Katedral Paroki Hati Kudus Yesus di Malang

Gak jauh dari bundaran Malang, tiba-tiba saja bangunan tinggi ini mencuat, menyolok, menjulang dan menohok langit yang biru bersih. Bangunan ini memang terlihat berbeda dari lingkungan sekelilingnya. Bangunan tinggi berwarna krem ini memang berbeda dengan ruko-ruko di sekelilingnya. Gereja kuno peninggalan Belanda ini telah lama juga menjadi ikon Kota Malang, bersanding dengan Tugu Malang dan Toko Oen. Gereja kuno ini adalah Gereja Katedral Kota Malang. Gereja Katolik ini memiliki nama Gereja Paroki Hati Kudus Yesus.Apa sih yang menarik dari gereja ini? Dilihat sekilas dari arsitekturnya saja, pertanyaan tersebut sudah terjawab. Berhubung gereja ini dibangun pada masa kolonialisme Belanda pada jaman dahulu, gak heran, bentuk bangunannya sangat mengingatkan kita akan bangunan-bangunan di Amsterdam. Halah. Kayak pernah kesana aja. Hehehe…Saya ke gereja ini agak siang pada hari minggu ini. Alhasil, sayang sekali saya nggak bisa ikut misa kudus ekaristi yang berlangsung pagi dan sore hari. Jadi, saya hanya bisa berfoto-foto di depan gereja yang sudah tutup ini. Gerbang utama gereja ini sudah tutup sehingga saya hanya bisa masuk lewat pintu samping yang dijaga satpam. Saya minta ijin untuk berfoto-foto kepada bapak satpam. Mungkin karena potongan saya turis sehingga bapak tersebut mengiyakan saya kali yach, apalagi saya bawa kamera di tangan. Hehehe…
Sayang, tutupnya gereja tersebut juga berarti tutupnya pintu besarnya. Jadi, saya nggak bisa melihat ke dalam gereja ini. Selain bangunan gereja utama, gereja ini juga memiliki bangunan kecil di sebelahnya yang juga berarsitektur Belanda. Mungkin bangunan ini sejenis kapel atau kantor gereja kali yach. Gereja ini terletak di selatan bundaran besar Kota Malang. Dari bundaran besar tersebut, dengan berjalan kaki 5 menit saja anda sudah bisa mencapai gereja ini. Gereja ini berhadapan dengan Pusat Informasi Turis Kota Malang, Toko Oen dan sebuah patung yang tepat berada di tengah-tengah persimpangan (saya kebetulan nggak terlalu mengamati siapa patung yang ada di tengah persimpangan tersebut). Kesulitan saya hanya satu disini. Agak susah menyebrang ke gereja tersebut karena arus lalu lintas yang cukup ramai dan hampir tiada berhentinya di persimpangan ini. Hati-hati sajalah ketika menyebrang.

4 komentar:

  1. Ya pastilah hati2 nyebrang...masa slonong boy...qqqq... ada bundaran ya dimalan?dr ceritamu mengingatkanku pada simpang lima semarang,ada bangunan mencolok juga dibundarannya...apa lg kl bukan lawang sewu...(advanture.wordpress.com Lagi...advanture.wordpress.com lagi...)

    ReplyDelete
  2. wow....saya belum pernah ke Semarang...hehehe...koq ga nulis cerita ttg Lawang Sewu Jeng?

    hehehe...tapi emang rame Jeung....bener deh...mau nyebrang aja susah bener...hehehe. kalau di Jakarta kan gampang tuh...hihihi

    ReplyDelete
  3. Aku sangat merindukan Gereja itu...

    ReplyDelete
  4. datanglah ke Malang, kalau begitu :)

    ReplyDelete