Inilah satu-satunya sarana angkutan yang paling dikenal baik untuk bisa mencapai Toraja. Sebagai satu daerah tujuan wisata yang sudah sangat terkenal, akses menuju Toraja sangat mudah walaupun harus menempuh perjalanan panjang selama 8 jam. Terlebih, orang Toraja sudah berada di perantauan dimana-mana, semakin mudahlah akses menuju Toraja dari berbagai kota. Rekan perjalanan di sebelah saya bukanlah turis namun orang Toraja yang sedang kembali ke kampung halamannya.
Dari Makassar menuju Rantepao, jarak sekitar 300 kilometeran itu harus ditempuh dalam 8 jam perjalanan darat. Walaupun ada pilihan penerbangan dengan pesawat kecil sekitar 45 menit dari Hasanuddin menuju Pongtiku, namun sebaiknya opsi ini kita anulir karena jadwal hanya tersedia pada selasa dan jumat saja dengan kepastian yang diragukan. Sementara itu, bus berangkat setiap hari. Jadi, kalau ada pilihan yang mudah mengapa harus menyusahkan diri? Kesulitannya hanyalah terletak pada jarak tempuh yang cukup lama. Untungnya, wilayah lintasannya berpemandangan indah.
Dari Makassar menuju Rantepao, ibukota Toraja Utara, umumnya bus akan berhenti sebanyak dua kali dengan tempat perhentian yang tidak selalu sama, suka-suka sang supir. Walau demikian, umumnya perhentian berlangsung di sekitar Pare-Pare dan Taman Nasional Bamba Puang walau tidak ada titik yang pasti digunakan sebagai perhentian. Gunanya bus berhenti adalah untuk meregangkan tubuh penumpangnya dan mengembalikan bentuk (maaf) pantat yang sudah tepos karena duduk kelamaan di dalam bus. Oleh karena itu, bus menuju Toraja bervariasi dari segi harga dan fasilitas. Selain bus ekonomi yang biasa, ada bus VIP yang ber AC, sandaran tempat duduk bisa diatur, dan memiliki sandaran kaki. Mantap bukan? Harga tiket bus berkisar antara Rp. 60.000 untuk ekonomi hingga Rp. 80.000 untuk yang VIP. Jangan kuatir, bus ini banyak dilirik turis, bahkan turis mancanegara sekalipun untuk mencapai Rantepao. Tidak ada alasan sama sekali untuk tidak menggunakan bus yang nyaman ini guna mencapai Tana Toraja. Memang sich, ada opsi persewaan mobil. Dengan harga kumulatif yang hampir sama, tingkat kenyamanan yang dimiliki mobil (umumnya kijang atau panther) berbeda dengan bus. Umumnya, bus VIP berukuran lebar dan memiliki area yang lega untuk tempat duduk. Beberapa penumpang bahkan membawa bantal dan selimut sendiri untuk kenyamanan selama di dalam bus. Hal ini yang mungkin tidak bisa anda dapatkan kalau naik mobil dari Makassar menuju Rantepao. Dari segi ukuran saja sudah terlihat mobil tidak bisa menyamai bus walau sebaliknya, bus kalah dalam segi fleksibilitas waktu daripada mobil.
Memang banyak juga orang yang menyewa mobil dari Makassar menuju Rantepao. Pada malam hari sekalipun, bus yang saya tumpangi kerapkali bertemu dengan kendaraan arah balik dari Toraja ke bawah. Untuk anda yang berniat turun di banyak titik dan mengatur waktu perjalanan sendiri, bus tentunya bukan solusi yang pas. Sewalah mobil. Sementara itu, bus umumnya hanya memiliki 2 macam waktu keberangkatan, pagi dan malam hari. Pagi hari, bus berangkat sekitar pukul 7-9 pagi sementara itu, pada malam hari, bus berangkat mulai pukul 8-10 malam. Pilih yang pagi atau malam? Kembali pada kebutuhan anda. Kalau pergi malam hari, anda akan tiba di Rantepao pada esok paginya (jangan lupa, nikmati kabut yang mengelilingi lembah dan bukit di sekitar Toraja). Sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui. Selain bisa tidur di perjalanan, anda bisa menghemat biaya hotel untuk satu malam. Ini yang saya lakukan ketika saya mau menghemat biaya penginapan untuk satu malam. Hehehe...kekurangannya, anda akan melewatkan banyak pemandangan bagus dan menarik sepanjang ruas Makassar – Toraja. Kalau mengambil malam hari, usahakanlah mengambil kelas VIP dengan pertimbangan kursinya cukup nyaman untuk dijadikan tempat tidur. Sebaliknya, pada siang hari, anda akan mendapat bonus aneka macam pemandangan cantik yang memanjakan mata anda selama perjalanan, mulai dari Bukit Karst di Maros-Pangkajene, pulau-pulau kecil di sepanjang pantai di Barru, sawah di Rappang dan Maroangin, Taman Nasional Bamba Puang dan Gunung Buntu Kabbobong di Enrekang serta perbukitan dan kuburan yang mungkin terlewat ketika di dalam wilayah Toraja. Bus akan berhenti sebanyak dua kali untuk membeli oleh-oleh dan makan siang bersama (di luar biaya tiket bus). Walaupun tidak mensyaratkan bus yang nyaman untuk ditiduri, tapi sebaiknya anda mengambil bus ber AC karena selama perjalanan 8 jam, anda akan terpanggang oleh matahari yang menurut saya sich cukup menyengat. Gunakan bus non AC kalau bener-bener kepepet sekali. Saya sendiri kapok naik bus non AC karena kanan, kiri, depan, belakang, sekeliling saya ngebul tak henti-henti sepanjang perjalanan dan tidak memiliki kesadaran sama sekali untuk berhenti walaupun saya sudah menutup hampir seluruh muka saya dengan jaket untuk mengusir bau-bauan busuk dan beracun tersebut.
Oh yah, jangan lupa, untuk anda yang mabuk darat, sebaiknya persiapkan obat antimo dan membawa minyak kayu putih serta kantung plastik kalau-kalau anda ingin mabuk darat. Jalur Enrekang-Toraja terkenal akan tikungan dashyatnya yang bisa bikin perut mual dan bergejolak 15 menit awal. Bersyukurlah anda yang nggak bermasalah dengan mabuk darat, anda mendapat bonus pemandangan indah pegunungan (kalau perginya siang hari). Untuk yang mabuk, pilihannya tinggal bersiap-siap mabuk atau tidur sepanjang perjalanan, yang mana sayang menurut saya. Beberapa nomor bus yang bisa dihubungi untuk mengantarkan anda dari Makassar menuju Toraja adalah : Litha, Bintang Prima, Batutumonga, Pelangi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment