Selain Sate Padang dan Sate Mak Syukur dari Padang Panjang, ternyata Ranah Minang emang kaya banget akan jenis makanan satu ini. Sate. Sate di Ranah Minang ini ada banyak banget jenisnya, bahkan sampai yang tidak pernah anda dengar sebelumnya. Salah satunya ya mungkin satu ini. Kalau bukan orang asli Minang (atau daerah sekitar perbatasan Riau) mungkin jarang pernah denger makanan ini. Sate Danguang-Danguang. Hihihi...namanya unik yach? Bagaimana rasanyo? Ayo dicoba!Aslinya, Danguang-Danguang ini konon berasal dari Payakumbuh. Komponen aslinya sich tetap sama, yakni daging sapi. Perbedaan Kanagarian (note:Kanagarian adalah sistem pemerintahan Minang, bisa disejajarkan dengan Banjar di Bali atau Kabupaten di Indonesia ini) menyebabkan perbedaan pada setiap suku yang memproduksi jenis sate. Sate Danguang-Danguang ini misalnya, kuahnya berwarna kekuningan (konon banyak kunyitnya dibanding sate lain yang cenderung agak kemerahan). Oleh Uda yang menjual, sate ini diklaim lebih lembut dari Sate Padang yang biasa kita makan. Entah sugesti atau nggak, yang jelas, pada saat saya menyentuhkan daging sate tersebut ke mulut, saya memang merasa daging sate ini lebih lembut dan bumbunya lebih spicy. Lebih berrempah-rempah. Waktu datang, saya sempat bertanya kepada sang Uda, apo bedanyo sate iko dengan yang lainnyo? Hahaha...Sok Padang gitu dech bahasanyo. Udanya malah nantangin, coba lah kau masuk dulu, boleh coba bumbunya yang berbeda. Beliau malah menyendok sesendok besar saus dan mempertunjukkannya di hadapan saya. Walaupun perut sudah penuh sama Es Durian Ganti Nan Lamo plus Sate Padangnyo, saya tetap nekad mencoba Sate Danguang-Danguang ini. Kapan lagi kesini ya toh? Tambuo Ciek!
Oh yach, Sate ini terletak di Pondok, Sate ini sendiri ditulis Sate Danguang-Danguang Simpang Kinol. Entah dimana itu, sayang saya nggak sempat bertanya kepada Uda. Anyway, langsung saja hajar sate ini. Untung kami ada berampek (4) jadinyo, biso sajo icip Sate Danguangnyo. Seporsi sate isinya 10 tusuk dengan hagra Rp. 8.000 saja. Murah banget yach? Padahal makannya di dalam rumah makan loch. Pondokan sate sang Uda saja yang berada di luar. Kami tetap makan di dalam rumah makan. Berhubung perutnya sudah setengah terisi dan lebih condong kepada ingin icip-icip sajo, makanya satu porsi untuk berempat. Bukan pelit yach...hehehe...yang jelas, sebagai pelengkap, kerupuk jangek kecil gak lupa kami gunakan sebagai sendok untuk menyendok sausnya yang eni bengi alias enak banget. Iya, kalau boleh jujur, sate ini lebih lembut daripada Sate Padang yang sebelumnya kami makan. Boleh banget kesini lagi untuk makan sate ini lagi. Suasana ruang makannya walaupun agak jadul (isinya kebanyakan orang tua yang makan malam dan memandangi kami dengan agak ajaib-ya jelaslah, abis, sambil makan sambil foto-foto sich hahaha-) dan tidak menyediakan beberapa jenis minuman yang ada di daftar menunya, namun secara keseluruhan, makan disini tetap menyenangkan. Taplak mejanya aja lucu-lucu dengan hadirnya pantun-pantun jenaka dari suatu produk minuman. Sate Danguang-Danguang Simpang Kinol ini terletak sejajar dengan Jalan Pulau Karam yang ada Es Duriannya. Jadi, dari Es Durian tinggal jalan lurus saja sampai ketemu perimpangan besar lagi. Sate ini ada di ujung simpang sebelah kanan anda. Gak susah koq. Satu-satunya yang pake nama Danguang-Danguang kayaknya Cuma disitu aja. Yang laennya banyak menyajikan sate-sate dengan jenis lain yang mungkin belum pernah adna denger juga, boleh dicoba kalau ada waktu dan ruang di perut :D
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
klo mau lebih enak langsung ke dangung-dangungnya di payakumbuh lomar...itu dekat kampung gw banget...sebelum Kubang(pasti pernah denger juga....Martabak Kubang)....Dangung-dangung itu sebenanya nama daerah di Kab 50 Kota tepatnya ibukota kec Guguak. Nach sate dangung-dangung yg paling enak itu Sate Malin , di jakarta juga sudah ada di daerah DUren Sawit
ReplyDeletehehehedeket Harau atau Sarilamak gak Bro? kemaren sepanjang perjalanan, entah ga merhatiin atau ga liat, nggak ngeliat ada Sate Dangung Dangung ini sich. kemaren ke Payakumbuh hanya ke Payakumbuh, Ngalau Indah, Sarilamak, dan Harau sajo :D
ReplyDeleteyang di Jakarta, rasanya sama? btw, Satu Mak Syukur udah hadir di Mall di Jakarta juga loch...ada di MOI Gading...hehehe
Benar buangat tuh...sate dangung2 tu ngk ada dua nya...
ReplyDeletebener Bro Yus....enaknyo, lamak bana! empouknyo tiado taro...:D
ReplyDeletehmmm..pantes lo gak ketemu sate aslinya di payakumbuh...klo dangung-dangung itu beda arah ke harau.....lo kudu belok ke arah kiri ato mudiak kata orang sana ktk di pusat kota payakumbuh yg ke arah SULIKI ato bonjol....
ReplyDelete*catet* Bonjol itu yang dilintasi Khatulistiwa bukan? Yang ada Bungai Bangkainya toh? hiksss....ga nyampe sana, nno' :(
ReplyDeletepengen tapi waktunya ngga ada. sudah habis di jalan. kali lain dech telusur utara Sumatera Barat.
thanks banged infonya *tiba2 pengen makan Dangung Dangung lagi* =p~
sate padang emang paling enak, belum ada tandingannya,,pokoknya mantap banget.Sate Danguang Payakumbuh
ReplyDelete