Sisa-Sisa Dari Penjara Kalisosok Yang Menyeramkan

Dalam perjalanan saya menuju House of Sampoerna di Surabaya Utara, saya menjumpai satu area besar bertembok tinggi dengan sejumlah menara pengawas plus cat tembok kreatif dan warna-warni. “Ini adalah penjara Kalisosok yang sudah tidak digunakan lagi” begitu terang Cak pengayuh becak yang saya tumpangi. Kalisosok, rasanya saya pernah mendengar nama itu….
Kalisosok adalah sebuah daerah di Surabaya Utara, dekat dengan Kembang Jepun dan Rajawali. Di Kalisosok ini, berdiri sebuah penjara tua dari jaman penjajahan Belanda yang kerap digunakan untuk menyiksa para pejuang kemerdekaan Indonesia. Dahulu, Kalisosok terkenal dengan keangkeran dan seramnya tempat ini. Saat ini, selepas masa kemerdekaan Indonesia, penjara tersebut sudah mulai memudar pamornya. Kalisosok banyak menampung para narapidana politik dan kelas berat, terutama jika dikaitkan dengan situasi politik dalam negeri Indonesia pada tahun 1960-1970-an yang sedang panas-panasnya. Saat ini, Kalisosok sudah tidak digunakan lagi sebagai lembaga pemasyarakatan. Begitu informasi sekilas yang saya tahu dan saya dapatkan dari berbagai sumber.
Kalisosok sudah banyak berubah saat ini. Dulu, setiap saya mendengar nama Kalisosok, ingatan saya pasti tertuju ke penjara seram tempat menampung para penjahat ganas. Sekarang, areal luas itu sudah tidak begitu terawat (tampak dari menara pengawas yang sudah berdebu dan terbengkalai). Satu-satunya bagian yang paling terawat adalah dinding luar eks-penjara tersebut yang dicat oleh para seniman kota. Dinding tersebut dicat dan digambari dengan suasana kota yang ramah dan menyenangkan, sangat jauh dari kesan menyeramkan. Konon, menurut informasi yang saya terima, eks-penjara ini mau dijadikan kompleks perhotelan. Entah betul atau tidak. Dinding-dinding yang digambar dan dicat warna warni tersebut memang sangat mencolok dan bisa menjadi objek foto-foto yang sangat panjang karena hampir dari jalan masuk Kalisosok hingga ke arah dalam, hampir dekat dengan House of Sampoerna, dinding tersebut dicat semua bagiannya. Jalanan yang sepi membuat saya nekad berjalan kaki dari House of Sampoerna hingga ke depan, ke Jalan Rajawali. Apabila di bagian kiri, pemandangan yang tersaji berupa dinding Kalisosok yang sudah dicat warna-warni, maka di sebelah kanan adalah rumah-rumah bergaya kuno berdiri dengan kontrasnya. Warna-warni modern dinding luar penjara menjadi begitu kontras dengan warna putih dan oranye kecoklatan bangunan-bangunan tua tersebut. Di satu titik sebelum penjara, saya bahkan menemukan Bioskop Kalisosok yang sudah terbengkalai sama sekali. Cat-cat yang mengelupas, dinding berjamur, tiang spanduk film yang hanya tersisa tiangnya saja menandakan tempat ini sudah ditinggal cukup lama. Mungkin juga sekeliling tempat ini dulunya sangat menyeramkan sehingga pembangunan tidak berjalan terlalu drastis di tempat ini. Siapa tahu?

2 komentar: