Perkenalan saya dengan dunia internet pertama kali terjadi sekitar tahun 1996. Waktu itu saya masih kelas 6 SD. Saya kenal internet dari sebuah kolom biodata. Itu loch, sebuah buku fancy yang di dalamnya ada kolom-kolom data diri untuk diisi teman-teman sekelas. Biasa donk, ada nama, alamat, tempat tanggal lahir, telepon dan yang terakhir e-mail. Saya tidak menemukan kesulitan apapun waktu mengisi empat data pertama. Namun, pada saat mengisi kolom e-mail, saya berpikir keras. Apakah e-mail itu? Tampaknya ini sesuatu yang berteknologi canggih. Begitu pikir saya. Karena nggak ingin terlihat gaptek (Anak kelas 6 SD sudah ingin tidak terlihat gaptek, bayangkan!) saya mengisi data ini dengan sesuatu yang tampaknya pernah saya lihat di iklan-iklan majalah. Saya mengisi www.lomardasika.com. JRENGGGGG!
Perkenalan saya dengan internet berikutnya terjadi beberapa tahun sesudahnya. Tepatnya sekitar tahun 1998. Pada tahun ini, saya sudah menyadari penuh kekeliruan yang pernah saya perbuat pada tahun sebelumnya. Saya menyadari bahwa www.lomardasika.com bukanlah alamat e-mail. Tidak ada alamat e-mail satu pun di dunia ini dengan format demikian. Yach, maklum toh, namanya juga anak kelas 6 SD yang sok-sok nggak mau dibilang gaptek. Akhirnya, karena sok tahu malah jadi kelihatan gapteknya. Hehehe….
Saya mencoba internet pertama kali dari warnet yang dibuka di dekat rumah saya. Saya masih ingat betul, tarif internet pada masa itu RP. 6.000 per satu jam. Jaman itu, flash disk belum populer (atau bahkan belum ditemukan!). Yang populer saat itu tentu saja floppy disk 3½ inch berkapasitas 1,44 MB. Kalau punya uang lebihan (dalam artian berjuta-juta) bisa membeli MO Disk. MO Disk ini memiliki drive sendiri yang bisa dibawa-bawa dan disket khusus yang kapasitasnya pada waktu itu kalau tidak salah mencapai 500 MB-an. Penggunaan MO disk cukup mudah. Hanya dengan mencolokkan kabel USB saja, MO disk sudah dapat digunakan. Pada waktu itu, MO Disk adalah sangat mengagumkan. Saya sampai terbawa-bawa mimpi ingin memilikinya! Teknologi CD-R sama sekali tidak populer saat itu. Penyebabnya karena perangkatnya yang mahal dan tidak portabel.
Saya mengalami saat-saat frustasi harus membawa berpak-pak disket untuk mendownload data dari warnet sebelum dipindahkan di rumah. Sesampainya di rumah, tidak pernah ada jaminan bahwa data tersebut sampai di rumah sampai selamat. Biasanya, dari sekian puluh disket, ada satu atau dua yang datanya tidak bisa dibuka di rumah. Disket tersebut malah meminta kita untuk memformatnya. Yang lebih parah, disket-disket tersebut tampaknya tidak berumur panjang. Entah setiap berapa bulan sekali, pasti koleksi disket saya menipis sehingga saya wajib membeli berkotak-kotak disket baru agar saya tetap bisa melakukan aktifitas saya. Selain tidak kembali karena dipinjam, disket-disket tersebut tampaknya mengalami apa yang disebut dengan jamuran dan corrupt. Walaupun saya membeli disket yang lebih ‘bagusan’ yang transparan dan warna-warni, namun kualitas yang ditawarkan tampaknya sama saja. Jaman itu benar-benar jaman boros. Uang yang saya keluarkan untuk membeli disket tampaknya sudah tidak terhitung lagi banyaknya. Munculnya flash disk untuk pertama kalinya pada jaman itu sama sekali bukan solusi. Flash disk pertama yang muncul berkapasitas 16 Mban dengan harga jual juta-jutaan. Belum lagi, flashdisk tersebut meminta kita unstuk menginstall driver setiap kali kita mencolokkan di komputer manapun. Satu kata : melelahkan!
Kembali ke masalah e-mail, setelah menyadari kesalahan saya, saya pun berniat membuat satu alamat e-mail yang valid agar tidak terlalu malu-maluin. Pilihan e-mail pada masa itu menakjubkan. Selain e-mail gratisan standard yang cukup terkenal pada masa itu, sebut saja Yahoo!, Hotmail, Lycos, Angelfire, dan Eudoramail, ada banyak e-mail – e-mail lain yang menarik untuk dicoba. Tentu, saya nggak berniat membuat e-mail di tempat-tempat standard tersebut. Selain ingin ‘unjuk gigi’ dengan keunikan, saya ingin sekreatif mungkin membuat e-mail baik dari segi nama, maupun dari segi domain. Pilihan saya waktu itu jatuh ke Usamail. Kenapa saya pilih Usamail waktu itu, sekarang pun saya nggak bisa jawab. Itu merupakan misteri. Yang jelas, waktu itu saya memilih Usamail. Hehehe…nama yang waktu itu saya pilih sebenernya cukup panjang dan kampungan sampai saya tidak berniat mencantumkan kembali e-mail tersebut sama sekali disini. Intinya, saya menggabung-gabungkan nama artis favorit saya sehingga mendapatkan sebuah nama unik yang bisa saya banggakan (kalau sekarang, saya pasti muntah dengan alamat e-mail ini. Bener-bener malu-maluin. Hehe…). Format alamat e-mail saya ini kurang lebih seperti ini : namaartis_namaartis_namaartis_namaartis@usamail.com. Kebayang nggak repotnya mencatat alamat e-mail saya ini? Hehehe…Maklum, waktu itu saya ngefans banget sama artis ini sehingga semua unsur yang ada di namanya saya jadikan alamat e-mail saya. Kalau sekarang, walaupun masih ngefans, tapi saya nggak berniat sama sekali menjadikan unsur-unsur dari namanya untuk dijadikan alamat e-mail saya. Nggak banget! Kalau sekarang, tentu selain malu-maluin, alamat e-mail ini juga sangat panjang dan tidak praktis untuk dicatat apalagi diingat! Mudah-mudahan teman masa lalu saya sudah nggak ada yang ingat e-mail saya yang satu ini.
Perjalanan saya berpindah-pindah domain masih terus berlanjut hingga beberapa kali. Salah satu domain yang saya pakai cukup lama sebagai pengganti Usamail (setelah sedikit sadar bahwa e-mail tersebut ‘agak’ norak) adalah Doramail (bukan Eudora loch yach!). disini, saya sudah menyadari kesalahan saya dengan menggunakan nama yang terlalu panjang. Saya mencoba menggunakan nama yang agak pendek disini. Sekali lagi, nama ini masih mengandung unsur artis kesayangan saya. Dan tolong, anda tidak bisa membujuk saya untuk menuliskan e-mail tersebut disini. Hehehe…
Alasan saya memakai Doramail adalah e-mail ini bernuansa Doraemon. Saya suka dengan Doraemon. Tampilannya tentu sudah banyak berubah dengan kali terakhir saya gunakan. Namun, tetap, unsur Doraemon masih menyertai tampilan halaman e-mail ini. Cukup lama saya menggunakan e-mail ini dan saya cukup percaya diri menggunakannya lantaran namanya sudah tidak senorak pendahulunya. Belakangan, entah mengapa kinerja Doramail seperti menurun. Aksesnya luar biasa lambat (kalau dipikir wajar saja, elemen halamannya sangat banyak, ditambah dengan gambar-gambar tokoh-tokoh Doraemon disana sini) dibarengi dengan kapasitasnya yang masih di seputaran 4 MB (bayangkan!). Akibatnya saya kerap tidak bisa menerima e-mail karena e-mail saya cepat penuh dengan spam sementara menghapus e-mail di doramail adalah pekerjaan yang cukup sulit karena tidak tersedia fitur untuk menghapus semua e-mail. E-mail harus dihapus satu persatu. Spam pun menjadi hal yang menyebalkan, banyak sekali bentuk penawaran spam seperti video porno, viagra, tiket undian dan banyak lainnya. Saya kerap kali juga mengalami gagal kirim e-mail di Doramail. Entah apa sebabnya yang jelas teman-teman saya tidak bisa menerima sejumlah e-mail yang saya kirimkan. Terakhir, Doramail itu sendiri kalah pamor dengan Eudoramail. E-mail saya kerap ditulis sebagai Eudoramail bagi teman-teman yang mencatat e-mail saya. Apa karena alasan ini banyak e-mail yang tidak sampai ke tempat saya? Karena alasan-alasan ini, akhirnya saya beralih ke Yahoo! (dimana, banyak teman-teman menyarankan saya agar berpindah kesini). Waktu itu Yahoo! Sudah menawarkan jasa e-mail gratis hingga 10 MB. Saya pun sudah cukup cerdas untuk menggunakan e-mail dengan nama asli saya saja. Selain tidak terlihat norak, e-mail dengan nama sendiri akan terlihat lebih elegan tentunya. Maklum, waktu yang sudah mendewasakan saya. Hehehe…Soal pengalaman gonta-gonta e-mail itu sendiri sebenarnya adalah suatu proses yang sangat panjang. Saya sempat berganti-ganti puluhan domain hanya dalam hitungan minggu bahkan hingga hari. Banyak unsur yang menyebabkan saya berpindah lagi ke lain hati. Namun, yang paling membekas di benak saya karena waktunya cukup lama berlangsung adalah di tiga tempat ini, Usamail, Doramail, dan Yahoo! Kayaknya segitu saja pengalaman yang saya mau bagikan soal pengalaman saya pertama kali mengenal internet. Soal pengalaman lainnya, lain waktu yaaaaa….
Mudah-mudahan, anda bisa memetik pelajaran dari kisah saya ini. Pesan moralnya adalah, gunakan nama anda sendiri sebagai alamat e-mail anda. Percaya dech, anda tidak akan pernah menyesal dan malu bertahun-tahun sesudahnya karena kenorakan anda. Hehehe…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Yaks teman, smg kta berhasil merebut laptop haha (henny)
ReplyDeleteamin.....ayooo laptop! datanglah padaku....
ReplyDelete*nyanyi*
kedatanganmu kutungguuuuuu...datanglah.....:D