Tujuan saya berikutnya adalah pesta kematian Rambu Solo. Pada saat kunjungan saya, ada dua lokasi yang sedang melangsungkan perhelatan ini di Tana Toraja. Lokasi pertama terletak di Tondung, Tana Toraja dekat Sangallangi. Lokasi kedua terletak di Balusu, Tana Toraja Utara, dekat perbatasan Luwu. Pesta Rambu Solo yang dihelat di Tondung konon jauh lebih besar daripada yang digelar di Balusu. Rambu Solo yang dihelat di Balusu cenderung lebih ditujukan kepada keluarga dekat saja, walau tidak menutup pintu juga terhadap orang luar sich. Rambu Solo yang di Tondung konon sangat besar karena sudah bertahun-tahun tidak digelar. Rambu Solo yang di Tondung dapat dipastikan akan banyak menyedot kehadiran wisatawan baik asing maupun lokal. Para pemandu wisata yang tersebar di sekeliling Tana Toraja turut andil dalam menyebarkan informasi ini. Saya harap anda selalu mengecek kelangsungan pesta Rambu Solo pada pemandu wisata setempat untuk meminimalkan kekecewaan anda yang tidak berhasil menemukan Rambu Solo. Waktu sudah menunjukkan pukul 1 siang dan saya masih berada di ruas Sa‘dan. Menurut informasi dari Bapak Jon yang menginformasikan hal ini di Wisma Maria tadi, pesta umumnya akan berakhir menjelang pukul 3 sore. Saya masih jauh sekali dari Sangallangi. Saya tidak mau mengambil resiko menjumpai pesta yang sudah usai di Tondung, oleh karena itu saya memilih untuk mengunjungi Balusu yang lebih dekat.
Persiapan pertama yang perlu diperhatikan ialah pakaian. Untuk menghormati jenazah dan keluarga yang ditinggalkan, anda perlu mengenakan pakaian formal atau semi-formal berwarna hitam atau gelap. Apabila anda memiliki kain tradisional Toraja seperti Sambu atau ikat berwarna gelap, hal ini akan lebih bagus lagi dan menjadi nilai tambah. Apabila tidak ada, anda dipersilahkan memakai pakaian modern berwarna gelap saja. Persiapan kedua adalah hantaran. Seperti yang sudah saya utarakan sebelumnya, gula atau rokok adalah hantaran yang umum untuk dibawa. Umumnya, rokok satu pak (isi 10) atau 5 kilo gula bisa diterima dengan baik oleh pihak keluarga. Namun, kalau hantaran ini cukup memberatkan anda, masih cukup layak koq dikurangi hingga setengahnya, (6 bungkus rokok atau 3 kilo gula). Ingat, jalan yang buruk dan kendaraan yang kurang layak bisa membuat anda kesulitan membawa hantaran ini, terutama gula. Bawalah seadanya sesuai dengan kemampuan anda dan kesanggupan anda. Jangan sampai niat baik anda terhalang lantaran gula pecah di tengah jalan karena kondisi jalan yang berbatu-batu. Solusi yang lebih baik lagi adalah membeli barang hantaran begitu anda sudah cukup dekat dengan lokasi pesta. Jadi anda nggak perlu membawa hantaran dalam jarak yang cukup jauh bukan? Sayangnya, Balusu maupun Tondung dan kampung-kampung lain tempat penyelenggaran Rambu Solo umumnya terletak sangat pedalaman dan jauh dari keramaian. Agak sukar menemukan toko atau bahkan warung penjual barang hantaran. Karena saya menggunakan kendaraan roda dua yakni motor, saya perlu sekali memperhatikan beban berat hantaran yang ditenteng di atas motor. Jalan rusak, berlubang-lubang dan licin jelas turut andil dalam mempengaruhi kualitas perjalanan saya menuju kampung tempat Rambu Solo dihelat. Untuk anda pengguna kendaraan roda empat, mungkin beban hantaran tidak terlalu berpengaruh. Namun anda perlu memperhatikan bahwa lokasi kampung biasanya jauh dari jalan raya besar. Akses jalan yang buruk dan berukuran kecil seringkali menjadi penghambat perjalanan anda. Jangan sampai niat baik anda terhalang jalanan yang tidak bisa dilalui.
Berkat bertanya-tanya sana sini, akhirnya saya memutuskan untuk membeli 3 kilo gula saja. Pertimbangannya, 3 kilo tidak terlalu berat dan saya masih dapat menggunakannya seandainya saya tidak bertemu dengan kampung yang dimaksud. Maklum, saya tidak merokok sehingga membawa pulang kembali hantaran rokok adalah sesuatu yang janggal. Saya lebih memilih gula, masih bisa saya manfaatkan seandainya saya tidak menemukan kampung Balusu ini. Mungkin anda heran yach, koq bisa-bisanya saya tidak bertemu kampung tempat penyelenggaraan Rambu Solo berada? Anda jangan membayangkan bahwa petunjuk jalan tersebar merata hingga ke pedalaman sekalipun yach. Petunjuk jalan yang benar-benar jelas hanya terdapat di jalan raya utama saja. Jalan menuju kampung-kampung perhelatan Rambu Solo biasanya tidak memiliki petunjuk jalan yang cukup jelas. Anda harus pandai bertanya kepada penduduk setempat perihal kegiatan tersebut dan juga memperhatikan serombongan orang yang berpakaian serba hitam berkendara, baik dengan motor, mobil, maupun truk. Inilah mengapa saya masih memperhitungkan faktor bahwa saya belum tentu bertemu kampung tempat dihelatnya Rambu Solo. Syukur kalau anda searah dengan sejumlah kendaraan yang menuju kesana (diindikatorkan dengan banyak orang berpakaian hitam). Kalau anda kesiangan seperti saya, jalan satu-satunya selain bertanya kepada penduduk sekitar adalah memastikan arah darimana sejumlah warga yang berpakaian serba hitam tersebut keluar. Di sanalah Rambu Solo digelar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment