Sehabis Singosari, harusnya Blimbing lalu barulah Kota Malang. Ini menjadi pegangan saya selama saya naik bus dari Surabaya – Malang. Namun, ketika sudah melewati Kota Singosari dan saya terus mengamati jalan mencari nama “Blimbing” tiba-tiba saya dikejutkan oleh teriakan kenek bus yang berkata “Malang..Malang…”. Tiba-tiba saja, flyover besar sudah terbentang di depan bus namun bus tidak mengikuti flyover tersebut. Bus berbelok arah ke kiri dan tak lama kemudian berbelok ke kanan, masuk ke terminal. “Hah…? Sudah Malang? Blimbingnya mana?”
Belakangan, saya baru tahu bahwa ternyata Blimbing adalah bagian dari wilayah Kota Malang itu sendiri yang terletak di sebelah utara. Harusnya, tempat dimana saya diturunkan ini (Terminal Arjosari) masuk ke dalam wilayah Blimbing. Masih ada jarak yang cukup lumayan untuk mencapai Kota Malang itu sendiri dari Blimbing.
Terminal Arjosari sendiri adalah terminal besar Kota Malang yang menghubungkan Malang dengan banyak kota di Jawa Timur, mulai dari Surabaya, Jember, Probolinggo, Mojokerto, hingga Jakarta, Bandung, Solo, Yogyakarta dan Denpasar. Terminal ini adalah terminal besar di kota ini. Nggak heran makanya hampir semua jurusan ke kota-kota besar lainnya bisa ditemukan disini. Terminal Arjosari sendiri tampak bersih, teratur dan saya merasa aman di dalamnya. Jauh dari kesan terminal yang menyeramkan. Uniknya pula, di Arjosari ini saya tidak dikerumuni oleh segerombolan calo kendaraan yang menawarkan saya untuk menggunakan jasa kendaraan mereka. Menyenangkan. Saya bisa menepi dan mulai melakukan reservasi ke beberapa hotel yang jadi pilihan saya(saya menelepon sendiri loch. Jangan kira ada stand-stand hotel di tepi terminal). Saya bisa menelepon hotel-hotel tersebut tanpa merasa terganggu oleh tawaran-tawaran yang memusingkan tersebut.
Serupa dengan terminal-terminal besar, di terminal ini ada juga tempat makan loch. Soto dan bakso menjadi makanan utama yang bisa anda temukan disini. Namun, saya nggak berniat makan. Kan tadi baru aja makan nasi soto di Purabaya toh? Masak mau makan lagi baru selang dua jam saja? Satu hal yang membuat saya teringat akan terminal ini begitu turun dari bus adalah keberadaan kios-kios kecil di jalan keluar terminal yang menjual berbagai keripik buah khas Malang yang utamanya adalah apel. Saya sudah resmi tiba di Malang kalau begini ceritanya. Hehehe…Tentu, saya nggak kalap berbelanja keripik donk. Saya masih memiliki banyak sekali tujuan dan nggak mau direpotkan dengan menenteng oleh-oleh yang merepotkan di jinjingan saya. Makasih.Oh yach, Terminal Arjosari ini dikenal dengan inisial A. Artinya, untuk setiap angkot yang melintasi Kota Malang, A menunjukkan Arjosari. Hal ini terjadi karena angkot di Kota Malang tidak menggunakan angka atau kode tertentu. Mereka menggunakan inisial terminal atau nama daerah. A menunjukkan Arjosari, L menunjukkan Landungsari, G menunjukkan Gadang, M menunjukkan Mergosono, D menunjukkan Dinoyo, T menunjukkan Tidar, B menunjukkan Borobudur dan banyak lainnya. Nah, huruf-huruf tersebut disatukan sehingga menjadi AT = Arjosari – Tidar. AG = Arjosari – Gadang. ABG = Arjosari – Borobudur – Gadang. Seperti itu. Tapi untuk amannya, coba dech tanya kepada pak supirnya. Mereka tampaknya sudah terbiasa dengan turis jadi tidak sungkan memberikan jawaban kalau ditanya. Satu hal, kalau anda buru-buru, sebaiknya anda mencari angkot atau bus di luar terminal saja. Seperti yang sudah kita ketahui bersama, terminal di Indonesia adalah lokasi ngetem bus dan angkot. Dijamin, anda akan terjebak cukup lama sebelum kendaraan tersebut memulai perjalanannya. Kalau anda tidak didera jadwal yang ketat, anda bisa saja santai sambil meikmati kondisi sekeliling. Namun, kalau anda terdesak oleh jadwal ketat, sebaiknya anda mencari angkot yang sudah keluar terminal, atau lebih bijak lagi, gunakan ojek atau taksi. Jangan buang kesabaran dan tenaga anda disini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Sedang berlibur di Malang ya ?
ReplyDelete