Ini objek wisata yang nggak perlu mengeluarkan uang sepeser pun. Lokasinya deket banget sama Hotel Immanuel II. Tinggal jalan kaki ajah, nggak sampai 5 menit, kita bisa mencapai pantai ini. Jadi, dari perempatan Pantai Padang, dari arah Hotel Immanuel II, silahkan menyebrang ke arah Jalan Pelabuhan Muara Padang. Tepat di sisi kanan jalan, Pantai Padang sudah menyambut.
Sebenernya nggak ada yang terlalu istimewa dengan pantai ini mengingat pasirnya yang berwarna kehitaman yang cenderung agak kotor malah. Kita menuju pantai ini karena sedang dalam perjalanan menuju Dermaga Batang Arau arah Sikuai. Walau demikian, main-main di sepanjang pantai apalagi saat mendung, cukup asik juga. Sayang, pantainya agak kotor dan pagi itu, tepat pada hari minggu, pantai sudah cukup dipenuhi warga sekitar yang berjogging pagi. Gak hanya berjogging, mereka sudah berlari dan bermain-main di sekitar pantai. Tentu, kita pun gak mau ketinggalan dengan mulai berlarian di atas pasir dan meloncat-loncat. Mungkin karena masih pagi, pedagang makanan dan minuman yang ada di tepi pantai belum membuka usaha mereka. Hanya sederetan kios maupun gubug kosong tanpa adanya tanda-tanda barang dagangan.
Yang agak sedikit istimewa tentang pantai ini adalah posisinya yang agak terlindung. Sebuah bentukan pulau namun bukan benar-benar sebuah pulau berada tepat di depan pantai ini. Sebenernya itu adalah bagian dari Pulau Sumatera juga, namanya Gunung Padang. Walaupun bukan benar-benar gunung namun karena bentuknya yang menggunduk membuat orang-orang menyebutnya sebagai gunung. Di balik gunung tersebut ada Pantai Aia Manih, pantai tempat Batu Malin Kundang berada. Di gunung tersebut bahkan ada makam legenda cinta yang terkenal : Siti Nurbaya Kasih Tak Sampai. Pemandangan gunung tersebut cukup membuat pantai ini unik. Gunung tersebut bagaikan sebuah pulau terpisah di depan Pantai Padang. Lagipula, posisi gunung yang sedemikian membuat ombak tidak terlalu besar. Namun, anda tetap harus waspada, anda berada di titik tsunami. Terjangan gelombang pasang akan sampai ke wilayah ini kalau sampai terjadi gempa yang berpotensi menimbulkan tsunami. Perhatikan jalur evakuasi selama anda berada di pantai ini.
Di sebelah selatan pantai ada sebuah taman wisata yang juga masih merupakan bagian dari Pantai Padang. Taman ini berada tepat di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA. Walaupun masih bagian dari Pantai Padang, namun jangan harap kita bisa bermain pasir dan air disini. Bagian pantai yang ini ditembok sehingga tampak seperti tempat untuk duduk-duduk leyeh-leyeh menikmati makanan dan minuman sambil menikmati panorama pantai. Pohon-pohon kelapa lebat dan rindang menaungi cahaya matahari dari atas. Sementara itu, di depannya, walaupun ini sebenarnya tidak dapat dibenarkan, banyak sekali kios minuman yang menjual telur penyu secara terang-terangan di atas meja. Telur-telur penyu tersebut disusun rapi tertata dalam sebuah plastik. Dalam perjalanan melewati pantai ini, saya menjumpai sekitar 3 hingga 4 kios yang memajang telur penyu di depan kiosnya. Setiap kios bisa memajang satu hingga beberapa buah kantung plastik. Miris melihatnya. Bukannya telur penyu dilindungi yach? Atas nama ketamakan manusia yang ingin lebih prima, lebih grengg dan lebih kuat, telur penyu diperdagangkan seperti ini. Miris.
Sebenarnya garis pantai ini panjang banget. Luas hingga menyambung ke pantai-pantai lainnya di utara sana. Namun, kami tidak sampai menelusuri hingga utara sana karena tujuan kami adalah Dermaga Batang Arau. Main-main sebentar di Pantai Padang plus berfoto-foto lalu berlanjut ke dermaga.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment