Taman Wisata Camplong Di Kaki Gunung Fatuleu

Selepas Desa Batu Putih, bus masuk ke dalam desa Fatuleu yang berada dalam wilayah Kupang. Gunung Fatuleu (1115 meter) adalah titik tertinggi yang dekat dengan ruas jalan ini. Akibatnya, jelas, sisa perjalanan sampai ke Kota Kupang harus ditempuh sepertiganya dalam jalan menembus pegunungan. Saya sempat berpikir, begitu keluar dari Timor Tengah, maka jalanan sudah akan kembali normal. Ternyata salah, masih ada lereng Gunung Fatuleu yang harus saya lalui. Begitu menyentuh bagian yang landai dan lurus, saya sudah berdecak senang, mengira hampir sampai. Ternyata, tiba-tiba medan kembali meliuk-liuk dan berliku-liku menuruni lereng gunung dengan pemandangan bukit berkabut di kejauhan. Dari Desa Batu Putih, waktu tempuh untuk sampai Kota Kupang masih sekitar 2 jam lagi. Sekali lagi, saya tidak merasakan gejala akan mual atau muntah di ruas ini. Sungguh menyenangkan.
Ada tempat wisata kecil di kaki Gunung Fatuleu. Bus yang saya tumpangi berhenti di lokasi ini setelah kurang lebih setengah jam perjalanan dari Batu Putih. Secara tiba-tiba (lagi) banyak segerombolan ibu-ibu dan bapak-bapak yang membawa baskom berisi jagung bakar untuk dijajakan kepada penumpang bus yang justru mayoritas sedang tertidur. Berhubung tertidur namun suasana cukup ramai, maka beberapa dari penumpang terbangun untuk melihat apa yang terjadi. Saya sendiri tampaknya tertidur sebentar di ruas terakhir ini dan baru terbangun ketika bus berhenti di tempat ibu-ibu dan bapak-bapak menjual jagung bakar ini. Dengan memicingkan mata, saya melihat sekeliling guna mencari informasi apa yang bisa saya dapatkan dari lokasi ini. Sedikit di ujung, agak jauh dari pandangan, terdapat sebuah plang bertuliskan “Taman Wisata Alam Camplong”. Ooo...saya sudah sampai di Camplong.
Menurut informasi, Taman Wisata Alam Camplong adalah taman wisata yang terletak 46 kilometer dari Kota Kupang dan bisa ditempuh dengan menggunakan bus antar kota yang menuju So’E, Kefa Menanu atau Atambua karena taman wisata ini terletak di Jalan Trans Timor. Di dalam taman ini, konon terdapat gua, kolam renang dengan mata air alami, komodo dan buaya yang masing-masing berada di dalam kandang. Waktu saat itu sudah menunjukkan pukul setengah enam sore. Sinar matahari masih bersinar menembus pepohonan tebal dan lebat di sekitar Camplong. Ibu dan bapak masih menjajakan jagung bakarnya ke para penumpang. Saya sendiri sebenarnya masih mempunyai semangat untuk menjelajah, termasuk turun dan masuk ke Taman Wisata Alam Camplong ini. Sayangnya, waktu yang sudah cukup sore membuat saya takut tidak akan mendapatkan kendaraan malam hari yang akan membawa saya ke Kota Kupang. Iya, saya bisa pulang kalau ternyata bertemu bus dari Atambua. Bagaimana kalau tidak? Apakah saya harus tidur dengan komodo di kandang? Haha...
Saya segera menyadari Taman Wisata Alam Camplong ini sudah hampir tutup karena waktu sudah cukup sore. Para ibu dan bapak ini menjajakan jagung bakarnya selain untuk menawarkan dagangannya kepada penumpang bus, mungkin juga menghabiskan stock jagung bakar pada hari mereka berjualan. Apabila tidak berjualan, tampaknya mereka akan rugi. Saya masih sempat melihat di sekeliling pintu masuk taman yang didominasi oleh pedagang jagung bakar dan warung makanan, justru dipenuhi oleh para pedagang dibanding pengunjung. Mungkin pengunjungnya sudah pulang sebelum sore menjelang kali yach? Di dekat taman, ada sebuah kolam buatan yang berukuran kecil. Ada dua anak yang sedang main cebur-ceburan sambil melompat ke dalam kolam tersebut dengan hanya mengenakan celana pendek saja. Ya, waktu memang sudah cukup sore sehingga saya sudah tidak terlalu berani mencoba masuk taman ini. Ditambah dengan semua barang bawaan saya, lengkaplah sudah kemalasan saya. Ditambah dengan posisi saya yang sudah nyaman di dalam bus. Sempurna!
Apabila suatu saat anda berkunjung ke taman ini, tampaknya anda tidak perlu kuatir akan kehabisan makanan atau kesulitan mencari makan. Makan jagung bakar Camplong tampaknya cukup seru untuk dilakukan. Dari Taman Wisata Alam Camplong ini, anda bisa menuju Gunung Fatuleu yang berjarak 7 kilometer saja. Di gunung Fatuleu ini, konon banyak ditumbuhi oleh tumbuan pegunungan yang unik dan jarang anda lihat. Apabila anda punya waktu lebih, Taman Wisata Camplong dipadu dengan gunung Fatuleu bisa menjadi alternatif. Dengan jarak 46 kilometer, taman wisata ini bisa dicapai dalam waktu 1 – 1,5 jam dari Kota Kupang.

0 komentar:

Post a Comment