Kalau sebelumnya untuk makanan khas Ranah Minang sudah terwakilkan dengan Sherly, Christine Hakim, Mahkota dan teman-temannya, maka untuk urusan oleh-oleh budaya, kayaknya wajib banget datang kesini nich. Sumatera Barat sebenarnya sich punya satu titik yang paling oke banget kalau kita mau mencari Songket. Songket sendiri adalah kain tenun khas Sumatera Barat (bisa ditemukan di banyak daerah di Indonesia, dengan kekhasan masing-masing) yang terutama keunikannya ialah menggunakan benang emas. Songket sendiri macam-macam jenisnya. Mulai dari songket buatan pabrik hingga songket tenunan manual yang dikerjakan hingga berbulan-bulan lamanya. Songket benang empat hingga benang satu yang bisa mencapai puluhan juta rupiah sehelainya. Alamak! Mahal Bana! Kayak apa sich koq bisa sampai semahal itu? Yuk, mari ikut saya.
Lokasi pembuatan songket paling terkenal di Sumatera Barat ada di Desa Pandai Sikek, Padang Panjang. Di tempat ini, kita bisa melihat sejumlah uni yang sedang menenun. Asyik kan? Sambil cari oleh-oleh, sambil ngelihat juga bagaimana sich caranya menenun songket. Nah, buat yang mengalami keterbatasan waktu, mungkin nggak akan terpikirkan untuk ke Pandai Sikek. Oleh karena itu, di Kota Padang yang puanash ini, ada satu tempat yang khusus menjual berbagai souvenir dan kerajinan tangan khas Ranah Minang ini. Padang Craft Center namanya. Lokasinya persis di tengah kota, diantara bank-bank dan gedung pemerintahan. Tepatnya di Jalan Sudirman No. 5, persis di samping SMP 1. Bangunan toko ini cukup besar, sehingga nggak mungkin anda nggak melihatnya. Apalagi, jalan Sudirman yang tepat berada di depan toko ini kerapkali macet. Maklum lah yach, di sekitar jalan ini banyak banget pusat kegiatan, mulai dari sekolah, gereja, hotel, toko, bank dan gedung pemerintahan. Kalau macet ya nggak heran juga sich. Maklum, segudang pusat kegiatan ada disini.
Yang jelas, saya nyari songket disini. Kain yang tersaji di dalam toko ini ternyata banyak banget. Ada banyak uni berpakaian seragam abu-abu dan berjilbab yang siap membantu kita menemukan apa sich yang kita mau. Nah, kebetulan saya mau songket. Maka, ditawarilah saya sebuah songket khusus untuk selendang yang berpadu dengan kain songket utuh untuk bahan penutup bawahan. Harganya murah meriah menurut saya, Rp. 50.000. Kata sang uni, songket ini buatan pabrik dan benang 4. Jadi tidak ada kekhasannya. Uni tersebut sempat menunjukkan saya kaca pembesar untuk melihat isi serat kain songket tersebut. Saya sich sebenernya masih nggak ngerti apa yang dimaksud dengan benang 4. Buat saya, itu semua terlihat sama. Walaupun uni tersebut memperlihatkan saya songket asli Pandai Sikek pun, saya tetap tidak bisa melihat dimana bedanya. Walaupun sama-sama dijajarkan, saya tidak melihat bedanya dimana. Ketika menggunakan kaca pembesar, saya memang melihat setiap helai songket Pandai Sikek terdiri atas 2 buah benang. Beda dengan songket pabrik yang hanya terdiri atas 1 buah benang. Lah? Kalau begitu kenapa disebut benang 1? Yang jelas, Songket Pandai Sikek tersebut membuat saya tersedak karena harganya Rp. 17.000.000 (tolong perhatikan jumlah nol-nya yach...hehehe...). Ada songket tipe lain yang harganya di atas Rp. 20.000.000. Bungkusannya saja mantep banget. Digulung dengan kayu dan dipajang dalam etalase khusus dalam posisi berdiri. Beda banget sama songket pabrikan yang akan saya beli. Songket saya itu dibungkus plastik dan ditumpuk. Yach, ada uang ada rupa tentunya. Harga yang mahal tersebut karena menggunakan benang emas, benang sutera dan pengerjaannya yang bisa mencapai waktu berbulan-bulan. Hm...saya jadi mikir, apa Uni penenun tersebut nggak ngapa-ngapain aja kali yach? Kerjanya hanya menenun setiap saat. Koq bisa sampai berbulan-bulan. Saya kagum sampai nggak bisa membayangkan bagaimana proses menenun itu. Sayangnya, menurut kabar, kemampuan menenun songket ini sudah tidak sebanyak dahulu. Banyak gadis-gadis muda yang sudah tidak terlalu berniat belajar menenun. Mereka lebih cenderung ke kota dan mencari pekerjaan. Walaupun demikian, titik cerah selalu ada. Pemerintah Sumatera Barat menyadari penuh bahwa daerahnya adalah salah satu tujuan wisata utama di Indonesia. Digalakkanlah kembali kegiatan tenun-menenun songket tersebut.
Oh yach, di Padang Craft Center ini, selain songket ada banyak banget bahan pakaian seperti songket Silungkang, kebaya, topi, peci, baju muslim, tas, sendal, hingga aksesoris seperti gantungan kunci, miniatur dan tempelan kulkas hingga lukisan dan ukiran. Nggak lupa, semuanya bernuansa Minang. Gak lupa, kain penutup tudung saji, kain tutupan keranjang bayi, rumah lampu bentuk rumah gadang hingga tongkat Datuk pun tersedia disini. Unik sekaligus cuci mata dan ngadem di siang hari yang panas ini. Uni-Uninya sangat ramah dan sangat membantu. Walaupun potongan saya bukan seperti orang yang mampu membeli songket puluhan juta, namun uni tersebut tetap rela membuka songket asli Pandai Sikek untuk diperlihatkan kepada saya. Saya kagum! Kalau misalnya anda nggak niat beli songket atau kain-kainan, bisa koq borong aneka gantungan kunci dan tempelan kulkas khas minang dengan harga yang menruut saya sich murah meriah. Jangan lupa oleh-oleh buat temen di rumah yach. Oh yach, telepon Padang Craft Center di 0751.22101 dan 0751.30274
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment