubesi, lokasi dimana tenun paling sering dibawa oleh penenun langsung. Para pengrajin sudah cukup biasa membawakan produk kerajinan mereka ke pasar ini. Anda bisa memilih-milih tenunan dengan motif yang cocok di pasar ini, tentu dengan harga bersaing. Ada juga Oelolok yang terkenal karena tenunannya dan juga Tamkessi yang terkenal karena teguhnya desa ini memegang adat istiadat desa mereka hingga hari ini. Ibukota dari TTU adalah Kota Kefa Menanu atau yang lebih sering disingkat menjadi Kefa saja. Kota Kefa adalah kota terkecil dari empat kota terbesar yang ada di Timor Barat. Kota Kefa hanya terdiri atas jalan utama yang lurus dan jalan paralel lain yang mengikuti jalan raya utama tersebut. Sehubungan dengan lokasi wilayahnya, Kefa Menanu adalah lokasi pusat penyebaran agama Katolik terbesar di Timor Barat. Kenapa? Ketika Portugis pertama kali mendapat di Oecussi, mereka melintas jalan darat dari sana hingga Timor Timur sambil menyebarkan agama Katolik. Jelas donk yach, mengapa Kefa yang berada di perlintasan tersebut menjadi pusat agama Katolik terbesar di Timor Barat. Kehidupan di Kefa pun hingga hari ini bersahaja dan hangat. Saya mengalaminya ketika berkunjung ke Kefa dan dalam sekejap langsung jatuh cinta kepada kota ini karena keramahan yang ditawarkannya memang tulus. Siap untuk berkeliling Kefa?
Label:
Nusa Tenggara Timur
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
ih detail banget ceritanya...hebat, jempol deh :) yak siap keliling...yuk mari...ready...hehehe (henny)
ReplyDeletehohoho...itu kan pengetahuan umum ajah...:D jadi malu...hehehe
ReplyDeleteselain keramahannya, apa lagi hal menarik yg didapat di kefa???
ReplyDeleteyang jelas, orang2nya menarik. Konon, orang Timor tuh (esp perempuan Sawu) adalah orang2 tercantik dan terganteng di Nusantara...hehehe...kulit boleh hitam manis, namun rambut lurus dan muka menawan...hehehe
ReplyDeletekelilingan kota deh, ada banyak Sonaf yang menarik untuk diliat. Ada lagi Kua Popnam, tapi sayang gue gak sempat kesana lantaran waktu habis :(