Penasaran akan Surabaya pada malam hari membawa saya pada petualangan setengah nekad : melintasi Surabaya pada malam hari dengan berjalan kaki dari Tunjungan Plaza ke Hotel Olympic. Jaraknya lumayan, antara Tunjungan Plaza dan Hotel Olympic tercatat sekitar 2 kilometer melewati Jalan Gubernur Suryo.
Bagaimana saya nggak penasaran? Selepas pulang dari Tunjungan Plaza, lidah ingin mencicipi es krim Zangrandi di dekat Hotel Garden Palace, maka mulailah saya berjalan kaki dengan menganggap bahwa lokasinya terletak cukup dekat. Selepas turun dari plaza, saya memang melihat sejumlah bangunan tua bernuansa antik yang menarik mata saya. Sambil jalan-jalan, saya juga sambil menikmati dan berfoto dengan bangunan tua tersebut. Sesampainya di Zangrandi, ternyata pada hari itu kedai Zangrandi tutup (kedai es krim ini tutup pada hari selasa). Tanggung, ya sudah, berjalanlah saya sekalian sampai ke hotel tempat saya menginap.
Petualangan saya dimulai semenjak keluar dari Tunjungan Plaza. Bangunan Tunjungan Plaza itu sendiri, Hotel Tunjungan, dan bangunan “Occasion” di depan hotel yang berwarna kekuningan sekaligus bernuansa antik art deco (kurang lebih alirannya adalah ini yach). Walaupun jalanannya terkadang agak gelap, namun jalanan yang ramai tidak membuat saya takut sama sekali. Sesekali masih saya jumpai orang yang berjalan di trotoar, baik yang baru pulang kerja atau menunggu kendaraan. Memang, sebagai kota terbesar kedua di Indonesia, predikat ‘keras’ sudah terlanjur melekat pada kota ini. Banyak orang bilang, berhati-hatilah selama di Surabaya. Banyak kejadian kejahatan jalanan yang terjadi. Untungnya, hingga kini, saya merasa aman dan nyaman berjalan kaki di Surabaya, walau malam sekalipun.
Memasuki Jalan Gubernor Suryo (dikenal sebagai Jalan Pemuda) , saya berjumpa dengan trotoar yang lebih lebar lagi dan lebih nyaman plus jalan satu arah. Disini terdapaty sejumlah hotel seperti misalnya Hotel Inna Simpang yang mempertahankan bentuk gaya lama-nya. Kediaman Gubernur Jawa Timur pun berlokasi di jalan ini, tepat berseberangan dengan patung Gubernur Suryo yang menyala kekuningan pada malam hari. Menyebrang di bagian jalan yang ini sudah cukup susah. Harus menggunakan jembatan penyebrangan mengingat melalui zebra cross pun, kendaraan agak-agak susah untuk diberhentikan.
Sisanya, di sepanjang jalan kita bisa melihat Tourist Information Center (Gedung Balai Pemuda) yang beratap kubah berwarna biru donker, air mancur di persimpangan Jalan Pemuda yang bisa berubah warna, Kedai es krim Zangrandi yang tutup pada hari selasa (hiks…), tugu bambu runcing di tengah Jalan Panglima Sudirman yang dapat mengucurkan air ke segala arah, lampu-lampu bentuk hewan di sepanjang jalan (merak,flamingo, bajing, dan lainnya), tempat hang out masyarakat Surabaya pada malam hari yang dikenal sebagai “Sparkling” dimana berisi puluhan cafĂ©, dan perbaikan gorong-gorong jalanan di sisa Jalan Sudirman menuju Jalan Urip Soemohardjo(hati-hati, banyak tutup gorong-gorong yang dilepaskan dan gundukan pasir dan konblok). Kesan saya akan jalan-jalan malam ini adalah menyenangkan dan jauh dari kesan menyeramkan. Mengapa harus takut berjalan di Surabaya pada malam hari? (tentu saja, apabila anda berjumlah lebih dari satu orang akan mengurangi rasa takut tersebut secara signifikan). Masih banyak orang melintas di tempat ini dan terbantu dengan lampu trotoar yang cukup terang pula. Hanya saja, saya yakin tidak ada orang aneh yang berjalan nekad pada malam hari dari Tunjungan Plaza ke Hotel Olympic. Pastinya, mereka lebih memilih angkot kalau ingin berjalan sejauh itu. Buat anda yang ingin menikmati angin malam Surabaya di rute ini (trotoarnya cukup oke), silahkan saja asal jangan lupa mengenakan jaket yach. Udaranya lumayan dingin loch…
Oh yach, menjelang Jalan Urip Soemohardjo, banyak pedagang sayur keluar untuk menjajakan dagangannya sekitar pukul 9 malam. Pada saat ini, mereka mulai menggeliat dan semakin malam semakin kencanglah aktifitas mereka. Lumayan menyegarkan mencium aroma sayur. Jangan harapkan mereka ada pada siang hari. Pada siang hari, aktifitas kantorlah yang merajalela disini. Mereka tidak mungkin ada pada siang hari.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment