Di Tengah Pasar Songgoriti

Tepat sebelum memasuki Taman Pemandian Tirta Nirwana, Songgoriti, ada sebuah bangunan bergaya lama yang berdiri kokoh di sebelah pemandian tersebut. Tulisan yang terpampang cukup jelas mengatakan kalau bangunan tersebut adalah pasar. Pasar Songgoriti.
Walaupun terletak agak dalam dan merupakan pasar di tengah-tengah kompleks perumahan, kenyataannya pasar ini buka hingga menjelang petang. Walau ada beberapa toko yang tutup, namun sebagian besar toko-toko di pasar ini buka. Toko yang paling depan dan terlihat dengan jelas adalah toko peralatan dapur seperti wajan, penggorengan, batu ulekan dan panci-panci. Secara kontras, di sebelahnya berdiri sebuah toko mainan dengan memajang boneka-boneka dengan nuansa merah jambu. Nggak hanya dua toko ini saja, Pasar Songgoriti memanjang hingga ke dalam, dengan komoditi utama berupa tanaman hias. Wajar kali yach, Songgoriti kan tempat wisata untuk para wisatawan. Kayaknya wajar banget kalau mereka buka sampai malam dan menjual berbagai tanaman hias. Secara, tanaman-tanaman hias tersebut nggak mungkin diberesin setiap harinya donk? Banyak pedagang yang tampaknya sampai tidur di dekat los mereka.
aneka tanaman hias yang terjual di pasar ini (saya nggak menyusuri hingga ke dalam karena hari sudah cukup sore) kebanyakan adalah tanaman dalam pot. Aneka mini garden dan tanaman obat, hias, kaktus, rambat, paku-pakuan hingga yang unik-unik yang belum pernah anda lihat, bisa anda temukan disini. Saya sendiri berfoto dengan tanaman-tanaman aneh tersebut. Maklum lah yah, Batu kan terletak di ketinggian pegunungan. Kayaknya wajar banget kalau tanaman yang ada disini tuh yang aneh-aneh. Sebagai orang kota, pasti jarang melihat tanaman unik tersebut. Katanya, di ujung pasar tersebut ada pasar bunga namun saya mengurungkan niat karena waktu sudah menunjukkan pukul lima. Mau balik jam berapa ke Malang? Begitu kata hati kecil saya.
Selain tanaman hias yang memenuhi kiri dan kanan jalan yang sepi tersebut, ada los di dalam pasar tersebut yang ternyata masih cukup ramai dihuni oleh para pedagang yang menjual sayuran. Saya sampai beberapa kali ditawari oleh para pedagang tersebut untuk membeli sayuran mereka. Hehe...saya tersenyum dan menggelengkan kepala saya saja ke bapak dan ibu yang menjual sayuran tersebut. Kalau saya warga Batu, mungkin saya akan belanja disini. Suasananya menyenangkan sich. Segar dan sejuk. Mata juga terbebas dari polutan debu dan asap kendaraan. Kendaraan jarang sekali lewat di sini. Palingan satu atau dua buah motor saja yang melintas. Sayangnya, saya masih harus naik turun angkot untuk sampai ke Malang. Nggak mungkin donk saya belanja sayuran. Hahaha...
Hal menarik lain yang ada di pasar ini adalah penjualan hewan rodentia alias pengerat. Jangan bayangkan tikus dulu yach, soalnya yang dijual di pasar ini kebanyakan kelinci, marmut dan hamster. Hewan-hewan ini lucuuuuuuuuuuu banget! Ajaibnya, para kelinci tersebut berada di sebuah meja tinggi dengan sedikit pembatas kayu, namun, koq gak ada yang berusaha kabur atau loncat yach? Apa mereka sudah dilatih terhadap batasan kecil tersebut yang mungkin akan menyebabkan kaki mereka patah kalau nekad melompat? Uniknya, kelinci-kelinci tersebut saling tumpang tindih sambil makan sayur tanpa ada yang berusaha kabur sama sekali. Jadi pengen beli kelinci! hehehe…sayangnya, saya ingat kembali bahwa saya sedang berlibur disini. Nggak mungkin donk membawa-bawa kelinci kemana-mana. Padahal, di ujung sudut Pasar Songgoriti ini berdiri sebuah rumah makan sate dan sop kelinci. *Gleg*. Apakah kelinci-kelinci lucu ini akan berakhir di panci penggorengan dan perut para pelancong? Walau sedih, tapi sate kelinci enak juga loch…hehehe…

4 komentar:

  1. si bunga kayaknya anthurium deh
    klu di kantor ada rangkaian bunga coba perhatiin. kadang ada juga anthurium-nya

    ReplyDelete
  2. hihihihi....saya nggak tahu namanya....bunganya eksotis plus berbintil2 gitu yach. eksotis dan unik. iya juga sich, abis diperhatikan, rasa2nya pernah liat jenis bunga ini. kayaknya masih satu genus kali yach sama Amorphophallus titanum?

    ReplyDelete
  3. waah..cek dulu di wiki..hehe..
    ternyata anthurium sendiri udah nama genus kok. seperti halnya nama amorphophallus
    tapi anthurium dan titan arum ini ternyata satu familia. mereka sama2 bernaung di bawah bendera keluarga besar: araceae
    (thanks wiki :)

    mulai perhatiin flora nih cak

    ReplyDelete
  4. hihihi...sedikit banyak saya tahu soal si Amorphophallus, soalnya dulu pernah bikin artikel pembanding antara Amorphophallus dan Rafflesia karena sering disalah sebut : bunga bangkai...hehehe

    waku itu aku aku pernah ke Mekarsari, liat perkembangbiakan Amorphophallus fase vegetatif, bentuknya mirip sama yang di foto ini yang Cie bilang Anthurium...:D

    anyway, kayaknya selain kupu2, Cie juga jago banged nich soal flora...boleh nih berguru...hehehe

    ReplyDelete