Malang adalah salah satu kota besar yang ada di Jawa Timur. Sejak jaman kolonialisme dulu, Malang sudah sangat terkenal sebagai kota peristirahatan para njonja dan meneer pada jaman itu. Hal ini berkaitan dengan suhu kota ini yang bersahabat. Bahkan, tanpa AC pun anda tidak akan merasa terganggu sama sekali apabila tinggal di kota ini. Di pagi hari, cuacanya cukup sejuk. Di siang hari, suhu rata-ratanya tidak terlalu berbeda dengan kota-kota pada umumnya hanya saja hawanya lebih segar. Dan malam hari, saya menggigil padahal sudah mengenakan selembar selimut!
Bukti warisan kolonialisme pada jaman dahulu tercermin dari bangunan-bangunan yang banyak menghiasi sudut kota ini. Yang paling jelas tentu bangunan-bangunan di sepanjang bundaran utama kota yang sangat kental nuansa kolonialismenya. Sebut saja, Balai Kota Malang, Katedral Malang, GPIB Malang, Kantor Pos dan Toko Oen. Semua bangunan tersebut masih dalam bentuk aslinya. Serasa berwisata ke 100 tahun yang lalu yach?
Tidak hanya bangunan, kuliner pun sedikit banyak mendapat pengaruh sangat besar dari pendudukan kolonialisme pada masa itu. Kalau di Surabaya terkenal akan Kupang Lontong, Rujak Cingur dan Sotonya, maka Malang lebih terkenal akan produk-produk yang agak ke-Belanda-an. Misalnya, Brood dan Es Krim yang melegenda dari Toko Oen. Brood itu roti dalam Bahasa Belanda. Roti dan produk variasinya seperti taart, cake, aneka roti dan macam-macam jenis es krim begitu terkenal dari Malang sehingga sangat wajib hukumnya untuk mencoba menu ini dari kota ini. Menu lain yang terkenal adalah Cwie Mie Malang. Berbeda dengan roti yang banyak mendapat pengaruh Belanda, Cwie Mie tentu banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Chinese. Maklum, Selain Belanda, Pedagang Chinese pada jaman dahulu banyak berkarya di kota ini. Cwie Mie sendiri memiliki banyak varian merek di kota ini. Cie Mie sendiri adalah mie pangsit biasa dengan bumbu utama saus tomat yang banyak plus bahan-bahan pelengkap lain seperti gorengan pangsit, otak-otak dan lainnya.
Kalau soal buah, tentu kita akan berbicara soal apel. Memang, walaupun daerah penghasil apel yang sebenarnya adalah Kota Batu (barat laut Malang) namun nama yang tersohor hingga saat ini adalah Apel Malang. Hal ini lumrah mengingat Kota Batu dahulunya masih masuk dalam Kabupaten Malang. Apel Malang terkenal akan warnanya yang hijau, agak masam dan berukuran sedang. Apel Malang sangat terkenal di kalangan pembuat kue karena konon apel inilah yang terbaik untuk digunakan sebagai bahan baku apple pie. Di Kota Batu dan Malang inilah industri pengolahan produk pangan dari apel sangat pesat berkembang. Sebut saja keripik apel, jus apel dan macam-macam turunan produknya menjadi trade mark kota ini. Oleh-oleh yang paling lazim dan harus dibawa ketika anda berkunjung ke Kota Malang adalah apel. Titik.
Walaupun matahari bersinar dengan terik, namun berjalan siang hari sekalipun di kota ini cukup menyenangkan. Teriknya matahari berimbang dengan segarnya udara kota ini. Karena pusat kotanya tidak terlalu lebar, area sekeliling bisa ditempuh dengan berjalan kaki mulai dari Lapangan Brawijaya, Gereja Katedral, Alun-Alun Kota, hingga Tugu Malang dan Stasiun Malang. Buat anda yang nggak biasa berjalan kaki, ada banyak sekali angkutan kota yang melewati daerah-daerah tersebut. Mayoritas angkutan Malang melewati daerah pusat kota ini. Nah buat anda yang males berganti-ganti angkot dan males menghapal rute, ada baiknya anda naik becak. Hitung-hitung bagi-bagi rejeki sama bapak penarik becak yang mengais rejeki disini. Yang menyenangkan dari becak di Malang adalah keramahan dan di sisi yang berlawanan adalah kecuekannya. Maksudnya apa? Ketika saya berjalan kaki melewati mereka, mereka tersenyum dan menyapa saya (maklum, potongan turis sich…hihihi…). Kecuekan mereka menyenangkan ketika mereka tidak memaksa-maksa saya untuk menaiki becak mereka. Terkadang, saya memang lebih suka berjalan kaki dibanding naik kendaraan agar saya bisa mengamati suatu objek lebih lama. Nah, para bapak ini tidak menganggu saya karena mereka tidak memaksa saya untuk menaiki becak mereka. Walaupun naik becak murah (Rp.3.000 – 5.000 untuk putar-putar pusat kota) namun naik becak atau berjalan kaki tentu adalah pilihan tersendiri bagi penikmat kota ini. Saya suka bapak-bapak becak yang ramah dan informatif ini.
Objek wisata yang bisa dilihat di kota ini beragam. Sebagian besar memang berupa bangunan karena lokasi wisata alam terletak agak jauh ke luar kota. Yang wajib kunjung disini adalah Tugu Malang, Pasar Besar Kota Malang, Museum Bentoel, Katedral Malang, Toko Oen, Hotel Tugu, Stasiun Malang, Museum Brawijaya, Pasar Burung, Taman Budaya Malang, Perpustakaan Umum Kota Malang, dan Candi Badut yang agak jauh berada di daerah Tidar. Kecuali Candi Badut, hampir semuanya berada di pusat kota. Kalau anda punya waktu sangat luang dan kaki yang kuat, semuanya ini bisa dikunjungi hanya dengan berjalan kaki saja.
Kota ini bisa dicapai dari Surabaya selama 2 jam perjalanan darat menggunakan bus dari Terminal Purabaya (Bungurasih) atau dengan kereta Panataran dari Stasiun Kota (Semut) atau Gubeng, Surabaya. Kalau anda tidak berasal dari Surabaya, mungkin anda bisa mengambil pilihan lain berupa jalur udara. Malang dapat dicapai dengan pesawat udara. Bandara Abdurachman Saleh menjadi pintu gerbang kota ini dari udara. Malang bisa dapat dengan mudah dicapai juga dari kota-kota tetangganya seperti Blitar, Kediri, Batu, Jombang, Mojokerto, Pasuruan, Sidoarjo, Probolinggo dan Lumajang. Kota-kota ini mempunyai angkot atau bus yang sampai ke Malang. Selain Batu, semua kota tersebut mempunyai akses jalan kereta api dari/ke Malang baik langsung atau melalui kota lain terlebih dahulu.
Jangan bayangkan Malang sebagai kota kecil tanpa kehidupan malam yang memadai untuk anda para insomnia. Malang memiliki kehidupan malamnya sendiri. Denyut kehidupan Malang tetap terjaga bahkan selepas tengah malam walau dengan ritme yang menurun. Anda bisa melihat masih banyak kendaraan berseliweran hingga malam hari dan menjelang pagi di kota ini. Anak muda di kota ini banyak yang menghabiskan waktunya untuk bercengkrama di kedai kopi yang banyak menjamur di kota ini, sebut saja Und Corner, Toko Oen dan Java Dancer. Malang juga punya mall loch, yakni Olympic Garden yang terletak agak barat dari pusat kota. Beberapa factory outlet, warung kopi pinggiran dan tempat billyar juga meramaikan kehidupan malam kota ini. Jadi, anda harusnya nggak perlu kuatir harus tidur cepat lantaran tidak ada atraksi apapun selepas malam menjelang. Mau yang mahal di kedai kopi hotel hingga kedai kopi pinggir jalan yang menjual wedang jahe, semua ada di Malang. Jangan lupa cicipi roti bakar ditambah kopi susu untuk menghangatkan malam anda yang dingin. Satu hal lagi yang membuat Malang sangat berkesan untuk saya adalah soal keamanannya. Saya berjalan malam hari di kota ini dan merasa sangat aman. Penduduk kota ini ramah dan baik. Saya tidak takut berjalan malam sekalipun. Hotel-hotel murah meriah di kota ini pun telah mengenal para turis backpacker yang menginginkan tempat tidur murah namun cukup bersih. Alhasil, pilihan hotel backpacker di Malang cukup banyak.
Kunjungan ke Malang adalah sesuatu yang membuat rindu. Saya senang bisa berkunjung ke kota ini. Saya rindu akan iklimnya yang sejuk dan di malam hari bisa membuat saya menggigil kedinginan. Selain itu, yang membuat rindu lainnya adalah kue-kue kecilnya yang enak dan murah dari Und Corner. Walau enak, saya nggak bisa lama-lama juga tinggal disini. Bisa-bisa saya gendut karena setiap hari memakan kue-kue kecil berkeju yang enak dan murah itu. Hehehe…
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mknya spy gak gendut,kirim dong kue2nya ke kalimantan...btw, atasnya gak nyambung tu dgn isinya...kirain membahas tana toraja...hehe... (advanture.wordpress.com lagi dong..)
ReplyDeletehahahaa....nanti Jeng Henny ikut2an ndut donk....huehuehue...
ReplyDeletebtw, itu di atas bukan Tana Toraja loch....tapi Tana Karo...di Sumatera Utara....Tanahnya Orang Batak...hehehe....gak nyambung yah? :P
eh, dirimu kan bisa pake open ID....jadi, tidak perlu pake annonymous terus...hehehe
ReplyDelete