Taman Wisata Muko-Muko di Tepi Danau Maninjau

Jangan heran sama nama tempat ini. Anda bukan berada di Bengkulu! Apa?! Emangnya Muko-Muko di Bengkulu?! Hhh...ya sudahlah...lupakan saja perkataan saya...hahaha...
Sebenernya, nggak ada yang beda antara Desa Maninjau dan Desa Muko-Muko. Keduanya sama-sama berada di Danau Maninjau, Kabupaten Agam. Bedanya, kedua desa ini masing-masing terletak di sudut berseberangan di sisi danau. Desa Maninjau terletak di sisi timur, tepat di akhir turunan Kelok 44. Sementara itu, Desa Muko-Muko terletak di sisi barat, arah jalan menuju Lubuk Pasung. Danau Maninjau sendiri dinamakan berdasar desa yang berada di sisi timur, Desa Maninjau. Perjalanan dari Desa Maninjau ke Desa Muko-Muko sekitar 30 menit. Lumayan loch, sambil mengelilingi danau (kan ada jalan raya di tepi danau) kita bisa melihat keramba, sawah menguning, air danau, dan di sisi sebelahnya adalah pepohonan dengan bukit-bukit. Mantep yach?
Agak beda, di Muko-Muko kita gak bisa melihat keramba. Keramba agak jarang atau malah nggak ada di bagian danau sisi ini. Namun, sebelum menikmati danau, sebaiknya kita masuk aja ke Taman Wisata Muko-Muko yang emang dikhususkan untuk orang-orang datang berwisata. Di dalamnya ada fasilitas komplit kayak wc dan tempat makan. Tiket masuknya murah koq, Cuma Rp. 1.500 untuk dewasa dan Rp. 1.000 untuk anak-anak. Parkir motor Rp. 500 dan mobil Rp. 1.000. Untuk toilet, satu orang dikenakan Rp. 1.000. Murah meriah dech kesini. Udah gitu, tempat parkirnya lega banged. Entah karena bukan musim wisata atau sudah agak sore, tapi yang jelas di tanah lapang yang terletak diantara bukit tersebut, Cuma ada beberapa mobil saja yang memarkirkan diri. Sisanya, lapang!
Kayaknya, Cuma ada satu aktifitas yang patut dilakukan oleh bapak-bapak yang masuk taman wisata ini : mancing! Begitu kita masuk ke dalam taman, kan langsung kelihatan danaunya tuch. Nah, di tengah danau ada jembatan kayu yang gak rata yang menghubungkan satu sisi danau dengan sisi lainnya. Nah, di tengah-tengah jembatan itu, banyak banged bapak-bapak yang duduk mengobrol, merokok sambil memancing. Santai banged. Ritmenya juga santai. Apalagi, sore itu kami tiba pukul setengah 5 sore. Udah cukup malam sebenernya. Untungnya, langit masih cerah tapi matahari gak menyengat. Gak ada matahari malahan. Jadi, bapak-bapak itu betah-betah aja duduk berjam-jam disana. Demikian juga kita, betah lama-lama di taman yang adem ini. Sekali dua kali, satu diantara bapak-bapak tersebut kembali ke tepi untuk pulang sambil memegang bubu yang telah berisi satu ikan cukup besar atau beberapa ekor. Sambil melintas, beliau melihat ke arah kami yang asik foto-foto. Mungkin heran kali yach? Hehehe...
Lupakan bapak-bapak tersebut, mendingan kita foto-foto aje. Air danaunya bersih dan beriak ringan terkena desir angin. Warna-warna yang muncul di hasil foto yang saya tangkap sangat sempurna. Hijaunya berbukitan, beningnya air dan suasana alam sekitar bikin klop hasil fotonya. Rumah-rumah dan bangunan di sekitar danau bikin hasil foto makin terlihat cantik dan manis. Apalagi udaranya sejuk dan adem, bikin saya betah berlama-lama disini. Walaupun rasanya gak terlalu dingin –padahal Muko-Muko dikelilingi perbukitan- tapi udaranya benar-benar bersih dan segar. Ah...kesempatan yang baik buat membersihkan udara kotor di paru-paru. Tarik nafas dalam-dalam. Hembus perlahan-lahan. Mantep! Ternyata, selain sebagai bagian dari danau yang asik dipakai buat foto-foto, bagian danau yang ini digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). PLTA Maninjau namanya. Di atas pembangkit listrik tersebut ada tulisan Berakit-Rakit Ke Hulu Berenang-Berenang Ke Tepian. Entah apa maksudnya dipasang disana. Yang jelas, taman itu cukup apik. Selain danau, ada banyak objek yang bisa digunakan untuk berfoto-foto misalnya gazebo unik bergonjong, dermaga kecil, perahu rusak separuh tenggelam, nelayan dengan perahu kecil, jembatan kayu tidak rapih, dan tempat beristirahat yang ternyata banyak banged tersebar di sisi danau. Sambil jalan, sambil uni-uni yang berjualan di pinggir danau menawarkan kita untuk mampir dan menyantap snack mereka. Sayang banged, seandainya waktu saya panjang disini, pasti akan dibela-belain buat duduk, makan penganan ringan dan ngobrol sama uni-uni tersebut. Masalahnya, udah sore bow...
Ketika belum sampai ujung taman, namun terhalang oleh pohon tumbang, kami pun memutuskan untuk berbalik, secara langit sudah menjadi sedikit gelap. Sudah menjelang malam. Tampaknya tidak lucu terjebak malam disini mengingat esoknya kami harus mengejar Sikuai. Jadi, dengan segera, kami bergegas meninggalkan area danau dan kembali ke arah pintu masuk. Sambil berjalan kembali, kami melihat beberapa pasang muda-mudi duduk berpacaran di sisi danau atau di tempat duduk yang ada. Maklum, malam minggu gitu loch!
Akhirnya, malam pun tiba dan kami baru beranjak dari Muko-Muko pada pukul 6 sore. Perjalanan pulang bisa ditempuh melalui Lubuk Pasung atau kembali ke Matur. Untuk mencapai Padang, kurang lebih waktu yang dibutuhkan adalah 3 jam. Sayang mengingat banyak banget objek wisata di jalan yang akan kami lalui. Misalnya saja, ada pemandian air alami di dekat Muko-Muko dan Pantai di sepanjang Pariaman. Berhubung sudah malam, siapa yang masih mau mengunjungi objek wisata alam? Terlebih jalanan yang kami akan lalui –walaupun cukup mulus dan rata- gelap hampir tanpa penerangan. Gleg.

7 komentar:

  1. kembali...terima kasih sudah datang :)

    ReplyDelete
  2. nyampe jg kekampoeng gw

    ReplyDelete
  3. sy ambil foto2nya ya,,,makasi udah lama ga lihat ini kampung

    ReplyDelete
  4. Yup....hehehe...Muko-Muko indah loch :)
    Ayo donk Pulang Kampung trus cerita perjalanannya :D

    ReplyDelete
  5. emang kerjanya apaan??udah keliling indonesia,asyik jg.saya pulang kampung desember 2010..boleh gabung ga?kapan kemuko-muko lagi?

    ReplyDelete
  6. kerjaannya...hm...apa yach? penulis blog termasuk profesi bukan? hehehe....saya belum ada rencana ke Muko-Muko lagi :) mau muterin daerah lain dulu...hehehe

    ReplyDelete