Di Keheningan Gua Batu Tempat Makam Raja Bantimurung Berada

Gua batu adalah objek wisata yang terletak sekitar 800 meter perjalanan dengan kaki dari Air Terjun Bantimurung. Lokasinya berdempetan dengan Danau Toakala yang terlarang untuk dimasuki apalagi sampai dijadikan tempat untuk bermandi! Perjalanan menuju gua ini harus melewati jalan setapak yang cukup baik namun berada di tengah rerimbunan tanaman serta himpitan batu karst di tepi aliran sungai. Objek ini bukanlah objek wisata yang populer mengingat dan melihat hanya segelintir orang yang berkunjung ke gua ini. Kunjungan wisatawan pada umumnya terpusat di air terjun dan hanya berhenti sampai sana saja. Hanya ‘sedikit’ yang nekad naik tangga dan bersusah payah menyusuri jalan setapak ini.
Seperti yang sudah saya utarakan sebelumnya, saya memang tidak terlalu menyukai wisata gua karena gelap dan tidak banyak hal yang bisa difoto. Sama seperti ini, saya pun tidak memasuki Gua Batu karena gelap dan menimbulkan perasaan tidak enak. Anda tahu? Gua ini terletak di rerimbunan pepohonan lebat dan di bawah batu-batu karst. Ditambah dengan suasana sore hari di sekitar Bantimurung dimahna matahari sudah agak condong ke barat, makin tidak enaklah perasaan saya untuk masuk ke dalam gua. Keadaan ini diperparah dengan jumlah pengunjung yang ‘nekad’ datang ke Gua Batu pun tidak ‘nekad’ untuk memasukinya. Kebanyakan pengunjung yang nekad hanya sampai pada Danau Toakala saja. Herannya juga, kebanyakan pengunjung pada umumnya adalah sepasang kekasih alih-alih keluarga atau penjelajah seorang diri seperti saya. Mungkin karena sepinya tempat ini ditambah dengan bangku-bangku taman yang disebar di beberapa titik membuat kegiatan berpacaran menjadi asyik untuk dilakukan di tengah kesepian ini kali yach? Walaupun gua ini memiliki pemandu yang berjaga, lengkap dengan deretan lampu senter yang tampaknya masih baru, saya tetaqp tidak berniat memasukinya. Bahkan ketika pemandu tersebut mengikuti saya dan bercerita tentang Gua Batu tersebut. Maaf yach pak, keberanian saya masih belum cukup untuk masuk ke dalam gua. Hehehe...
Harga pemandu sekaligus ongkos sewa lampu senter adalah Rp. 20.000. Di dalam gua ini terdapat sebuah makam tua yakni Makam Raja Bantimurung yang pernah memerintah di wilayah ini, terutama Bantimurung – Maros dan sekitarnya. Sayang sekali, tidak banyak informasi yang didapatkan mengenai makam dan sejarah Raja Bantimurung. Bahkan saya mendapat kesulitan ketika mencari di jagad belantara internet! Dari kejauhan pintu masuk gua, saya hanya melihat sebuah bentuk makam yang tampaknya tertutup oleh sejenis tenda kain. Itu saja yang dapat saya ceritakan mengenai Makam Raja Bantimurung dan Gua Batu di penghujung Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Menurut salah seorang rekan yang pernah berkunjung kesana, di dalam gua tersebut ada sebuah Gua yang bernama Gua Kasikebo. Entah bagaimana wujud Danau Kasikebo yang berada di dalam Gua Batu ini. Mungkin lain waktu kalau keberanian saya sudah kembali dan saya ditemani rekan seperjalanan, saya akan mencoba memasukinya dan bercerita kepada anda. Mungkin!

2 komentar:

  1. gue udah masuk noh di dalam gua batu, di dalem sana banyak sekali hal yang menarik, seperti tempat bertapanya raja, tempat sholat raja saat iya sedang bertapa, dan air awet muda. pokoknya lo bakalan ngak ngesel kalau masih di dalam gua batu

    ReplyDelete
  2. hai hai! :D terima kasih sudah datang berkunjung yaaa ^^ makasih juga untuk informasinya, semoga bisa membantu mencerahkan teman teman lain yang berniat masuk ke dalam lokasi goa :D. Ilyah sempat mencoba air awet muda-nya kah?

    ReplyDelete