Dari sekian banyak penjual karipiak di Padang, kayaknya Cuma 3 nama aja yang terkenal : Sherly, Christine Hakim, dan Mahkota. Lainnya, karipiak ini tersedia dalam berbagai varian merek dan jenis walaupun rasanya sebenernya yach menurut saya sich nggak jauh-jauh beda banget. Tapi yang jelas, tiga merek ini seakan udah jadi semacam maskot kuliner oleh-oleh dari Padang. Kalau nggak bawa satu aja dari salah satu karipiak ini, jangan harap bisa selamat di kantor yach! Siap-siap dikeroyok orang banyak! Hahaha... Walaupun ada banyak macam varian merek untuk karipiak dengan jenis utama : Karipiak Balado, namun tiga ini adalah produsen karipiak yang -yah kalau boleh saya bilang sich- paling kreatif dan inovatif yach. Kalau produsen-produsen lainnya kebanyakan menjual jenis karipiak yang umum yah misalnya tadi, karipiak balado (jenis karipiak yang terbuat dari singkong dalam bentuk panjang dan berlumur cairan lengket yang terbuat dari balado, manis dan pedas). Tiga produsen ini cukup kreatif bisa menjual berbagai macam karipiak dari berbagai jenis bahan baku dan berbagai macam bumbu. Saya sendiri suka sama kentang keju, jangek ebi, Kacang Balado, dan singkong balado kering.
Keunggulan dari Sherly, keripik ini terletak di dekat tempat kami menginap, hampir sama dekatnya dengan Christine Hakim. Ya udah, saya bahas yang Sherly yach soalnya saya Cuma ke Sherly sich, nggak ke CH (weisss...sok akrab manggilnya...hahaha). Tokonya asik, terletak di Jalan Bundo Kanduang (Nggak mungkin salah dech sama jalan ini. Jalan ini terletak persis di sebelah Taman Adityawarman dan di jalan ini berjejer berbagai macam hotel, karaoke, rumah makan, gereja dan sekolah. Rame bener dah ni jalan). Kalau anda kesulitan mencarinya, coba dech cari Museum Adityawarman. Pasti ketemu sama Toko Karipiak Sherly yang terletak persis di depannya.
Pemilik tokonya ini, kalau saya bilang sich dia pinter yach. Ia bisa mengorganisir tokonya sehingga nyaman dan membuat orang betah berlama-lama di toko ini hanya untuk berbelanja. Karipiak Balado yang basar sampai berjejer di rak tengah yang pas sama pandangan mata. Jumlahnya banyak banget. Selain itu, sang pemilik juga memasukkan produk-produk yang dia nggak buat sendiri dari hampir sebagian besar berasal Ranah Minang dan juga beberapa macam komoditi oleh-oleh dari daerah lain di Indonesia. Jadi, disini bisa anda temukan juga Kalamai (Gelamai), dan berbagai oleh-oleh dari Solok, Payakumbuh, Agam, Padang Panjang bahkan hingga Teh dari Jawa! Pokoknya komplit dech. Udah dech, nggak usah ke tok0 lain. Semua yang anda butuhkan untuk oleh-oleh tersedia semua disini. Ada packing gratis pula. Kenapa harus ribet? Mungkin begitu niat dan harapan mereka. Hehehe...
Emang, belanja disini cukup mudah dan gampang. Ga ada cash? Tenang aja, Mesin EDC berbagai kartu kredit tanpa potongan 3% dan EDC BCA ada disini. Selesai belanja, anda tinggal pilih jenis kardus yang mau digunakan untuk packing oleh-oleh anda. Kalau anda merasa males bawa, tinggal titip aja dan bisa diambil esoknya atau kapanpun anda sempat ketika membawa kendaraan sendiri. Asyik banget kan? Tambahan lagi, toko ini juga jualan oleh-oleh. Mulai dari gantungan kunci Rumah Gadang, miniatur dari perak, kerajinan tangan unik, hingga yang paling mengesankan untuk saya adalah miniatur Tabuik dari Pariaman, Cantik dan manis. Jadi, nggak Cuma oleh-oleh makanan aja, oleh-oleh fisik kayak gantungan kunci pun ada. Kemasannya pun menarik dengan gambar-gambar a la Sumatera Barat. Kayak oleh-oleh mahal gitu dech (harganya terjangkau loch). Sayangnya, saya nyari songket gak ketemu disini. Hehehe....jadi harus cari di tempat lain dech.
Nah, abis belanja oleh-oleh makanan dan aksesoris, ngapain lagi di Sherly ini? Toko yang meja kasirnya banyak banget dihiasi sama foto-foto artis tenar Indonesia yang berbelanja ini juga memajang beberapa artis yang berkunjung ke pabrik pembuatan karipiak yang dijual disini. Penasaran donk? Ya udah, kami bertanya sama sang pemilik dan sang pemilik mempersilahkan kami masuk ke area belakang tempat karipiak-karipiak tersebut dibuat. Ternyata, pekerjanya nggak terlalu banyak loch. Mungkin masih masuk dalam kategori Usaha Mikro dan Kecil kali yach? Tapi omsetnya, kayaknya nggak usah ditanya dech. Pasti gede banget. Yang jelas, tempat semi terbuka tersebut (tertutup kanopi) berisi berbagai wadah dan peralatan memasak dan mencuci. Ada tempat memasak bumbu balado yang pedes itu. Deket-deket wajan tersebut rasanya panas gimana gituh. Cairan balado kental yang dimasak itu bergolak di bawah adukan sepenuh tenaga sang juru masak. Di lain tempat, ada tempat yang berwujud seperti bak cuci. Disini, singkong yang berwarna putih dan sudah dipotong dan diiris tipis-tipis tersebut dicuci bersih. Air cuciannya sampai berwarna putih loch. Di dekat area masuk, ada gundukan tidak terlalu tinggi singkong yang belum dikupas. Nah, sejumlah pekerja mengelilingi singkong ini sambil mengupas dan mengiris singkong-singkong ini. Para pekerja tersebut tampak tidak terlalu terganggu dengan kehadiran kami. Bahkan ketika saya ikut berpose memotong singkong-singkong tersebut, mereka tampak cuek walaupun beberapa diantaranya tersenyum simpul melihat saya ikut mencoba memotong singkong. Kemudian, di area terakhir, ada sekumpulan Uni yang melumuri singkong yang sudah jadi dengan bumbu balado yang lengket dan pedas tersebut. Grup lainnya memasukkan karipiak balado yang sudah jadi ke dalam bungkus-bungkusan dan kemudian menyegelnya. Jadi disinilah pusat kegiatan pembuatan karipiak singkong balado yang terkenal tersebut. Sayangnya, saya hanya menyaksikan kegiatan pembuatan singkong balado, tidak termasuk karipiak lainnya.
Nah, jadi dengan kunjungan ke Sherly ini, saya dapat oleh-oleh sekaligus bisa berwisata industri. Asik donk bisa melihat industri rumahan yang sukses kayak gini. Kali-kali bisa jadi ilham bagi anda yang berkunjung untuk membuat usaha sejenis di lokasi lokal daerah anda dengan memanfaatkan bahan-bahan alami di sekitar anda. Asik kan?
Oh yach, soal harga, Rata-rata dibanderol sekitar Rp. 7.000 hingga Rp. 13.000 untuk kemasan 250 gram untuk berbagai macam rasa. Sementara untuk kemasan 500 gram, umumnya dibanderol dengan harga kisaran Rp. 20.000an. Kalau anda bayangkan 500 gram itu sedikit, anda salah. Karipiak setengah kilo bisa untuk kasih makan orang sekantor. Hehehe...jadi, berhitung-hitung dulu dech sebelum anda beli. Jangan terlalu sedikit kalau nggak mau dihujat orang sekantor atau jangan terlalu banyak kalau nggak mau kerepotan bawa dan akhirnya gak ada yang makan di rumah. Kata Uni penjaganya juga, karipiak ini rata-rata tahan 3 bulanan. Cukup awet juga yach? Kalu anda nggak yakin sama rasanya, minta tolong dech sama Uni-Uni penjaga yang manis-manis ini untuk mencobai tester setiap produk. Jangan sampai makan tester terus kenyang dan ga jadi beli yach. Itu gak sopan namanya...hehehe...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment